Beda Pandangan Soal Konflik Israel Vs Hamas, Hubungan AS-Indonesia Terpengaruh?

Konflik antara Israel dan Hamas menghantui hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Mar 2024, 17:45 WIB
Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS Melissa A. Brown dalam peringatan 75 tahun hubungan AS-Indonesia, Rabu (6/3/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Perang Israel Vs Hamas merupakan isu global yang menjadi salah satu kerikil antara Amerika Serikat dan Indonesia.

Ini lantaran posisi dan pandangan kedua negara yang berbeda dalam isu tersebut, di mana Indonesia aktif menyerukan kemerdekaan bagi Palestina sementara AS secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Israel.

Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS Melissa Brown kemudian menjawab keresahan tersebut, menyebut bahwa kedua negara yakni AS dan Indonesia memiliki harapan yang sama terkait masalah tersebut.

"Saya tidak akan pernah berbicara mewakili pemerintah Indonesia, namun saya pikir kita mempunyai harapan mendasar terhadap masa depan situasi tersebut. Kami memiliki beberapa kesamaan (terkait isu tersebut)," kata Brown dalam perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia di @america, Rabu (6/3/2024).

Melissa Brown menegaskan bahwa pemerintah AS memiliki sejumlah prioritas utama dalam memandang konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas, yang berdampak pada warga Gaza.

"Seperti apa yang dikatakan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris selama beberapa hari terakhir bahwa mereka benar-benar fokus pada tiga hal," kata dia.


Tiga Prioritas Utama AS

Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS Melissa A. Brown dalam peringatan 75 tahun hubungan AS-Indonesia, Rabu (6/3/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Tiga hal tersebut yakni:

Pertama, memastikan pembebasan semua sandera.

"Dalam hal ini bukan hanya sandera Israel, termasuk juga saya berbicara dengan teman-teman saya di kawasan, termasuk di Thailand," kata Brown.

Kedua, akses terhadap bantuan dan memastikan bahwa orang-orang bisa mendapat bantuan yang diperlukan serta memastikan bahwa akses tersebut difasilitasi.

"Kita tahu bahwa hal itu memang diperlukan. Ini situasi darurat yang serius, dan ini bukanlah sesuatu yang bisa ditunggu," tegasnya.

Ketiga, terus mendorong gencatan senjata. Brown menyebut bahwa AS berharap bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlangsung setidaknya selama enam minggu.

"Namun, kami berencana untuk melakukannya lebih jauh lagi. Saya pikir gencatan senjata adalah kepentingan kita," ungkap Brown. 


Joe Biden Ingin Gencatan Senjata Hamas Vs Israel Berlaku Awal Ramadan

Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Presiden Joe Biden berharap kesepakatan gencatan senjata atas perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dapat berlaku pada awal Ramadan. Bulan suci bagi umat Islam ini akan dimulai pada 10 atau 11 Maret.

Ketika ditanya hal tersebut, Biden mengatakan, "Saya berharap demikian. Kami masih bekerja keras untuk mewujudkannya."

Pernyataan orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) itu muncul di tengah ketegangan negosiasi gencatan senjata dan meningkatnya tekanan terhadap Biden untuk membantu mengurangi konflik.

Sumber yang dekat dengan perundingan mengungkapkan kepada Reuters bahwa kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan akan mencakup jeda 40 hari atas semua operasi militer sejak awal Ramadan dan peningkatan aliran bantuan ke Jalur Gaza.

Baca selengkapnya...

Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya