Cegah Stunting, Kepala BKKBN Berharap Makan Siang Gratis Juga Bisa Diberikan pada Ibu Hamil

Menurut Kepala BKKBN, anggaran Rp15 ribu untuk program makan siang gratis yang disampaikan pemerintah bisa mencukupi apabila hanya untuk memberi suplemen kepada para ibu hamil.

oleh Tim Health diperbarui 10 Mar 2024, 07:08 WIB
Pemprov NTT mulai menerapkan pemberian makan siang gratis untuk pelajar SMA dan SMK serta SLB yang ada di wilayah tersebut. (Liputan6.com/ Dok Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Agar lebih efektif menurunkan risiko anak terlahir stunting, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo menyarankan agar program makan siang gratis pun menyasar ibu hamil.

Hasto berharap ada modifikasi yang ditujukan bagi ibu hamil dalam program tersebut.

"Untuk stunting saya berharap ada modifikasi, jadi programnya termasuk di dalam makan siang gratis, tetapi untuk ibu hamil diberi paket lebih baik, misalnya dikasih susu, vitamin," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo setelah acara temu media di Kota Yogyakarta, Jumat (8/3) malam, dilansir Antara.

Selain itu, Hasto juga mengemukakan bahwa ibu hamil pun bisa diberikan makanan pabrikan, namun disarankan lebih banyak mengandung protein hewani agar lebih efektif menurunkan stunting.

"Kalau menurut saya, lebih baik (makanan) ibu hamil dalam bentuk paket, kalau seperti itu ya bisa menurunkan stunting karena sasarannya kan untuk ibu hamil," ujarnya.

Menurutnya anggaran Rp15 ribu untuk program makan siang gratis yang disampaikan pemerintah bisa mencukupi apabila hanya untuk memberi suplemen kepada para ibu hamil.

"Kalau Rp15 ribu untuk suplemen menurut saya cukup, tetapi kalau untuk menu utama ditambah segala macamnya mungkin bisa kurang, tetapi untuk suplemen mungkin ibu hamil hanya butuh vitamin sama susu, itu kan cukup Rp15 ribu untuk susu dan vitamin," katanya.


Target Penurunan Stunting

Hasto juga mengingatkan tentang target penurunan stunting 14 persen pada tahun ini harus segera diwujudkan dan dikerjakan secara serius.

"Mengapa stunting harus dipikirkan? Karena kalau angka stuntingnya tinggi, bonus demografinya tidak tercapai, kalau kita mau keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, ibu-ibu hamil tidak boleh melahirkan anak yang stunting," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya