Ahli Gizi Unair Sarankan Beralih ke Singkong, Kentang atau Jagung Gantikan Beras yang Harganya Mahal

Ahli Gizi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Lailatul Muniroh menyatakan, banyak bahan pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi ketika harga beras naik. Seperti halnya singkong, ubi jalar, jagung, talas, kentang, beras merah, dan beras ketan.

oleh Tim Regional diperbarui 09 Mar 2024, 22:11 WIB
Ilustrasi Semangkuk Beras / Freepik by xb100

 

Liputan6.com, Surabaya - Ahli Gizi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Lailatul Muniroh menyatakan, banyak bahan pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi ketika harga beras naik. Seperti halnya singkong, ubi jalar, jagung, talas, kentang, beras merah, dan beras ketan.

menurut Lailatul, karbohidrat alternatif tersebut merupakan karbohidrat kompleks yang memiliki ketahanan sumber energi lebih lama. Tak hanya itu, lanjutnya, bahan pokok tersebut juga dapat menjadi sumber serat yang baik untuk pencernaan.

“Beras merah mengandung zat besi yang dapat membantu mencegah anemia. Ubi jalar dan talas mengandung beta-karoten yang penting untuk kesehatan mata. Kentang mengandung kalium yang membantu menjaga tekanan darah dan keseimbangan elektrolit,” sebutnya, Sabtu (9/3/2024).

Selama ini masyarakat hanya mengenal tentang karbohidrat dalam beras saja. Padahal karbohidrat terbagi menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.

"Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang memiliki struktur molekul yang sederhana, sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Contohnya adalah gula, madu, sirup, dan buah-buahan.

Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang memiliki struktur molekul yang kompleks, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh. Contohnya adalah nasi, roti, kentang, singkong, jagung, gandum, oatmeal, dan kacang-kacangan,” ujarnya.

Dia pun menyarankan untuk memilih sumber karbohidrat kompleks daripada karbohidrat sederhana, karena karbohidrat kompleks memberikan energi secara bertahap.

“Karbohidrat sederhana dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat, sehingga memicu pelepasan insulin secara tiba-tiba dari pankreas untuk mengatur kadar gula darah. Ini dapat menyebabkan rasa lapar yang cepat, penurunan energi, dan penimbunan lemak,” jelasnya.

Sedangkan karbohidrat kompleks, sambungnya, menghasilkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat dan stabil. Sehingga, insulin dilepaskan secara bertahap dan membantu menjaga keseimbangan gula darah. Karbohidrat kompleks juga dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, mengontrol nafsu makan, dan meningkatkan metabolisme.

Lailatul juga menganjurkan untuk mencampur beberapa sumber karbohidrat yang berbeda untuk membantu memastikan asupan karbohidrat yang seimbang dan bervariasi.

 


Tips Mengolah Bahan Pokok Alternatif

Warga saat membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2022). Kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada melonjaknya harga beras di Pasar Induk Cipinang hingga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram akibat bertambahnya biaya transportasi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, Lailatul memberikan beberapa tips mengolah bahan pokok alternatif agar tetap sehat dan lezat.

“Metode memasak yang tepat adalah salah satu kunci untuk menjaga kandungan gizi bahan pokok alternatif. Sebaiknya, hindari memasak dengan cara menggoreng, karena dapat meningkatkan kandungan lemak dan kalori. Pilihlah cara memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang,” ujarnya.

Selain itu, Lailatul juga menyarankan untuk mengkombinasikan bahan makanan pokok dengan sumber protein hewani dan nabati, seperti telur, daging, ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. 

“Protein adalah zat yang penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Protein juga dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga dapat mengontrol asupan makanan,” jelasnya.


Pilih Lemak Sehat

Ilustrasi jagung. Sumber: freepik.com

Lailatul Muniroh juga mengingatkan untuk menambahkan sayuran dan buah-buahan dalam menu makanan sehari-hari.

“Sayuran dan buah-buahan adalah sumber vitamin, mineral, dan serat yang baik untuk kesehatan. Sayuran dan buah-buahan dapat membantu mencegah berbagai penyakit, seperti diabetes, hipertensi, dan kanker. Sayuran dan buah-buahan juga dapat menambah variasi warna dan rasa pada hidangan,” tuturnya.

Selanjutnya, Lailatul menekankan pentingnya memilih sumber lemak sehat (tak jenuh), seperti minyak zaitun, alpukat, atau kacang-kacangan.

“Lemak sehat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah. Lemak sehat juga dapat membantu menyerap vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K,” paparnya.

Infografis Pergerakan Harga Beras 15-22 Februari 2024 Versi Bapanas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya