Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti kenaikan inflasi pangan menjelang ramadan dan idulfitri atau lebaran 2024. Ini dinilai menjadi tantangan stabilitas inflasi di Tanah Air.
Mualanya, dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terbilang stabil di angka 5 persen. Pada saat yang sama tingkat inflasi nasional juga masih dalam batas normal.
Advertisement
"Kita juga mensyukuri bahwa pertumbuhan ekonomi kita yang resilience juga terjaga dari sisi stabilitas inflasi yang rendah," kata Sri Mulyani dalam BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Dia mengatakan, kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang sukses menangani inflasi. Pasalnya, dunia global kini sedang dihadapkan oleh melambungnya tingkat inflasi.
"Indoensia didalam situasi dunia yang masih bergumul dengan tekanan inflasi yang relatif tinggi, kita memiliki tingkat headline inflation-nya yang cukup rendah," tutur dia.
Harus Waspada
Kendati begitu, Bendahara Negara mewanti-wanti adanya pengaruh dari inflasi pangan. Apalagi, saat ini sudah tinggal menghitung hari menjelang Ramadan. Dimana harga-harga pangan biasanya ikut naik dan berujung pada pengaruhnya kenaikan inflasi.
"Namun kita tidak boleh terlena karena faktor inflasi dari pangan menunjukkan adanya kenaikan dan tekanan. Ini yang harus terus terutama pada saat menjelang ramadan dan hari raya perlu untuk diwaspadai dan diatasi," tegas Menkeu.
Beras Jadi Biang Kerok Inflasi
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga beras masih jadi penyumbang inflasi bulanan terbesar d Februari 2024. Pasalnya, inflasi beras masih terjadi di bulan lalu sebesar 5,32 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, inflasi beras ini terjadi hampir di semua tempat di Indonesia, atau di 37 provinsi. Sementara hanya satu provinsi yang mengalami penurunan inflasi beras.
"Komoditas penyumbang inflasi adalah beras dengan andil inflasi 0,21 persen," kata Habibullah, Jumat (1/3/2024).
Di sisi lain, Habibullah menyampaikan, kenaikan harga beras juga terjadi di seluruh rantai distribusi. BPS sendiri mencatat kenaikan harga beras di Februari 2024 mencapai angka 19,28 persen secara tahunan.
"Harga beras di tingkat eceran mengalami kenaikan 5,28% secara month to month (bulanan) dan naik 19,28% secara year on year (tahunan)," terang dia.
Advertisement
Harga Gabah
Sebagai rinciannya, harga gabah kering panen (GKP) per Februari 2024 mencatat lonjakan 27,14 persen YoY dan 4,86 persen secara bulanan.Sementara harga gabah kering giling meroket tajam 33,48 persen secara tahunan dan 6,13 persen secara bulanan.
Tak mau kalah, harga beras di tingkat penggilingan, grosir dan eceran juga alami kenaikan. Di penggilingan, harga beras tercatat melonjak 24,65 persen, tingkat grosir naik 20,08 persen, dan eceran sebesar 19,28 persen.