Strategi Mitsubishi Fuso Dongkrak Penjualan di 2024

Liputan6.com, Jakarta - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) distributor resmi kendaraan Mitsubishi Fuso di Indonesia mengomentari turunnya pasar kendaraan niaga pada 2023 dibanding tahun sebelumnya. Disebutkan, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pencapaian di sepanjang tahun lalu.

"Selama 2023 itu kondisinya sedang kurang baik. Jadi ada mining, plantation, kemudian ditambah lagi global ekonomi yang mengakibatkan harga komoditi CPO turun, dan batu bara itu tidak sebagus pada tahun 2022," ujar Aji Jaya, Sales and Marketing Director KTB di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan Mitsubishi Fuso sendiri pada tahun lalu sebanyak 33.283 unit. Angka itu lebih rendah dibanding pencapaian 2022 yang mencapai 38.397 unit.

Meski mengalami penurunan penjualan, Mitsubishi Fuso masih menjadi market leader dengan capaian 39,2 persen.

Guna mendongkrak pencapaian di 2024 ini, pabrikan berlambang tiga berlian itupun memiliki rencana dan strategi yang siap dilancarkan guna mencapai target.

"Kalau bisnis kendaraan niaga, sektor bisnisnya banyak, tidak hanya mining, plantation tapi juga manufaktur. Ada konstruksi, logistik, dan yang lain-lain. Dan kami strateginya adalah mencari beberapa sektor yang masih berpotensi berkontribusi pembelian terhadap pembelian kendaraan, utamanya adalah logistik," jelas Aji Jaya.

Lantaran fokus pada sektor logistik, KTB pun menyiapkan produk-produk yang sesuai dengan bisnis ini.

"Ada fighter yang panjangnya kita sesuaikan dengan kebutuhan konsumen, ada mobil yang tangkinya ditambah supaya untuk trip jangka panjang memudahkan kebutuhan konsumen," katanya.

"Jadi intinya strateginya mencari sektor bisnis yang masih potensi berkontribusi, dari internal KTB tentunya bagaimana memberikan yang terbaik kepada konsumen, sehingga strategi baik produk dan pelayanan kita sesuaikan dengan kebutuhan konsumen," tambah Aji Jaya.

Selain fokus ke sektor bisnis yang berpotensi berkontribusi baik di kendaraan niaga, KTB juga memiliki program yang sifatnya bersinggungan langsung dengan konsumen.

"Dengan melakukan komunikasi langsung kepada konsumen, sehingga kita tahu dan bisa memberikan program atau strategi yang benar-benar mereka butuhkan," tutup Aji Jaya.