Liputan6.com, Jakarta - Gus Iqdam dai viral asal Blitar menjelaskan bagaimana ciri-ciri sosok orang cerdas. Dalam membuka tentang hal ini sangat sederhana, mudah dicerna, termasuk dengan contoh yang sangat mudah dimengerti.
Gus Iqdam menjelaskan hal ini dalam sebuah rutinan di Markas Sabilu Taubah Blitar, yang diunggah akun TikTok @lutfi salma.
Untuk diketahui, orang cerdas tidak hanya didefinisikan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga melibatkan keterampilan sosial, kecerdasan emosional, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi.
Kecerdasan intelektual tercermin dalam kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, dan mensintesis informasi dengan efektif. Daya ingat yang kuat dan kemampuan memecahkan masalah kompleks sering kali menjadi ciri khas orang cerdas.
Di samping itu, kecerdasan emosional juga menjadi aspek penting dalam mendefinisikan seseorang yang cerdas. Kemampuan mengenali dan mengelola emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, menciptakan landasan yang kuat untuk hubungan interpersonal yang sehat.
Orang cerdas mampu memahami dinamika sosial, berkomunikasi secara efektif, dan beradaptasi dengan berbagai konteks sosial.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Orang Cerdas Orang yang Seperti Ini
Kembali ke Gus Iqdam, ia secara tegas menyatakan orang yang cerdas itu orang yang selalu mengingat kematian.
"Uwong nek cerdas kui wong sing eling kematian," ujar Gus Iqdam.
Alasannya, jika seseorang ingat akan kematian tidak akan terlalu mengejar dunia, tidak menggebu-gebu sekali. Orangnya juga akan tenang, maukapan saja dipanggil yang Maha Kuasa tenang.
"Wong sing eling kematian, ora nemen-nemen olehe kedunyan," kata Gus Iqdam.
Tapi orang-orang yang lupa tentang kematian, seolah-olah hidupnya akan panjang sekali umurnya, dicoba saja, pasti mikirnya ruwet, masa depan begini begitu dan sebagainya.
"Lha wong masa depannmu karo de'e tidak sesuai konsep yang kamu rencanakan. Pacar disuwukke barang dilalah nikahe karo wong liyo," tambah Gus Iqdam.
Advertisement
Manfaat Mengingat Kematian
Sementara menukil muslim.or.id berikut beberapa faedah atau manfaatmengingat kematian
1. Mengingat kematian adalah termasuk ibadah tersendiri, dengan mengingatnya saja seseorang telah mendapatkan ganjaran karena inilah yang diperintahkan oleh suri tauladan kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu’ dalam shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
3. Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah. Karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit kelak, ia pasti akan berjumpa dengan Allah. Jika tahu bahwa ia akan berjumpa Allah kelak padahal ia akan ditanya tentang amalnya didunia, maka ia pasti akan mempersiapkan jawaban.
4. Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه
“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehiupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).
5. Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zholim. Allah Ta’ala berfirman,
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.” (QS. Al Muthoffifin: 4). Ayat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang berlaku zholim dengan berbuat curang ketika menakar. Seandainya mereka tahu bahwa besok ada hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan berbuat zholim seperti itu.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul