Liputan6.com, Samarinda - Pemindahan jalur kapal batu bara di Muara Sungai Mahakam, Kalimantan Timur berbuntut panjang. Ratusan buruh yang tergabung dalam Koperasi Tenga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Komura menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Bea Cukai Samarinda.
Para buruh meminta agar kebijakan pemindahan jalur kapal batu bara tersebut ditinjau kembali karena merugikan mereka. Sebelumnya, bongkar muat batu bara Ship to Ship (STS) dilakukan di perairan Muara Jawa.
Demonstrasi ini menuntut kebijakan pemerintah terkait jalur kapal batu bara dikembalikan ke perairan Muara Berau.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah 4 bulan ini kebijakan Bea Cukai merugikan kita. Merugikan pihak Komura," ucap Sekertaris Koprasi Komura Familianto, Kamis (7/2/2024).
Akibat pemindahan tersebut, lebih dari 1.000 buruh kehilangan pekerjaannya. Mereka berharap regulasi jalur bongkar muat kapal batu bara yang saat ini dilaksanakan di Muara Jawa dikembalikan ke perairan Pelabuhan Muara Berau.
Sebab perairan tersebut menjadi lokasi buruh Koperasi Komura bekerja. Sejak pindahnya lokasi Ship to Ship Transfer tersebut, banyak buruh yang tidak bisa kembali bekerja dan kehilangan pekerjaannya.
“Sekarang enggak ada kerjaan semua kapal yang dulu-dulunya di muara Berau yang menjadi wilayah kami sesuai pabean (Pengawasan atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar). Itu sekarang di alihkan keluar pabean Muara Jawa itu yang kami tanyakan ada apa," ujar Familianto.
Komura juga menuding kebijakan Bea cukai yang memindahkan jalur kapal ke wilayah Muara Jawa dilakukan secara ilegal lantaran melanggar AMDAL (Analisis dampak lingkungan). Para buruh juga mencurigai banyak hal yang dilanggar.
“Itu sebabnya kami ini 1.150 anggota buruh Komura menuntut piring nasi kami ingin kembali. Ini hak kami,” sambungnya.
Buruh Koperasi Komura menegaskan akan terus menggelar aksinya jika Bea Cukai tidak memenuhi tuntutan mereka. Lebih ekstrem lagi, mereka akan menutup jalur ekspor dan impor di Perairan Muara Jawa.
"Tuntutan kami paling lama hari kamis depan. Kita sepakat hari kamis (pekan depan) kalau tidak ada respon kami gelar aksi demo bahkan penutupan," tuturnya.
Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli memimpin langsung penjagaan aksi unjuk rasa ini. Dia memimpin 300 personel kepolisian dan mengupayakan adanya mediasi.
"Mudah-mudahan tidak aksi lagi. Saya lihat dari Bea Cukai juga sudah mengatensi permasalahan ini. Setelah ini beliau-beliau akan rapat, saya rasa permasalahan ini akan selesai dengan baik," kata Ary Fadli.