Liputan6.com, Jakarta - 'Lidah tak bertulang', peribahasa ini menggambarkan bahwa lidah manusia tidak memiliki tulang, tetapi dapat menyebabkan luka atau kerugian yang mendalam.
Ucapan seseorang dapat sangat berpengaruh, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, kita sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan kata-kata dan memilih ungkapan agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
Dalam ajaran Islam, pentingnya menjaga lisaniyah (bahasa dan ucapan) ditekankan sebagai bagian penting dari kehidupan seorang Muslim.
Ucapan yang tidak baik, mengandung kebohongan, fitnah, atau merugikan orang lain dapat memiliki dampak serius pada kehidupan akhirat seseorang. Rasulullah Muhammad SAW secara tegas menyampaikan pentingnya menjaga lisan dalam hadis-hadisnya.
Ucapan yang buruk, fitnah, atau menyakiti perasaan orang lain dapat menjadi penyebab seseorang mendapat siksa neraka.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Pentingnya Berbicara dan Bertindak Sesuai Pengetahuan dan Kebenaran
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya." (QS Al-Isra [17]: 36).
Ayat ini menegaskan pentingnya berbicara dan bertindak sesuai dengan pengetahuan dan kebenaran. Menyebarkan informasi yang tidak benar atau berbicara tanpa ilmu dapat membawa akibat negatif, dan seseorang harus bertanggung jawab atas ucapan dan tindakannya di hadapan Allah.
Selain itu, terdapat hadis yang menyatakan bahwa lidah dapat menjadi sumber penderitaan atau kebahagiaan di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sebagian besar dosa yang memasukkan seseorang ke dalam neraka adalah ucapannya." (HR. At-Tirmidzi).
Oleh karena itu, menjaga lidah dan ucapan menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Kesadaran akan dampak dari setiap perkataan harus menjadi motivasi untuk berbicara dengan bijak, berempati, dan menjauhi segala bentuk perkataan yang dapat membawa siksa neraka di kehidupan akhirat.
Advertisement
Lidah bak Senjata Bermata Dua
Mengutip, Muslimahdaily, bahwa lidah bak senjata bermata dua. Dengannya suatu kebenaran yang mampu mendatangkan berkah. Namun dengannya juga mendatangkan bahaya yang berujung siksa neraka. Bahkan Rasulullah pernah mengatakan bahwasanya dosa manusia paling banyak datang dari lidah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya.” (HR. at-Thabrani).
Merangkum dari intisari Ihya’ Ulumuddin Imam Al Ghazali karya Sa’id Hawa, berikut beberapa penyakit lidah yang jarang disadari.
1. Pembicaraan yang tidak berguna
Pembicaraan yang mubah mungkin tidak berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Tapi pembicaraan yang tidak berguna sama saja dengan melakukan sesuatu yang menyia-nyiakan waktu. Nantinya kita akan dihisab atas perbuatan yang berarti kita telah mengganti yang lebih baik menjadi lebih rendah.
Alangkah lebih baik bila bicara yang tidak ada manfaatnya tersebut kita gunakan untuk berpikir yang bisa bisa mendatangkan rahmat Allah pada saat tafakur. Yang demikian bisa jadi lebih bermanfaat.
Rasulullah bersabda,
“Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (HR. Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).
Berlebihan Bicara dan Perdebatan
2. Berlebihan dalam berbicara
Berlebihan dalam bicara ini termasuk dalam pembicaraan yang tidak berguna hingga melebihi keperluannya. Walalupun tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain, bicara yang berlebihan juga termasuk dalam perbutaan tercela.
Rasulullah bersabda,
“Ucapkanlah perkataan kalian tetapi jangan sampai setan memperdaya kalian.” (HR. Abu Dawud).
Sabda Rasululullah di atas mangisyaratkan bahwa perkataan yang berlebihan termasuk pujian yang jujur dikhawatirkan akan disusupi setan dengan menambahkan sesuatu yang tidak perlu.
3. Perbantahan dan perdebatan
Saling membantah dan berdebat adalah hal yang lumrah di masa sekarang, terlebih di media sosial. Orang berlomba-lomba untuk saling mempertahakan pendapatnya dan menolak keras-keras pendapat orang lain. Padahal kedua hal tersebut sangat dilarang oleh Rasulullah. Bahkan mereka yang yang mampu meninggalkan perbantahan akan mendapat ganjaran sebuah rumah di surga kelak.
Rasulullah bersabda,
“Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu mempermainkannya, dan janganlah kamu membuat janji dengannya lalu tidak kamu tepati.” (HR. at-Tirmidzi).
Rasulullah juga bersabda,
“Siapa yang meninggalkan perbantahan padahal dia benar maka dibangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling atas. Siapa yang meninggalkan perbantahan sedangkan dia salah maka dibangun untuknya rumah di bagian pinggir surga.
Advertisement
Wahai Lidah, Berkatalah yang Baik Pasti Kamu Beruntung
4. Pertengakaran.
Lebih berat daripada bantahan dan perdebatan, pertengkaran bisa saja muncul secara tiba-tiba. Pertengkaran cenderung menyalahkan orang lain dan bersikeras mempertahakannya pendapatnya demi mencapai harta dan hak yang direncanakan.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah bersabda,
“Orang yang paling dibenci Allah adalah yang paling keras dalam pertengakaran.” (HR. Bukhari).
5. Berkata keji, jorok, cacian, dan melaknat.
Mencela, berkata jorok, mencaci dan melaknat adalah hal tercela yang jadi sumber keburukan dan kehinaan. Ketika seseorang berbicara demikian, maka hilanglah rahmat Allah padanya. Yang demikian juga bukanlah tanda-tanda seorang mukmin.
“Orang mukmin itu bukanlah orang yang suka melukai, bukan orang yang suka melaknat, bukan orang yang suka berkata keji dan bukan pula orang yang suka berkata kotor.” (HR. at-Tirmidzi).
Nabi Muhammad bersabda,
“Jauhilah kekejian, karena Allah tidak menyukai kekejian dan membuat-buat kekejian.”
6. Nyanyian dan syair
Salah satu bahaya dari lidah adalah nyanyian dan syair. Mengenai syair, perkataan yang baik maka dihitung kebaikan, namun perkataan yang buruk dihitung sebagai keburukan juga. Tetapi kontesntrasi syair sendiri adalah perbuatan tercela. Begitu pula dengan nyanyian, yang mana jika tidak mengandung pujian-pujian kepada Allah dan Rasul-Nya, atau kata-kata yang baik maka dapat dihitung sebagai perkataan yang tidak berguna.
Rasulullah bersabda,
“Bahwa bagian dalam salah seorang di antara kalian penuh dengan nanah sampai mematikannya, sungguh lebih baik baginya daripada ia penuh, dengan syair.” (HR. Muslim).
7. Senda gurau
Termasuk juga bahaya lidah dan perbuatan yang sangat dilarang adalah senda gurau, kecuali dalam kadar yang sedikit. Rasulullah bersabda,
“Janganlah berbantah-bantahan dengan saudaramu dan jangan bersenda gurau dengannya.” (HR. at-Tirmidzi).
Senda gurau diperbolehkan asalkan tidak dilakukan secara terus menerus, yang artinya perbuataan sia-sia. Senda gurau juga sebaiknya tidak mengandung unsur-unsur berbohong. Bahkan Nabi Muhammad pun pernah bersenda gurau.
Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya aku bersenda gurau tetapi aku tidak mengatakan kecuali yang benar.”
Demikianlah beberapa bahaya lidah yang dapat menjerumuskan kita ke neraka. Bagaimana caranya kita agar terhindar dari bahaya tersebut? Jawabannya adalah berkata yang baik atau diam.
Ibnu Mas’ud Rahimahullah pernah berkata,
“Wahai lidah, berkatalah yang baik pasti kamu beruntung, dan diamlah dari mengatakan keburukan pasti kamu selamat sebelum menyesalinya.” Wallahu ‘alam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul