Amerika Serikat Atasi Masalah Kelaparan Warganya dengan Pembukaan Perkebunan

Tak hanya di Afrika dan negara-negara kurang maju lainnya, Amerika Serikat juga memiliki masyarakat yang kelaparan.

oleh Jazilatul Humda diperbarui 23 Apr 2024, 23:52 WIB
Hamparan kebun sawit yang masuk dalam program peremajaan sawit rakyat PTPN V. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Washington D.C - Tak hanya di Afrika dan negara-negara kurang maju lainnya, Amerika juga memiliki masyarakat yang kelaparan. Dilansir dari Feeding Amerika, sebanyak 10 juta rumah tangga di Amerika Serikat melaporkan bahwa mereka tidak tahu harus mendapatkan makanan.

Tak hanya laporan dari Feeding Amerika, Badan Amal Bantuan Kelaparan Domestik terbesar di AS juga mengatakan bahwa setiap minggunya terdapat lebih dari 5,5 juta orang bergantung pada makanan darurat di dapur umum. Tetapi, umumnya makanan yang ditemukan di dapur umum adalah makanan-makanan dalam kemasan botol, kering, atau bahkan kaleng.

Ladang Sukarela untuk Amal

Untuk mengatasi kelaparan dan masalah makanan yang tidak fresh akibat makanan kalengan, sebuah pertanian di Blue Ridge Mountains, Virginia, memiliki ladang yang diperuntukkan untuk mereka yang kelaparan. Berbeda dengan ladang lainnya, panen di ladang ini tidak ada satupun yang masuk ke pasar.

Seorang pensiunan pegawai pemerintah, Bob Blair, memiliki lahan seluas 26 hektar, lalu menyewakannya kepada Volunteer Farm of Shenandoah seharga US$ 1 per tahun. Hanya ada satu staf yang dibayar di pertanian tersebut, yaitu seorang manajer dan koordinator sukarelawan. Sesuai dengan nama pertaniannya, “Volunteer Farm”, pertanian ini bergantung pada para sukarelawan untuk menanam, memanen, dan menyiangi.

Blair mengatakan, dalam tujuh tahun peternakan tersebut beroperasi, setidaknya telah ada 10.000 sukarelawan. Para sukarelawan ini datang dari berbagai negara bagian AS, dan juga ada 26 orang dari negara asing.

Pelajaran yang dapat Diambil

Suatu ketika, sekelompok orang dari Gereja Presbiterian Tinkling Springs datang ke Volunteer Farm dengan berkendara lebih dari 100 kilometer untuk mengumpulkan kentang dari ladang. Mayoritas relawannya, lebih dari 50 orang adalah anak-anak.

Harriet Thompson, salah satu pemimpin Gereja, menceritakan keadaan setelah beberapa jam bekerja di bawah teriknya sinar matahari.

“Anak-anak tertidur dalam keadaan yang sangat lelah, namun mereka tahu bahwa secara fisik dan kenyataan mereka telah membuat perubahan.” Thompson juga mengatakan bahwa ada banyak anggota komunitasnya yang tidak memiliki kemampuan untuk makan. “ada banyak individu dalam komunitas kami yang tidak akan mempunyai cukup uang untuk menghidupi mereka atau keluarga mereka sepanjang minggu jika bukan karena pertanian ini.”

Hasil panen dari pertanian Volunteer Farm didistribusikan melalui tempat penyimpanan makan yang besar. Gudang penyimpanan tempat perwakilan lembaga masyarakat yang lebih kecil, seperti dapur umum juga mendapatkan makanan.

“Tahun lalu kami menerima sekitar 71.000 (31.751,466 Kg) produk segar dari Volunteer Farm. Saat ini kita menghadapi banyak masalah obesitas. Produk segar adalah solusi yang tepat, khususnya bagi anak-anak kita. Produk ini lebih baik bagi tubuh mereka, dan kami dapat menyediakan banyak hal melalui Volunteer Farm.” ujar Teresa Yates, Direktur Operasi Jaringan Bank Makanan Area Blue Ridge.

Peningkatan Permintaan Bantuan

Peningkatan permintaan bantuan makanan telah terjadi selama empat tahun terakhir, mulai dari 65.000 orang per bulan, hingga menjadi hampir 100.000 orang yang mencari makanan untuk keluarga mereka. 

Di Virginia, sebuah komunitas makmur yang berpenduduk sekitar 600 orang, bergantung pada dapur umum Seven Loaves untuk memberi makan keluarga mereka. Makanan yang dibagikan oleh Seven Loaves berasal dari berbagai sumber. Namun, sebagian besar makanan yang diterima dalam bentuk kaleng atau kotak, sehingga menjadikan makanan yang diterima dari Volunteer farm sangatlah istimewa.

Sepanjang tahun 2010, Volunteer Farm telah memanen sekitar 5.500 Kilogram sayuran dan makanan, dan terus bertambah hingga pertengahan Oktober.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya