Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melemah pada perdagangan Kamis, 7 Maret 2024 setelah mencatat penguatan pada perdagangan Rabu, 6 Maret 2024.
Dikutip dari CNBC, Jumat (8/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April turun 20 sen atau 0,25 persen menjadi USD 78,93 per barel. Harga minyak Brent untuk kontrak Mei merosot 21 sen atau 0,25 persen menjadi USD 82,77 per barel.
Advertisement
Harga minyak acuan Amerika Serikat dan global menguat lebih dari 1 persen pada Rabu, 6 Maret 2024 usai chairman the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menuturkan, suku bunga telah mencapai puncak dan diharapkan turun pada 2024. Meski bank sentral mengambil pendekatan yang hati-hati mengingat prospek ekonomi yang tidak menentu.
Pada testinomi hari kedua, Powell menuturkan kepada Senate Banking Committee kalau the Fed tidak jauh dari langkah untuk memangkas suku bunga jika inflasi mampu bertahan sesuai target the Fed 2 persen.
Sentimen lainnya datang dari pasokan minyak AS yang lebih kecil kenaikannya dari yang diharapkan. Selain itu, penurunan stok bensin berpotensi mengindikasikan permintaan meningkat.
Analis PVM, Tamas Varga menuturkan, kesaksian Powell di hadapan Kongres memberikan adrenalis pada pasar minyak tetapi pendekatannya yang hati-hati terhadap suku bunga pada akhirnya mengurangi antusiasme pedagang.
Harga minyak telah meningkat pada 2024, dengan kenaikan bulanan pada Januari dan Februari. Goldman Sachs prediksi harga Brent naik di posisi USD 70-USD 90.
“Kami berharap harga minyak Brent naik mendekat USD 70-USD 90 pada musim panas ini yang didorong defisit produksi, dan mencapai USD 87 per barel pada Juli,” ujar Head of Oil Research Goldman, Daan Struyven.
Harga Minyak pada 6 Maret 2024
Sebelumnya, harga minyak mentah berjangka naik pada hari Rabu karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan akan turun tahun ini, meskipun bank sentral bergerak dengan hati-hati.
Dikutip dari CNBC, Rabu (7/3/2024), harga minyak Kontrak West Texas Intermediate untuk bulan April naik 98 sen, atau 1,25%, menjadi USD 79,13 per barel. Brent berjangka bulan Mei bertambah 92 sen, atau 1,12%, menjadi USD 82,96 per barel.
Powell mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan DPR pada hari Rabu bahwa The Fed perlu melihat “sedikit lebih banyak data” sebelum menaikkan suku bunga, meskipun ia memperkirakan bank sentral akan mulai melonggarkan kebijakannya tahun ini karena semakin yakin bahwa inflasi terkendali.
Dalam sambutannya, ketua Fed mengatakan bank sentral memperkirakan suku bunga telah mencapai puncaknya. Suku bunga yang lebih rendah biasanya merangsang perekonomian, yang menyebabkan lebih banyak permintaan minyak mentah.
Tamas Varga, seorang analis di broker minyak PVM, mengatakan kepada kliennya dalam sebuah catatan pada Selasa bahwa ketidakpastian seputar penurunan suku bunga adalah “musuh publik No. 1” dari reli minyak yang berkepanjangan.
“Kesaksian ketua Fed dan keputusan suku bunga ECB pada hari Kamis dapat menghidupkan kembali harapan pengurangan biaya pinjaman pada bulan Juni,” tulis Varga dalam catatan penelitiannya.
Advertisement
Stok Minyak AS Naik
Sementara itu, stok minyak mentah komersial AS naik 1,4 juta barel pada minggu lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA). Penumpukan persediaan turun secara substansial dibandingkan minggu-minggu sebelumnya karena kilang memproses lebih banyak minyak mentah menjadi produk jadi.
Stok bensin AS turun 4,5 juta barel pada periode yang sama, menunjukkan bahwa permintaan meningkat.
Harga minyak telah naik lebih tinggi tahun ini, membukukan kenaikan selama dua bulan berturut-turut, karena OPEC+ telah memangkas produksi dan ketegangan geopolitik yang terus meningkat di Timur Tengah.
Harga Minyak Indonesia pada Februari 2024
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan rata-rata harga Indonesia Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia pada Bulan Februari 2024 meningkat menjadi USD80,09 per barel. Angka tersebut lebih banyak sebesar USD2,97 per barel dari harga rata-rata ICP pada Bulan Januari lalu yang sebesar USD77,12 per barel.
"Penetapan ICP Bulan Februari 2024 tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 193.K/MG.03/DJM//2024 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Februari 2024 yang ditandatangani per tanggal 1 Maret 2024," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi di Jakarta, Kamis (6/3/2024).
Berdasarkan analisa Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, jelas Agus, terjadi akibat kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak mentah akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
"Selain itu, faktor lain peningkatan harga minyak disebabkan karena adanya kemungkinan OPEC melanjutkan pemotongan produksi minyak hingga Maret 2024. Hal ini sesuai dengan kesepakatan Negara negara OPEC pada November 2023 untuk melakukan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) hingga kuartal I tahun 2024," imbuhnya.
Sementara itu, dalam laporan International Energy Agency (IEA), disebutkan bahwa pasokan minyak dunia pada Bulan Januari 2024 menurun tajam sebesar 1,4 juta bph setelah ledakan di Arktik menghentikan produksi di Amerika Utara dan Pengetatan produksi dari negara-negara OPEC.
Untuk kawasan Asia Pasifik, lanjut Agus, terjadi peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas, juga dipengaruhi adanya peningkatan Throughput kilang minyak di China, India, dan Singapura rata-rata menjadi 91,72% di Januari, lebih tinggi 0,1 p.p dibanding bulan sebelumnya. Kemudian juga terjadi peningkatan permintaan minyak di China sebanyak 1,3 juta bph year on year (yoy) dan India 133 ribu bph yoy untuk Desember 2023.
Advertisement