Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau Prabowo-Gibran merancang program makan siang gratis bagi pelajar.
Program ini mendapat kritikan dari Pengamat Ekonomi Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita. Ia menilai dalam kacamata 'kebijakan publik', kebijakan makan siang gratissifatnya sangat suplemental, bukan fundamental.
Advertisement
Artikel mengenai program makan siang gratis ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis 7 Maret 2024:
1. Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Disebut Kebijakan Robin Hood
Pengamat Ekonomi Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita, menilai dalam kacamata 'kebijakan publik', kebijakan makan siang gratis sifatnya sangat suplemental, bukan fundamental.
Menurutnya, program tersebut akan berkorelasi dengan kecukupan gizi anak-anak, sehingga mereka bisa belajar dengan fokus dan serius. Tapi tidak akan merubah struktur ekonomi politik nasional karena tidak akan mengurangi ketimpangan dan juga tidak akan mendorong terjadinya keadilan ekonomi.
Simak berita selengkapnya di sini
2. Masih Ada 14 BUMN Sakit, Target Dibubarkan Erick Thohir?
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap lagi rencana pemangkasan jumlah perusahaan pelat merah. Dia mengatakan, ada kategori khusus yang menjadi target pembubaran.
Erick Thohir menegaskan, kriteria itu merujuk utamanya pada kinerja perusahaan. Diketahui, ada 14 BUMN dan 1 anak usaha BUMN yang masuk dalam kategori sakit. Saat ini, penanganannya ada di tangan PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA.
"Ya kalau yang bisa diselamatin ya kita selamatin," ungkap Erick.
Advertisement
3. Kelapa Reject Bakal Diolah Jadi Biodiesel
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menangkap peluang baru sebagai sumber bahan baku biodiesel hingga bioavtur. Tercatat ada potensi dari kelapa sebagai sumber bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera mengatakan, ada arah menuju biodiesel dengan 100 persen (B100) dari minyak nabati. Selama ini, campurannya berasal dari minyak kelapa sawit sebesar 35 persen atau B35.
"Suatu saat bisa B100, kemudian juga sebagian ini kan untuk bioavtur juga, diesel. Nah ternyata ada potensi juga dari kelapa. Justru kelapa ini dari kelapa yang reject (tak layak)," ucap Dida.