Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada 4 Maret-8 Maret 2024. Penguatan IHSG ini ditopang sektor saham energi dan keuangan.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Sabtu (9/3/2024), sektor saham energi dan keuangan masing-masing menguat 1,34 persen dan 1,2 persen terhadap indeks saham.
Advertisement
Pada pekan ini, sejumlah rilis data ekonomi dirilis antara lain data pekerjaan di Amerika Serikat yang lebih rendah. Data pekerjaan AS turun 26.000 menjadi 8,86 juta pada Januari 2024, dan mencatatkan posisi terendah dalam tiga bulan dan di bawah harapan konsensus 8,9 juta. Selain itu, Ketua The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell juga memberikan sinyal kuat untuk memangkas suku bunga.
Di sisi lain, Bank Sentral Kanada dan Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan. Sementara China menunjukkan kenaikan surplus neraca perdagangan, lebih baik dari yang diharapkan.
Neraca perdagangan China surplus menjadi USD 125,16 miliar pada Januari-Februari 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 103,8 miliar. Surplus tersebut juga di atas prediksi pasar sekitar USD 103,7 miliar seiring kenaikan ekspor lebih tinggi dari impir.
"Pelaku pasar menanti data inflasi dari China yang segera rililis. Diharapkan inflasi tahunan menjadi positif 0,3 persen pada Februari 2024 setelah deflasi,” tulis Ashmore.
Sedangkan Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia turun menjadi USD 144 miliar pada Februari 2024 dari sebelumnya USD 145,1 miliar. Hal ini seiring pemerintah membayar utang luar negeri.
Menanti Penurunan Suku Bunga The Fed
Berdasakan tren, pengangguran Amerika Serikat (AS) masih relatif rendah dan inflasi perlahan-lahan menuju target the Fed menjadi 2 persen.
"Bersamaan dengan pidato ketua the Fed Jerome Powell baru-baru ini, pasar global makin percaya mengenai penurunan suku bunga pada Juni,” tulis Ashmore.
Akan tetapi, hal utama yang menjadi perhatian dan kepercayaan terkait inflasi secara berkelanjutan bergerak menuju target 2 persen sebelum pivot. Hal ini karena the Fed sadar akan risikonya memangkas suku bunga terlalu dini dan terlambat.
"Kami merekomendasikan untuk tetap diversifikasi pada saham dan pendapatan tetap untuk antisipasi suku bunga karena investor global akan mencari aset lebih berisiko di pasar berkembang,” tulis Ashmore.
Selain itu, pasar saham Indonesia tetap menarik seiring kondisi politik lebih tenang dan terdapat kepercayaan lebih besar terhadap kebijakan-kebijakan yang mendukung pemerintahan baru. “Untuk saham kami merekomendasikan ASDN dan ADEN. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap, kami merekomendasikan ADON dan ADUN dalam portofolio,” tulis Ashmore.
Advertisement
The Fed Beri Sinyal Penurunan Suku Bunga
Ketua the Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell mengindikasikan penurunan suku bunga mungkin tidak akan terjadi terlalu jauh jika sinyal inflasi juga mendukung.
Dikutip dari CNBC, Jumat, 8 Maret 2024, dalam sambutannya di depan Komite Perbankan Senat, pemimpin bank sentral tersebut tidak memberikan jadwal pasti kapan pelonggaran akan dilakukan. Namun, ia mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter akan segera terjadi.
“Kami menunggu untuk menjadi lebih yakin inflasi bergerak secara berkelanjutan di angka 2 persen. Ketika kita benar-benar mendapatkan kepercayaan tersebut, dan kita tidak jauh dari itu, akan tepat jika kita mulai mengurangi tingkat pembatasan,” ujar Powell.
Ia menuturkan, pemangkasan itu dilakukan agar the Federal Reserve (the Fed) tidak mendorong ekonomi ke dalam resesi dibandingkan melakukan normalisasi kebijakan saat ekonomi kembali normal.
Prediksi Pemangkasan Suku Bunga Pertama
Powell berbicara pada saat pasar keuangan telah berubah secara signifikan dalam harapan mereka terhadap kebijakan the Fed.
Pada awal tahun, pelaku pasar bertaruh the Fed akan memulai kebijakannya pada Maret dan terus melanjutkannya hingga bank sentral memangkas suku bunga enam hingga tujuh kali pada 2024. Saat ini diperkirakan pemangkasan suku bunga pertama dilakukan pada Juni 2024.
Data inflasi baru-baru ini mengindikasikan laju kenaikan harga terus melambat, meski indeks harga konsumen mengguncang pasar saat angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pada Januari 2024.
Namun, Powell mencatat dalam kesaksiannya pada kongres pekan ini kalau inflasi mengalami kemajuan yang lebih rendah, meski belum pada titik di mana the Fed siap untuk memangkas suku bunga.
"Saya pikir kita berada di tempat yang tepat,” ujar Powell.
Advertisement