Liputan6.com, Yogyakarta - Berbukalah dengan yang manis merupakan kalimat yang sudah tidak asing lagi di telinga, terutama saat Ramadan tiba. Kalimat tersebut begitu melekat dan masih terus diingat hingga kini.
Kalimat tersebut sebenarnya berasal dari tagline produsen teh kemasan, Tehbotol Sosro. Jika dilihat dari akun media sosial X @tehbotolsosroID, tagline ini kali pertama diungkapkan saat Ramadan 2014.
"Tehbotol Sosro di moment Ramadan dengan tagline 'Berbukalah dengan yang Manis'," tulis akun tersebut pada April 2014.
Baca Juga
Advertisement
Meski sudah sepuluh tahun berlalu, tagline ini masih terus diingat di setiap momen Ramadan. Bahkan, ada yang menyalahartikan bahwa kalimat tersebut adalah anjuran hadis yang mengharuskan Muslim berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis.
Mengutip dari berbagai sumber, pada dasarnya tidak ada hadis yang secara khusus menerangkan tentang berbuka dengan makanan atau minuman manis. Dalam Al-Qur'an hanya dianjurkan untuk berbuka puasa dengan kurma dan air putih.
Adapun hadis yang mendekati anjuran makan makanan manis adalah hadis Rasulullah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Hadis ini tidak menyebutkan secara langsung tentang berbuka dengan yang manis. Namun, sejumlah ulama beranggapan bahwa kurma adalah makanan manis.
Hadis lain mengatakan bahwa Rasulullah SAW menyukai sesuatu yang manis untuk berbuka. Hadis ini berbunyi, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, "Minuman yang paling disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah yang dingin dan manis.” (HR Ahmad & At Tirmidzi).
Tidak Khusus Menerangkan
Sama seperti sebelumnya, hadis tersebut juga tidak secara khusus menerangkan bahwa minuman dingin dan manis adalah anjuran untuk berbuka. Sementara itu, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menafsirkan minuman manis memiliki dua arti, yakni minuman kesukaan Rasulullah yang berasal dari mata air segar yang manis atau minuman berupa campuran madu dan kurma.
Dengan demikian, tidak ditemukan hadis mengenai anjuran berbuka dengan yang manis, sehingga anjuran tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW. Meski demikian, beberapa ulama ada yang menganjurkan berbuka dengan makanan manis, yakni semacam ruthab atau tamr.
Mengonsumsi dua jenis kurma itu saat berbuka puasa bertujuan untuk memulihkan penglihatan menurun setelah puasa. Jika dua jenis kurma tersebut tidak ada, maka bisa diganti dengan makanan manis.
Sementara itu, menurut kesehatan, berbuka dengan makanan atau minuman manis ada aturannya. Mengutip Halodoc, berbuka dengan yang manis memang baik, tetapi jangan berlebihan.
Asupan gula untuk tubuh sebaiknya tidak lebih dari dua sendok makan atau sekitar 50 gram sehari. Jumlah tersebut sudah termasuk gula meja, madu, sirup jagung, sukrosa, dan pemanis lain.
Makanan dan minuman manis lebih dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa, dibandingkan waktu sahur. Hal itu dikarenakan selama kurang lebih 12 jam tubuh tidak mendapatkan asupan apa pun, sehingga kadar gula darah perlu segera dikembalikan. Itulah alasan kurma disarankan saat berbuka puasa karena memiliki rasa manis yang alami.
Untuk memenuhi kebutuhan asupan gula lima sendok perhari, kamu bisa mengaturnya dengan cara 1–2 sendok pada saat sahur, dan 2–3 sendok waktu berbuka puasa. Prinsip dasarnya adalah asupan gula saat sahur tidak boleh lebih banyak dari asupan gula saat berbuka puasa karena terlalu banyak makan manis saat sahur bisa menimbulkan rasa mudah lapar yang dapat mengganggu kelancaran puasa.
Penulis: Resla
Advertisement