L'Oréal Indonesia Wujudkan 100% Energi Terbarukan Lebih Cepat Daripada Target Global

Pada tahun 2023 ini, L'Oréal Indonesia telah berhasil mencapai 100% penggunaan energi terbarukan pada perkiraan global. Capaian ini dua tahun lebih cepat daripada target yang sebelumnya direncanakan terjadi pada 2025.

oleh Ditha Kirani diperbarui 08 Mar 2024, 09:15 WIB
L'Oréal hadir di Indonesia sejak tahun 1979, mendirikan PT L'Oréal Indonesia pada tahun 2000, dan telah mengoperasikan pusat manufaktur untuk wilayah Asia Tenggara di Indonesia sejak tahun 1986. (foto: Liputan6/Ditha Kirani)

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan individu yang tidak terbatas menyebabkan banyak industri harus bergerak untuk memenuhinya. Sedangkan, di sisi lain keberadaan industri juga dapat mendatangkan permasalahan lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukan langkah-langkah strategis agar keberadaan industri dapat terus berjalan, namun tidak lagi membebani lingkungan sekitar.

L'Oréal Indonesia sebagai salah satu pelaku industri, turut menaruh perhatian yang sangat besar terhadap isu ini. Sejak tahun 2014, pabrik L'Oréal Indonesia yang berlokasi di Cikarang sudah mulai menggunakan energi terbarukan untuk operasionalnya. Energi itu bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLN Kracak. 

Upaya itu terus berlanjut pada tahun 2017, L'Oréal Indonesia kantor pusat serta gudangnya telah beralih pada penggunaan energi terbarukan. Hingga pada akhir 2023, berhasil mencapai penggunaan 100% penggunaan energi terbarukan. Capaian ini membuktikan L'Oréal Indonesia selangkah lebih maju karena target global perusahaan berada di tahun 2025.

Dalam mewujudkan komitmen ini, L'Oréal Indonesia telah beralih dari penggunaan boiler gas menjadi boiler elektrik. Boiler merupakan alat yang dapat menghasilkan uap atau panas yang sangat diperlukan dalam proses produksi.

Dengan beralih ke boiler elektrik, maka bahan bakar digunakan lebih ramah lingkungan. Selain itu, boiler elektrik juga tidak menghasilkan polusi sebagaimana yang dihasilkan oleh boiler gas.

Tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia, pabrik L'Oréal Indonesia juga menjadi pusat produksi untuk kawasan Asia Tenggara. Mereka mengalokasikan lebih dari 57% produksi untuk diekspor ke lebih dari 18 negara. Namun, sejalan dengan komitmen yang mereka buat, proses pengiriman produk tidak lagi menggunakan pesawat sebab dapat menghasilkan emisi karbon yang besar.

“Ketika kita sudah tidak pakai pesawat, kita sudah negosiasi dengan tim marketing dan supplier tentang waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai. Walaupun memiliki impact ke bisnis, tapi ini sudah menjadi komitmen kita sejak awal. Saat ini alternatif kita dengan jalur darat dan jalur laut,” jelas Corporate Responsibility Director L'Oréal Indonesia, Muhammad Fikri, di Cikarang, Bekasi, Kamis (7/3/2024).


Keberlanjutan Lingkungan adalah Upaya Bersama

L'Oréal Indonesia wujudkan 100% energi terbarukan pada tahun 2023. (Foto: Liputan6/Ditha Kirani)

Upaya transformasi yang telah dilakukan oleh L'Oréal Indonesia ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam ‘L'Oréal for the future’. Selain itu, hal ini juga sesuai dengan misi pemerintah Indonesia untuk mempercepat dekarbonisasi industri sebagai bagian integral dari target Net Zero Emission (NZE) 2060 Indonesia.

Dengan adanya penerapan praktik bisnis berkelanjutan ini, harapannya perubahan iklim serta dekarbonisasi di Indonesia dapat teratasi.

“Kami mengapresiasi L'Oréal Indonesia karena memenuhi permintaan produksi pasar domestik dan ekspor, sekaligus menjadi teladan dalam keberlanjutan operasional di industri kecantikan Indonesia. Transisi ke sumber energi berkelanjutan ini mencerminkan sikap proaktif L'Oréal dalam meningkatkan daya saing Industri, pertumbuhan ekonomi, serta pelestarian lingkungan. Ini merupakan model yang sejalan dengan harapan Indonesia untuk sektor industri yang lebih berkelanjutan,” ucap Direktur Kimia Hilir sebagai wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Emmy Suryandari, dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Lautan KLHK, Dasrul Chaniago menyatakan, “Saat ini kita berusaha mencapai tujuan ambisius menuju Net Zero Emission 2060. Untuk itu, perlu ada upaya kolektif dari sektor industri dalam upaya mengurangi emisi karbon. Untuk itu, semua pemangku kepentingan industri dapat secara aktif mengintegrasikan teknologi rendah karbon dalam kegiatan produksi mereka.”

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, dan Kosmetik BPOM, Muhammad Kashuri, “Perubahan iklim ini tentu menjadi tanggung jawab kita semua. Energi tak terbarukan yang kita gunakan selama ini bukanlah warisan nenek moyang kita, namun pinjaman dari anak cucu kita.”


Kecantikan yang Menggerakan Dunia & Indonesia

L'Oréal Indonesia wujudkan 100% energi terbarukan pada tahun 2023. (Foto: Liputan6/Ditha Kirani)

Tren konsumen terbaru menunjukkan adanya perubahan signifikan pada perilaku konsumen. Saat ini, konsumen menjadi lebih sadar dan peduli terhadap keberlanjutan lingkungan yang juga tercermin dari produk-produk yang mereka gunakan.

Sebanyak 88% kalangan muda menyatakan mereka sangat khawatir terhadap perubahan iklim. Tidak hanya itu, 82% anak muda juga bersedia membayar ekstra untuk mendapatkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan, termasuk untuk produk kecantikan. Sehingga dari sisi pasar sendiri, permintaan terhadap produk-produk ramah lingkungan pun terus meningkat.

“Transisi kami dalam pengadaan 100% energi terbarukan sudah dimulai sejak satu dekade lalu. Sedangkan pemasangan boiler listrik inovatif baru-baru ini tidak hanya menunjukkan komitmen kami terhadap keberlanjutan, tetapi L'Oréal Indonesia juga berperan sebagai perintis yang mendorong industri kecantikan menjadi lebih berkelanjutan. Di L'Oréal, misi kami adalah menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia dan Indonesia,” jelas Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza.


Komitmen Lain dalam Mendukung Keberlanjutan

L'Oréal Indonesia wujudkan 100% energi terbarukan pada tahun 2023. (Foto: Liputan6/Ditha Kirani)

“Selain mempercepat pengadaan energi terbarukan, kami juga memasang pendingin bertenaga angin serta melakukan pengelolaan limbah kami agar dapat digunakan kembali menjadi bahan bakar. Kami juga turut melindungi keanekaragaman hayati di sekitar pabrik kami, hingga memiliki area hijau sebanyak 37%,” ucap Direktur Pabrik L'Oréal Indonesia, Hasan Asif.

Tidak lupa, L'Oréal Indonesia juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif kepada para masyarakat. Di samping aktivitas bisnisnya, perusahaan kecantikan ini juga membuat program-program pemberdayaan, khususnya bagi perempuan. Selain itu, ada pula program yang bergerak pada kesehatan mental maupun untuk mengatasi tantangan sosial.

“Melalui program kemasyarakatan ini, kami bangga telah memberdayakan lebih dari 800 ribu penerima manfaat dari seluruh Indonesia.Kami berharap dapat menginspirasi para pelaku industri lain terutama sektor swasta, untuk terus mengambil tindakan nyata dalam mewujudkan aspirasi bersama kita semua. Dengan upaya kolektif, kami optimis dapat mencapai tujuan pengurangan emisi di Indonesia,” pungkas Junaid Murtaza.

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya