Wamendag Minta Pedagang Kecil Melek Teknologi AI agar Tak Tertipu

Kementerian Perdagangan juga mengantisipasi adanya dampak negatif dari perkembangan teknologi. Salah satunya, menyalahgunakan data pribadi.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 07 Mar 2024, 15:30 WIB
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga memastikan, bila pelaku perdagangan tak terkecuali para pedagang kecil untuk melek teknologi Artificial Inteligent (AI).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga meminta kepada pelaku perdagangan tak terkecuali para pedagang kecil untuk melek teknologi Artificial Inteligent (AI). Hal ini dilakukan agar mereka tak tertipu terutama dalam penggunaan data diri hingga akses jual beli.

Jerry menjelaskan, dengan perkembangan teknologi dan AI seharusnya bisa disambut baik oleh para pelaku sektor perdagangan. SAlah satu contoh yang adalah digitalisasi pembayaran yang saat ini mudah dilakukan dengan adanya QRIS. Oleh karena itu, ia pun berharap agar para pedagang bisa menggunakan kepintaran buatan ini.

"Dari sisi pedagang bisa membantu mengurus pembukuan keungannya untuk bisa digunakan sebagai ajuan pinjam modal, lebih rapih, tinggal print, tidak usah tulis tangan," katanya dalam diskusi International Conference bertema Regulating Technology in Asia: Prospect and Challenges di UPH Tangerang, Kamis (7/3/2024).

Meski begitu, Kementerian Perdagangan juga mengantisipasi adanya dampak negatif dari perkembangan teknologi. Salah satunya, menyalahgunakan data pribadi. Pihaknya melakukan peningkatan regulasi dalam penggunaan teknologi di perdagangan, yang juga berkoordinasi dengan lintas Kementerian yang mengatur soal AI ini.

"Soal dampak negatif, tentunya ini kita bersinergi dengan lintas kementerian. Contoh misalnya sudah ada Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi yang itu dicetuskan bersama dengan pemerintah dan DPR kalau di pemerintahnya dengan Kominfo. Nah ini saya pikir bentuk langkah yang jelas dan tegas.  Pesannya jelas, bahwa jangan sampai hal-hal yang negatif itu digunakan untuk merugikan konsumen.  Nah makanya kita punya peraturan," ujarnya.

Selain UU Perlindungan Data Pribadi, pengawasan juga dilakukan dengan melibatkan Satgas Waspada Investasi adalah sebuah gabungan antara Kementerian Pertagangan, OJK, lalu juga dengan kepolisian, aparat penegak hukum. Hal ini dilakukan untuk memastikan kalau ada hal-hal yang bisa merugikan masyarakat khususnya konsumen dalam penggunaan data-data, lalu mungkin transaksi-transaksi online, bisa langsung ditindak.

Antisipasi 

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Acara, Prof Udin Silalahi mengatakan, dari diskusi itu pihaknya memberikan edukasi mengenai bagaimana mengantisipasi teknologi, karena perkembangan teknologi itu begitu cepat.

"Seperti yang disebutkan Pak Wamen tadi ya. Jadi itu inovasi itu terlebih dahulu, baru aturan itu menyusul. Nah itu kejar-kejaran sebetulnya. Oleh karena itu baseline itu pemerintah harus bergerak cepat,”katanya.

Hingga saat ini, Indonesia sudah ada beberapa peraturan, salah satu contohnya mengenai transaksi elektronik, undang-undang ITE, undang-undang perdagangan. Tetapi, belum cukup untuk bisa mengantisipasi perkembangan teknologi seperti sekarang.

“Oleh karena itu, dari UPH mencoba mengundang para ekspertis ahli-ahli dari Asia dan juga dari Australia untuk bertemu bersama-sama untuk mendiskusikannya," ungkapanya.


3 Kehebatan AI di Sektor Bisnis, Apa Saja?

Ilustrasi teknologi, Iptek. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Sebelumnya, kecerdasan buatan, atau artificial intelligence (AI), berkembang terus dan kini, telah hadir teknologi generative AI yang sudah memicu berbagai ide baru, termasuk di dunia bisnis, tentang cara memanfaatkannya untuk memajukan bisnis.

Generative AI, atau Gen AI adalah adalah kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan teks, gambar, dan bahkan video dari data yang diterimanya. Sebab itu, dunia bisnis tertarik untuk menggunakan Gen AI untuk meramu berbagai bahan, seperti laporan keuangan, yang dibutuhkan untuk pengoperasian bisnis.

Steve Nouri, founder AI4Diversity, sebuah inisiatif nirlaba yang berfokus pada pemanfaatan AI, mengatakan bahwa sifat Gen AI yang terbuka membuatnya mudah diakses oleh khalayak umum, termasuk bisnis.

“Gen AI terbuka untuk diakses oleh siapa saja, dan inilah yang membedakannya dari AI terdahulu. Berkat sistemnya yang terbuka, AI yang dulu sekedar fitur yang tertanam di produk lain kini sudah bisa berdiri mandiri dan membawa nilai tersendiri bagi pengguna,” kata Steve disela-sela Mekari Conference 2023, ditulis Jumat (27/10/2023).

Steve dan pelaku teknologi serta bisnis lainnya kemudian menerangkan cara-cara Gen AI akan membantu perusahaan memperkuat bisnis di masa depan.

1. Menghemat Waktu

Kecepatan AI dalam mengolah data dan menciptakan hasil akhir akan membuat pekerjaan lebih efisien. Contohnya, AI dapat dengan cepat dan akurat menganalisa data konsumen. Hasil dari analisis tersebut kemudian dapat digunakan bisnis untuk gesit memformulasikan strategi pasar sesuai tren terkini.

“Kekuatan utama dari teknologi adalah kemampuannya membantu kita menghemat waktu pengerjaan. Mengingat waktu sama bernilainya seperti uang, penghematan tersebut akan berdampak positif pada kinerja bisnis,” tambah Steve.


2. Tingkatkan Produktivitas

Banyak perusahaan terganjal kesuksesannya oleh keterbatasan sumber daya, termasuk sumber daya manusia (SDM).

Anthony Kosasih, Chief Operating Officer (COO) Mekari, mengatakan bahwa dengan membuat pekerjaan lebih efisien, AI memberi keleluasaan bagi karyawan untuk mengalihkan waktu dan tenaga untuk melakukan tugas yang lebih strategis. Dengan demikian, bisnis dapat memfokuskan SDM terbatasnya ke pekerjaan yang betul-betul berdampak signifikan pada kinerja.

“AI bisa memperkuat kapasitas penyelesaian pekerjaan bahkan hingga 5 atau 10 kali, sehingga kinerja bisnis akan ikut terdongkrak secara signifikan,” lanjut Anthony.

3. Tingkatkan Keuntungan

Pertumbuhan laba yang konsisten menentukan keberlangsungan bisnis karena laba tambahan dapat diputar menjadi modal untuk membiayai rencana, mulai dari ekspansi ke kota baru hingga penambahan lini produk.

Anthony mengatakan bahwa AI akan memperkuat kemampuan perusahaan menciptakan layanan baru bagi konsumen sehingga perusahaan mendapatkan kesempatan lagi untuk menumbuhkan laba.

“AI akan membuka banyak sekali peluang baru, dan salah satu peluang tersebut adalah cara-cara kreatif dalam melayani konsumen,” sebutnya.

Mekari baru-baru ini mengintegrasikan AI ke dalam Mekari Qontak, solusi chatbot dan CRM, yang membantu agen untuk menganalisa dan merangkum percakapan dengan konsumen sehingga konsumen mendapatkan respon lebih cepat.

  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya