Liputan6.com, Cirebon - Seorang pelajar SMP di Kabupaten Cirebon menjadi korban perundungan. Video aksi perundungan tersebut beredar ke sejumlah aplikasi perpesanan digital hingga media sosial.
Keluarga korban mengaku baru mengetahui kabar tersebut beberapa hari kemudian setelah video beredar dan viral. Bibi korban, Nani Triani mengaku keluarga korban baru mendapat kiriman video terkait perundungan yang dialami anaknya dari wali kelas tempat korban sekolah.
"Awalnya saya dapat informasi kiriman video dari Wali Kelas saat dilihat videonya ternyata keponakan saya disitu saya sakit hati," ujar Nani Triani, Kamis (7/3/2024).
Baca Juga
Advertisement
Setelah mendapat laporan video, Nani langsung mendatangi rumah korban dan menanyakan kondisinya. Namun, katanya, saat ditanya, korban tidak menjawab cenderung diam trauma.
Korban, kata Nani, hanya menunjukkan bagian tubuhnya yang menjadi sasaran perundungan. Nani dan keluarga korban kemudian melaporkan tindakan kekerasan tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Cirebon.
“Hanya menunjukkan rasa sakitnya, seperti di bagian tangan dan kepala,” katanya.
Tindakan Kekerasan
Atas peristiwa tersebut, Nani berharap agar pihak kepolisian dapat menangani persoalan ini. Ia meminta agar korban mendapat keadilan atas aksi perundungan yang diterimanya.
Pantauan video yang beredar, korban hanya seorang diri dan tidak mampu melawan aksi kekerasan dari teman-temannya. Korban hanya bisa menangis ketika ditendang dan dipukul sambil mengucapkan kata sakit dalam bahasa Cirebon.
Ironisnya, dalam video tersebut, posisi korban sudah berteriak kesakitan dan menangis. Namun para pelaku tak menghiraukan teriakan korban, bahkan pelaku membabi buta melakukan tindak kekerasan secara bersamaan.
Aksi perundungan tersebut diketahui terjadi pada Senin (4/3/2024). Namun, keluarga korban baru mengetahui pada hari kamis, setelah mendapat kiriman video dari wali kelas korban di sekolahnya.
Advertisement