Mengenal Hari Perempuan Internasional yang Diperingati 8 Maret, Momen untuk Dukung Kesetaraan Gender

International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan tanggal 8 Maret setiap tahunnya.

oleh Fitria Putri Jalinda diperbarui 08 Mar 2024, 17:30 WIB
Ribuan perempuan di Pakistan berunjukrasa menentang kekerasan terhadap kaumnya (AFP/Arif Ali)

Liputan6.com, Jakarta - International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan tanggal 8 Maret setiap tahunnya. 

Hari ini adalah hari global untuk merayakan pencapaian sejarah, budaya, dan politik perempuan. 

Hari perempuan internasional ini diperingati juga untuk mendukung tindakan melawan ketidaksetaraan gender di seluruh dunia. 

Pada perayaan ini organisasi besar dan kecil bersatu untuk menunjukkan kepada perempuan betapa berharganya mereka dalam masyarakat saat ini.

Hari ini dipelopori oleh seorang aktivis politik dan pembela hak-hak perempuan, Susan B. Anthony.

Setelah perang saudara, ia memperjuangkan amandemen ke-14 yang dimaksudkan untuk memberikan kewarganegaraan Amerika kepada semua orang Amerika yang dinaturalisasi dan kelahiran asli dengan harapan hal itu akan mencakup hak pilih. 

Meskipun amandemen tersebut diratifikasi pada tahun 1868, namun hal itu tetap tidak menjamin suara mereka. 

Pada tahun 1869, National Woman Suffrage Association (NWSA) atau Asosiasi Hak Pilih Perempuan Nasional, didirikan oleh Elizabeth Cady Stanton dann Susan B. Anthony untuk melanjutkan perjuangan hak-hak perempuan. 

Pada awal tahun 1900-an, perempuan mengalami ketidaksetaraan upah, kurangnya hak untuk memilih, dan terlalu banyak bekerja.

Menanggapi hal tersebut, pada tahun 1908 sebanyak 15.000 perempuan melakukan demonstrasi di Kota New York untuk menuntut hak-hak mereka. 

Dan pada tahun 1909, Hari Perempuan Nasional pertama kali diperingati sesuai dengan deklarasi oleh Social Party of America atau Partai Sosialis Amerika dan dirayakan pada hari minggu terakhir di bulan Februari sampai tahun 1913.


Konferensi Perempuan Internasional

Ilustrasi emansipasi wanita. (Image by Freepik)

Konferensi Perempuan Internasional kemudian diselenggarakan pada Agustus 1910 oleh Clara Zetkin, seorang aktivis hak pilih Jerman dan pemimpin Women's Office di Partai Sosial Demokrat di Jerman.

Clara mengusulkan a special Women’s Day, hari khusus untuk perempuan diselenggarakan setiap tahun dan International Women’s Day (Hari Perempuan Internasional) diperingati pada tahun berikutnya di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss, dengan lebih dari satu juta orang menghadiri demonstrasi tersebut.

Pada 18 Agustus 1920, Amandemen ke-19 diratifikasi dan perempuan kulit putih diberikan hak untuk memilih di AS.

Gerakan pembebasan terjadi pada tahun 1960an dan upaya tersebut menghasilkan disahkannya Undang-Undang Hak Pilih, yang memberikan hak kepada semua perempuan untuk memilih.

Ketika internet menjadi lebih umum, feminisme dan perjuangan melawan ketidaksetaraan gender mengalami kebangkitan. 

Sekarang Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tahunnya seiring dengan harapan dan upaya untuk menciptakan masyarakat yang setara. 


Kronologi Terciptanya Hari Perempuan Internasional

Ilustrasi zodiak, kreatif, cerdas, wanita, santai, bahagia. (Freepik)

1869, The NWSA Forms atau Formulir NSWA: Asosiasi Hak Pilih Perempuan Nasional didirikan oleh Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Stanton untuk mengadvokasi hak-hak perempuan.

1911, A day for Women atau Hari Untuk Perempuan: Clara Zetkin mengusulkan perayaan Hari Perempuan, dan Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tahun mulai tahun 1911.

1965, All Women Can Vote atau Semua Perempuan Bisa Memilih: Gerakan pembebasan perempuan memperjuangkan politik, pekerjaan, keluarga, dan seksualitas dan semua perempuan diberi hak untuk memilih.

2000: New Age Feminism atau Feminisme Zaman Baru: Dengan meningkatnya era internet, pesan feminisme menjadi satu kesatuan dengan arah yang terfokus.

Biasanya pada hari ini, semua perempuan berkumpul untuk merayakan kemajuan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan pada Hari Perempuan Internasional.

Mereka menerima banyak dukungan dari laki-laki yang memberi mereka bunga atau hadiah lainnya.

Tradisi ini juga meluas ke lembaga pendidikan dan tempat kerja.

Para pemimpin perempuan yang menginspirasi dan perempuan yang memiliki kisah sukses di berbagai bidang kehidupan menjadi sorotan untuk mendorong dan mempengaruhi perempuan lain di seluruh dunia.


Kisah Inspiratif Dua Putri Kerajaan

ilustrasi perempuan inspiratif/copyright unsplash.com/Chris Ainswort

Untuk merayakan hari ini, tidak lengkap rasanya tanpa mengetahui kisah tentang sosok-sosok perempuan inspiratif.

Berikut adalah sosok perempuan Inspiratif dunia:

1. Putri Ameerah bint Aidan bin Nayef Al-Taweel Al-Otaibi

Putri Ameerah al-Taweel. (Instagram/@ameerah_alt)

Putri Ameerah bint Aidan bin Nayef Al-Taweel Al-Otaibi, atau lebih dikenal sebagai Putri Ameerah al-Taweel adalah putri kerajaan Arab Saudi yang dikenal dengan kedermawanan dan aktivismenya.

Pada tahun 2009, sang putri mendirikan Yayasan Alwaleed Bin Talal atau lebih dikenal dengan nama Alwaleed Philanthropies.

Kemudian tahun 2012, ia juga mendirikan Tasamy. Tahun berikutnya Ameerah mendirikan Times Entertainment.

Selain itu, putri kerajaan Saudi ini juga merupakan seorang aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan di Arab Saudi.

Ia aktif menyuarakan tentang hak-hak sipil dasar bagi perempuan, hak untuk mendapatkan pendidikan atau pekerjaan, dan hak mereka untuk mengemudi.

Kedermawanan sang putri sudah sangat mendunia. Ia rela berkeliling dari satu negara ke negara lainnya untuk mengikuti berbagai kegiatan amal.

 

2. Putri Alexandra dari Luxembourg

Putri Alexandra dari Luxembourg. (Grand Ducal court of Luxembourg)

Sang putri adalah satu-satunya anak perempuan dari Grand Duke dan Duchess of Luxembourg. Putri Alexandra saat ini berada di urutan keenam pewaris takhta.

Setelah menamatkan pendidikan, Alexandra bekerja di bidang jurnalisme di Timur Tengah sekaligus berhasil menyelesaikan magangnya di Dewan Keamanan PBB.

Baca selengkapnya di sini... 

Infografis 10 Daftar Pahlawan Nasional Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Tri Yasnie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya