Liputan6.com, Yogyakarta Limbah ternak memiliki nilai tambah yang tinggi jika dapat diolah dengan benar. Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UGM, Nanung Agus Fitriyanto mengatakan potensi limbah ternak sangat besar untuk dikembangkan salah satunya menjadi biogas.
“Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan energi biogas, yakni hasil pengolahan feses melalui digesti anaerobik untuk menghasilkan metana,” tuturnya saat menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul Strategi Mengurangi Dampak Limbah Industri Peternakan Melalui Pemanfaatan Bahan Lokal di Balai Senat UGM, Selasa, (5/3/2024).
Nanung menjelaskan masyarakat dapat memanfaatkan biogas ini untuk sumber energi listrik atau panas bagi peternakan. Terlebih, dari penelitian sebelumnya diketahui biogas yang telah dipurifikasi untuk menghilangkan CO2, H2O, dan H2S, memiliki peluang untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Baca Juga
Advertisement
"Selain itu, sludge hasil digesti anaerob feses ternak, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau sebagai media alternatif budidaya jamur merang yang mempunyai nilai ekonomi tinggi," tambahnya.
Ia mengatakan jenis limbah ternak seperti limbah padat berupa bulu unggas pada industri pemotongan ayam juga tidak dapat dikesampingkan. Bulu unggas mengandung protein keratin yang tinggi, yang susah terdegradasi oleh tanah sehingga perlu memanfaatkan enzim hasil mikroorganisme untuk mencerna bulu unggas agar dapat menjadi produk bernilai ekonomis.
“Produk hasil ikutan ternak juga mempunyai peluang untuk bisa meningkatkan added value dari turunan produk-produk hasil ternak,” ucapnya.
Peluang Bisnis Baru
Nanung menyatakan pentingnya inovasi untuk pengembangan produk-produk baru memanfaatkan limbah peternakan ini bisa menciptakan peluang bisnis baru. Hal ini membutuhkan kombinasi dari inovasi teknologi, manajemen penanganan limbah yang efektif, dukungan regulasi, dan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan dalam rantai industri peternakan.
"Kesadaran akan potensi pengembangan limbah peternakan dapat membantu menciptakan sistem peternakan yang lebih berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan," tambahnya.
Nanung mengatakan penanganan limbah ternak ini harus menjadi salah satu agenda prioritas yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan yang lain. Kondisi ini penting karena akan menjamin keberlanjutan industri peternakan dan menghindari potensi permasalahan sosial yang ada.
"Komunitas sebagai representasi masyarakat dan pihak yang merasakan dampak langsung dari keberadaan limbah industri peternakan, juga harus memiliki peran aktif dalam mengontrol aktivitas industri peternakan yang ada," ungkap dia.
Advertisement