Bitcoin Cepat Pulih Usai Koreksi Tajam, Mampukah Tembus Rp 1,1 Miliar?

Faktor utama kebangkitan Bitcoin adalah kuatnya arus masuk dana ETF BTC spot yang terdaftar di AS selama penurunan sebesar USD 648 juta.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Mar 2024, 10:46 WIB
Pergerakan rekor Bitcoin (BTC) di atas USD 69.000 dengan cepat berbalik arah pada Selasa, 5 Maret kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan rekor Bitcoin (BTC) di atas USD 69.000 dengan cepat berbalik arah pada Selasa, 5 Maret 2024. Volatilitas BTC sangat tinggi sempat menyentuh angka tertinggi sepanjang masa (All-time High/ATH) di level USD 69.200 atau sekitar Rp 1 miliar, sebelum terjadi koreksi tajam di bawah USD 60.000.

Meski begitu, Bitcoin mampu bangkit dengan cepat.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan Bitcoin berhasil menguji ulang area harga USD 59.000-USD 62.00. Di mana baru-baru ini berkonsolidasi selama seminggu sebelum naik ke level tertinggi sepanjang masa. Lonjakan harga Bitcoin ke level rekor memicu sejumlah besar trader dan investor untuk memanfaatkan keuntungan.

"Bitcoin tidak turun secara alami. Mengingat hampir semua orang menantikan ATH baru Bitcoin, jadi setelah itu tercapai mereka ambil sikap untuk mendapat untung. Ada kemungkinan besar aksi ambil untung masih terus terjadi. Investor harus cermati pergerakan BTC yang meningkat menjelang halving," kata Fyqieh dalam keterangannya, dikutip Jumat (8/3/2024).

Fyqieh menjelaskan, kendati situasi perdagangan saat ini tampak cukup bullish karena harga telah pulih secara signifikan, perspektif yang lebih luas masih berada dalam ancaman bearish. Perlu dicatat, meskipun ada upaya bullish yang besar, harga BTC tidak mampu melonjak di atas resistensi utama yaitu di level USD 69.000.

"Tetapi pemulihan cepat BTC ke USD 67.000 dalam satu hari menjadi berbeda dan mungkin menandakan pergerakan yang lebih tinggi. Penurunan tersebut terjadi dengan sangat cepat dan agresif, dan USD 60.000 terbukti menjadi level support yang baik. Potensi adanya penembusan lebih tinggi dalam jangka pendek bisa terjadi, karena tren naik segera berlanjut," jelasnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Pendorong Kebangkitan

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Faktor utama kebangkitan Bitcoin adalah kuatnya arus masuk dana ETF BTC spot yang terdaftar di AS selama penurunan sebesar USD 648 juta. Hal ini menunjukkan bahwa investor institusi yang tergabung di ETF tidak terpengaruh oleh penurunan tersebut dan melakukan aksi beli Bitcoin di harga rendah tersebut.

"Penembusan cepat bitcoin kembali ke atas level USD 62.000 menandai dimulainya tren naik baru yang menargetkan tingkat harga USD 76.000 atau Rp 1,1 miliar. Terlepas dari ini, Bitcoin masih diyakini telah melakukan pergerakan parabola hingga mencapai USD 100.000 (Rp 1,5 miliar) atau lebih dalam siklus saat ini," ungkap Fyqieh.

Dengan peningkatan nilai yang stabil dan penerimaan yang terus menerus oleh institusi dan masyarakat umum, kemungkinan besar peristiwa halving yang akan datang, dapat mendorong harganya ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peningkatan permintaan untuk Bitcoin mungkin diakibatkan oleh penggunaannya sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai inflasi.

Sementara itu menengok ke belakang, dua peristiwa halving sebelumnya yang terjadi pada tahun 2012 dan 2016 didahului oleh lonjakan harga yang signifikan yang membuat Bitcoin (BTC) mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya