Liputan6.com, Surabaya - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut KTT Khusus ASEAN-Australia menghasilkan dua dokumen, yaitu Melbourne Declaration dan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement.
“Melbourne Declaration berisi arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya ke depan,” ujar Retno Marsudi dalam transkrip keterangan persnya mengenai KTT yang berlangsung di Melbourne pada 4-6 Maret, dan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Advertisement
Sementara itu, ASEAN-Australia Leaders Vision Statement merupakan visi para pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi.
Diselenggarakan untuk memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dengan Australia, tema dalam KTT tersebut adalah “A Partnership for the Future”.
KTT itu sendiri secara garis besar dibagi dalam dua sesi, dengan sesi pertama membahas “Future ASEAN- Australia Cooperation” dan “The Three ASEAN Cooperation Pillars”.
Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa tahun lalu, Australia merilis dokumen strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara, yang dibuat oleh Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore
“Inti dari laporan Nicholas Moore tersebut sebenarnya merupakan sebuah pendekatan baru yang akan dilakukan oleh Australia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara."
"Di mata Australia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, kedekatan geografi tentunya, komplementaritas ekonominya, dan merupakan bagian dari upaya Australia untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” kata Retno Marsudi.
Di dalam laporan tersebut terdapat empat hal besar yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran (raising awareness), menghilangkan hambatan (removing blockages), pembangunan kapasitas (building capacities), dan memperdalam investasi (deepening investment).
Menambah Fasilitas Startup di 4 Kota di ASEAN
Sementara 10 sektor prioritas yang akan diprioritaskan adalah pertanian dan pangan, sumber daya alam, transisi energi bersih, infrastruktur, pendidikan dan keterampilan, pariwisata, kesehatan, ekonomi digital, layanan profesional dan keuangan, serta industri kreatif.
“Sebagai implementasi dari pendekatan baru berdasarkan laporan Moore, Australia telah meluncurkan ASEAN-Australia Center yang juga merupakan bentuk dukungan dari implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP),” ujar Retno.
Australia juga disebutnya memberikan 55 beasiswa magister dan 55 beasiswa non gelar di bidang kerja sama AOIP bagi negara ASEAN dan Timor Leste, serta menambah pusat fasilitasi startup Australia di empat kota di ASEAN, termasuk di Indonesia dan Vietnam.
“Sebelumnya fasilitas seperti ini sudah ada di Singapura,” tutur Retno.
Australia merupakan mitra dialog pertama ASEAN dan juga merupakan mitra pertama yang memiliki Kemitraan Strategis Komprehensif dengan ASEAN.
Advertisement