Maladewa Teken Kesepakatan Pertahanan dengan China Jelang Pasukan India Angkat Kaki

Sekitar 89 personel militer India di negara itu akan angkat kaki dari Maladewa pada 10 Mei setelah sebelumnya diperintahkan keluar oleh Presiden Mohamed Muizzu yang pro-China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Mar 2024, 12:16 WIB
Presiden Maladewa Mohamed Muizzu yang disebut pro-China (AFP).

Liputan6.com, Male - Maladewa menandatangani perjanjian bantuan militer dengan China setelah memerintahkan pasukan India pergi dari negara kepulauan itu. Hal tersebut diungkapkan para pejabat setempat pada Selasa (5/3/2024).

Sekitar 89 personel militer India di negara itu akan angkat kaki dari Maladewa pada 10 Mei setelah sebelumnya diperintahkan keluar oleh Presiden Mohamed Muizzu yang pro-China.

Kementerian Pertahanan Maladewa menuturkan mereka menandatangani perjanjian mengenai penyediaan bantuan militer China pada Senin (4/3) malam. Perjanjian itu, sebut mereka, gratis dan untuk membina hubungan bilateral yang lebih kuat. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut yang diungkapkan. Demikian seperti dilansir CNA, Kamis (7/3).

Hubungan antara Maladewa dan India kaku sejak Muizzu memenangkan pemilu pada September 2023.

India menganggap Maladewa berada dalam lingkup pengaruhnya, sementara Maladewa sendiri telah bergeser ke orbit China, yang merupakan kreditor eksternal terbesarnya.

Muizzu, yang mengunjungi Beijing pada Januari di mana dia menandatangani sejumlah perjanjian infrastruktur, energi, kelautan dan pertanian, membantah berupaya mengubah keseimbangan regional dengan memasukkan pasukan China untuk menggantikan pasukan India.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menuturkan kepada wartawan pada Selasa bahwa China melakukan yang terbaik untuk bersama-sama membangun kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif dengan Maladewa.

"Kerja sama normal antara China dan Maladewa tidak menargetkan pihak ketiga mana pun dan tidak mengalami campur tangan pihak ketiga mana pun," tambahnya.


Izinkan Kapal China Berlabuh

Ilustrasi tempat wisata Maafushivaru, Maladewa. (Dok. Mohamed Thasneem/Unsplash)

Bulan lalu, Maladewa mengizinkan kapal penelitian China untuk memasuki perairannya sebagai tanda reorientasi diplomatik negara tersebut ke arah China dan menjauh dari India.

Xiang Yang Hong 3 milik China tiba di Male setelah ditolak izin berlabuhnya oleh Sri Lanka menyusul keberatan dari India, yang menjulukinya sebagai kapal mata-mata.

China, ungkap Kementerian Kesehatan Maladewa, juga memberikan 12 ambulans listrik ke negaranya pada Minggu (3/3).


Alasan Pasukan India Berada di Maladewa

Pantai berpasir putih, Maladewa. (Unsplash/Matheen Faiz)

India menuturkan bahwa tentaranya hadir di Maladewa untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis bagi penduduk di pulau-pulau terpencil di negara itu. Selain itu, India memberikan Maladewa dua helikopter dan satu pesawat Dornier, yang sebagian besar digunakan untuk pengawasan laut, operasi pencarian dan penyelamatan, serta evakuasi medis. Operasi ini dikendalikan oleh pasukan India.

Secara tradisional, Maladewa dan India disebut memiliki hubungan yang kokoh, di mana Maladewa bergantung dengan New Delhi untuk kebutuhan pokok penduduknya, termasuk beras, sayuran, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan.

Namun, ketergantungan pada India dan campur tangan India dalam politik dalam negeri Maladewa telah menimbulkan kekhawatiran. Pasca Muizzu terpilih pada November, dia menjalankan kampanye "India Out" dan menyebut pengaruh India sebagai ancaman terhadap kedaulatan negaranya dan berjanji untuk mengeluarkan pasukan India.


Alasan Maladewa Jadi Rebutan

PM India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping memimpin dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir. (AP/Manish Swarup)

India dan China disebut bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Maladewa mengingat lokasinya yang strategis.

Negara kepulauan tersebut terletak di sepanjang salah satu jalur perdagangan maritim tersibuk di Samudra Hindia, yang dilalui oleh hampir 80 persen impor minyak China.

Bagi India, potensi kehadiran militer China di Maladewa akan dianggap sebagai ancaman bagi wilayahnya sendiri.

Adapun China dan Maladewa meningkatkan hubungan mereka menjadi kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif selama kunjungan kenegaraan Muizzu ke Beijing pekan lalu.

Menurut data Bank Dunia, Maladewa berutang sebesar USD 1,37 miliar atau sekitar 20 persen utang publik kepada China.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya