Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada hari ini, Jumat (8/3/2024) diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD). Peringatan di seluruh dunia ini memang jatuh setiap tahunnya pada 8 Maret.
Saat Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day, para perempuan merayakan pengakuan atas prestasi yang mereka raih tanpa memandang perbedaan, baik kebangsaan, etnis, bahasa, budaya, ekonomi, atau politik.
Advertisement
Melansir laman resmi milik PBB, un.org, Jumat (8/3/2024), sejak peristiwa yang menandai lahirnya Hari Perempuan Internasional, kampanye ini telah berkembang secara menyeluruh, baik di negara maju maupun berkembang untuk mendukung kesetaraan hak dan kesempatan partisipasi perempuan di arena politik dan ekonomi.
Lantas, bagaimanakah sebenarnya sejarah Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day? Peringatan ini telah dimulai sejak awal tahun 1900-an.
Saat itu, masa ekspansi besar-besaran dan turbulensi di negara-negara industri ditandai dengan pesatnya pertumbuhan populasi dan munculnya ideologi radikal.
Diketahui Hari Perempuan Internasional diresmikan pertama kali pada 1911 dan menjadi momen yang penting bagi para perempuan di seluruh dunia. Setiap tahunnya peringatan ini mengangkat tema yang berfokus pada isu-isu tertentu yang dihadapi para perempuan.
Bahkan, mesin pencarian Google merayakan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day dengan membuat Google Doodle khusus tentang peringatannya.
Berikut sederet fakta terkait Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) yang diperingati setiap tahunnya pada 8 Maret dihimpun Liputan6.com:
1. Sejarah Singkat dan Asal Usulnya
Peringatan Hari Perempuan Internasional telah dimulai sejak awal tahun 1900-an. Saat itu masa ekspansi besar-besaran dan turbulensi di negara-negara industri ditandai dengan pesatnya pertumbuhan populasi dan munculnya ideologi radikal.
Terjadi sebuah kerusuhan besar dan perdebatan kritis di kalangan perempuan karena seringnya perempuan mengalami penindasan dan kesenjangan. Para perempuan menjadi lebih vokal dan aktif mengkampanyekan perubahan.
Kemudian, pada 1908 terdapat sekitar 15.000 perempuan yang melakukan demonstrasi di New York City. Mereka menuntut adanya jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.
Setahun kemudian sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika di negara tersebut Hari Perempuan Nasional pertama diperingati di seluruh Amerika pada 28 Februari. Perempuan mulai merayakannya di hari Minggu terakhir bulan Februari hingga 1913.
Diketahui Hari Perempuan Internasional diresmikan pertama kali pada 1911 dan menjadi momen yang penting bagi para perempuan di seluruh dunia. Setiap tahunnya peringatan ini mengangkat tema yang berfokus pada isu-isu tertentu yang dihadapi para perempuan.
Sementara itu, melansir laman resmi milik PBB, un.org, Jumat (8/3/2024), sejak peristiwa yang menandai lahirnya Hari Perempuan Internasional, kampanye ini telah berkembang secara menyeluruh, baik di negara maju maupun berkembang untuk mendukung kesetaraan hak dan kesempatan partisipasi perempuan di arena politik dan ekonomi.
Asal usulnya, setelah Perang Dunia II, PBB mulai merayakan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional, setelah menetapkan satu tahun, 1975, sebagai Tahun Perempuan Internasional.
Dua tahun kemudian, pada Desember 1977, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang mengumumkan Hari Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat diperingati setiap hari sepanjang tahun oleh Negara-negara Anggota, sesuai dengan tradisi sejarah dan nasional mereka.
Pada 1979, langkah nyata pertama yang diupayakan secara formal oleh dunia untuk kesetaraan hak bagi perempuan adalah penetapan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan oleh Majelis Umum PBB.
Dampak dari ratifikasi terhadap konvensi ini adalah penghapusan segala peraturan dan pelarang kegiatan yang menimbulkan segala jenis diskriminasi terhadap perempuan.
Perjalanan panjang untuk kesetaraan hak dan kesempatan para perempuan yang inklusif ini tidak lepas dari demonstrasiyang tercatat memiliki dampak signifikan terhadap penetapan Hari Perempuan Internasional.
Advertisement
2. Gerakan Pertama di Amerika Serikat
Tonggak awal penetapan Hari Perempuan Internasional adalah di Amerika Serikat pada 1848, ketika terjadi protes oleh para perempuan New York yang diinisiasi Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott untuk menuntut hak bicara pada Konvensi Anti-Perbudakan.
Fokus tuntutan itu pun meluas menjadi tuntutan akan hak-hak sipil, sosial, politik, dan agama bagi perempuan dan dimasukkan ke dalam Deklarasi Sentimen dan Resolusi 1848 yang menegaskan kesetaraan peran dan hak antara laki-laki dan perempuan.
Secara resmi, Hari Perempuan Nasional pertama diperingati di Amerika Serikat pada tanggal 28 Februari. Partai Sosialis Amerika menetapkan hari ini untuk menghormati pemogokan pekerja garmen tahun 1908 di New York, di mana perempuan memprotes kondisi kerja mereka yang eksploitatif.
Di Eropa, tepatnya pada Pertemuan Sosialis Internasional di Copenhagen, Denmark pada 1910, mencoba menetapkan hari spesial bagi para perempuan di dunia, namun tanggal pastinya tidak pernah diumumkan.
Pada 1911, para perempuan Perancis memperingati Hari Perempuan pada tanggal 19 Maret yang sekaligus menjadi peringatan atas Hari Revolusi Perancis. Pada peringatan ini mereka menuntut hak untuk bekerja dan kesetaraan perlakuan dalam pekerjaan.
3. Perempuan Rusia dan Revolusi Bolshevik
Selain peristiwa di Amerika Serikat dan wilayah Eropa Barat, Hari Perempuan Internasional memercikkan api revolusi besar yang mengubah keadaan sosial, ekonomi, dan budaya Rusia.
Pada 8 Maret 1917 (23 Februari 1917 dalam kalender lama Rusia) yang pada akhirnya ditetapkan secara kolektif menjadi Hari Perempuan Internasional, terjadi demonstrasi dari para perempuan kalangan petani, pelajar, dan pekerja di Petrograd, Rusia. Hari itu menjadi hari pertama dalam rangkaian protes yang akhirnya menumbangkan autokrasi Kerajaan Rusia yang sudah bertahan selama 304 tahun.
Dikutip dari penntoday, Para pemimpin Bolshevik pada saat itu ingin menunggu protes hingga Hari Buruh pada tanggal 1 Mei, namun perempuan sudah turun ke jalan untuk menuntut "bread and peace", dan protes mereka yang akhirnya memaksa Tsar untuk mengabdikan takhta dan mundur sebagai pemimpin Kerajaan Rusia.
Lenin mendeklarasikan Hari Perempuan Internasional ini sebagai hari libur resmi Uni Soviet, atas desakan komisaris kesejahteraan sosialnya, Alexandra Kollontai. Hal ini diikuti oleh negara-negara komunis dan sosialis lainnya seperti Tiongkok dan Kuba.
Advertisement
4. Tujuan Peringatan, Jadi Momen Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan
Melansir dari beberapa sumber peringatan Hari Perempuan Internasional menjadi penting karena tidak hanya memperingati pencapaian para wanita di masa lalu. Tetapi juga menjadi bentuk dorongan untuk selalu melakukan perubahan positif di masa depan.
Pada kesempatan ini para perempuan mempunyai kesempatan untuk bisa mengangkat isu-isu yang dihadapi para perempuan terutama di seluruh dunia. Selain itu masyarakat juga bisa menjadi lebih sadar tentang pentingnya kesetaraan gender di antara masyarakat.
Dalam mendapatkan kehidupan yang adil dan berkelanjutan penting untuk kita bisa memperjuangkan hak-hak perempuan yang belum terpenuhi. Terutama terkait hak-hak seperti kebebasan berekspresi, pendidikan, pekerjaan yang layak, kesehatan, dan lain-lain.
Melalui peringatan ini diharapkan masyarakat bisa melihat pentingnya menghargai hingga memperjuangkan hak-hak perempuan. Terutama untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperkuat masyarakat secara keseluruhan.
Hari perempuan internasional sebagai bentuk dari upaya menyuarakan hak-hak mereka yang seringkali terpinggirkan. Peringatan ini mengingatkan kita akan peran penting perempuan dalam masyarakat, ekonomi, dan politik.
Salah satu aspek yang diperjuangkan adalah pemberdayaan ekonomi perempuan. Data menunjukkan bahwa ketika perempuan memiliki akses yang sama dengan pria terhadap sumber daya ekonomi, mereka mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas secara keseluruhan.
Inisiatif untuk mendukung kewirausahaan perempuan dan memastikan kesetaraan dalam pembayaran serta kesempatan kerja menjadi fokus penting dalam memperingati Hari Perempuan Internasional.
Namun, perjuangan perempuan tidak terbatas pada bidang ekonomi. Perempuan di seluruh dunia masih berjuang untuk hak-hak dasar seperti akses yang adil terhadap pendidikan, layanan kesehatan yang berkualitas, serta kebebasan dari kekerasan dan diskriminasi.
Di Indonesia, peringatan Hari Perempuan Internasional juga menjadi momen untuk mengingat tokoh-tokoh perempuan inspiratif dalam sejarah bangsa. Seperti Kartini, seorang pelopor dalam perjuangan kesetaraan gender dan pendidikan bagi perempuan Indonesia.
panggilan untuk terus bersatu dan bergerak maju dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan.
Peringatan ini juga adalah saat untuk mengapresiasi perempuan-perempuan di sekitar kita, baik sebagai ibu, saudari, teman, atau rekan kerja. Mereka yang dengan gigih menjalankan peran mereka dalam membangun dan memperkuat komunitas, memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, mari kita terus mendukung perjuangan perempuan, merayakan prestasi mereka, dan berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan merata untuk semua, tanpa memandang jenis kelamin.
5. Google Doodle Ikut Tampilkan Ilustrasi Hari Perempuan Internasional 2024
Google menampilkan animasi International Women's Day 2024 atau Hari Perempuan Internasional 2024 di laman home Google doodle.
Dalam doodle kali ini, Google menggunakan ilustrasi sekelompok perempuan dari generasi usia berbeda tengah berbagi cerita. Mereka tampak berada di bawah selimut quilt berwarna warni yang disulam membentuk tulisan Google.
Dalam keterangan di laman Google Doodle, seperti dikutip Jumat (8/3/2024), selimut sulaman tersebut seolah jadi simbol kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun.
Adapun Google Doodle kali ini menggunakan ilustrasi yang dibuat oleh Sophie Diao dengan judul (Her)story.
Diao menyebutkan, ia terinspirasi dari keluarga dari sisi ibundanya saat membuat ilustrasi tersebut.
"Keluargaku dari sisi ibu kebanyakan adalah perempuan, jadi ketika kami kembali mengunjungi keluarga di China, kami akan menghabiskan waktu di sepanjang musim panas bersama-sama sebagai keluarga multi-generasi: nenek, empat tante, empat sepupu perempuan, dan sejumlah perempuan tua di kampung yang menghabiskan hari-hari dengan memasak dan bermain kartu," kata dia.
Lewat gambar ini yang dipajang di Google doodle Hari Perempuan Internasional ini, Diao ingin memperlihatkan kenyamanan, perasaan nyaman dari generasi yang lebih tua saat berbagi kebijaksanaan dan waktu berkualitas dengan generasi yang lebih muda.
Diao berharap orang bisa terinspirasi untuk saling menghabiskan waktu dengan orang-orang dari berbagai generasi.
"Ada banyak yang dapat dipelajari, mulai dari pengalaman orang-orang yang lahir lebih dulu dari kita, begitu juga dengan mereka yang baru mengalami pengalaman tertentu di hidupnya," tutur Diao.
Melalui keterangan di laman Google Doodle, doodle yang dipajang oleh Google di laman pencariannya hari ini turut merayakan Hari Perempuan Internasional dan semua kemajuan yang telah dicapai untuk menuju kesetaraan gender.
Advertisement