Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengungkapkan, kondisi Indonesia sedikit memanas dan ribut setelah Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan JK saat memberikan sambutan di acara diskusi "Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi" yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok (7/3/2024).
Advertisement
"Hari-hari ini di Indonesia kita semua memang agak panas, agak sedikit ribut dengan berbagai macam diskusi. Ini kalau kita nonton di tv sudah berbulan bulan sejak masalah pemilu sudah hampir 6 bulan barangkali," kata dia.
Menurut dia, masyarakat sebetulnya juga sudah bosan disuguhkan berbagai dinamika yang terjadi usai pemilu.
"Kita agak bosan sedikit juga sebenarnya, kalau kita bicara demokrasi," ujar dia.
Salah Kaprah
Dalam kesempatan itu, JK kemudian bicara tentang demokrasi. Menurut dia, banyak yang salah kaprah dalam memahami demokrasi.
"Sering orang menganggap demokrasi tujuan, tidak tujuan," kata JK.
Advertisement
Demokrasi Bukan Tujuan
JK menegaskan, demokrasi bukanlah tujuan utama melainkan alat untuk mengantarkan Indonesia mencapai tujuan yakni menghadirkan keadilan dan kemakmuran.
"Kalau kita bicara demokrasi, bagi kita semua demokrasi adalah sistem bukan tujuan. Tujuan kita tetap masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dengan cara pemerintahan dengan cara falsafah demokrasi. Artinya dari rakyat untuk rakyat dan juga sistem memberikan kebebasan," papar dia.
Walaupun, kata JK, banyak negara yang tidak menerapkan sistem demokrasi tapi masyarakat bisa hidup makmur. JK mencontohkan negara Brunei Darussalam dan negara-negara di Timur Tengah.
"Karena dia kaya, di dekat kita ada Brunei, tidak ada demokrasi terbatas. Tapi di Timur Tengah hampir semuanya tidak ada demokrasi, tapi dia makmur," ucap dia.