Gandeng Harvard University, Kemendikbudristek Beri Pelatihan Digital untuk Ratusan Guru

Nadiem Makarim mengatakan bahwa program CS50x Indonesia–Harvard University merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kompetensi guru-guru di Indonesia.

oleh Nasrul FaizDian Agustini diperbarui 08 Mar 2024, 11:16 WIB
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Harvard University memberikan pelatihan teknologi digital di bidang pendidikan melalui Program Microcredential CS50x, yang digelar pada Kamis 7 Maret 2024. (Liputan6.com/Dian Agustini)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Harvard University memberikan pelatihan  teknologi digital di bidang pendidikan melalui Program Microcredential CS50x, yang digelar pada Kamis 7 Maret 2024.

Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbudristek RI bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan menggandeng 272 guru dari seluruh Indonesia.

Dalam pemaparannya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan bahwa program CS50x Indonesia–Harvard University merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kompetensi guru-guru di Indonesia.

“CS50x Indonesia - Harvard University adalah langkah nyata, sebagai komitmen gerakan Merdeka Belajar, untuk terus meningkatkan kompetensi guru-guru di Indonesia. Dengan mengikuti program ini, saya berharap para guru akan mendapatkan ilmu yang relevan dengan perkembangan zaman sebagai bekal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” kata Nadiem dalam Seminar Digital Skill bagi Guru di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Adapun dalam program ini, Nadiem menyebut, para guru dibekali oleh para pengajar dari Harvard University, salah satunya adalah Prof. David J. Malan yang merupakan Practice of Computer Science Harvard University. Materi yang diberikan yakni seputar pembelajaran berbasis projek, terutama pada bidang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Menurut Nadiem, salah satu prinsip dasar yang akan didapatkan para guru dalam program ini yakni, Computational Thinking sebagai landasan berfikir dalam bidang informatika, terutama pada era kecerdasan buatan seperti sekarang ini.

Selanjutnya, ditanamkan prinsip bahwa kecerdasan buatan bukan sekadar soal penggunaan teknologi informasi sebagai alat, melainkan sebagai sarana menjadikan peserta didik sebagai digital citizen.

“Penggunaan AI (Artificial Intelligence) akan baik untuk para siswa,” jelas Nadiem.

 


Sejalan dengan Semangat Merdeka Belajar

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Harvard University memberikan pelatihan teknologi digital di bidang pendidikan melalui Program Microcredential CS50x, yang digelar pada Kamis 7 Maret 2024. (Liputan6.com/Dian Agustini)

 

Lebih lanjut, Nadiem mengungkapkan, program CS50x Indonesia–Harvard University sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang mengedepankan peningkatan kompetensi guru.

Program ini dinilainya akan berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman para pendidik untuk menerapkan prinsip komputer sains dalam proses pembelajaran.

Nadiem berharap, setelah guru kembali mengajar di sekolah masing-masing, peserta didik diharapkan dapat berpikir secara algoritmik dan memecahkan masalah secara efisien dengan memanfaatkan kecerdasan buatan.

“Ke depannya, semoga CS50x Indonesia–Harvard University tetap berlanjut dan banyak program-program serupa yang lahir dengan semangat Merdeka Belajar,” tukas Nadiem.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya