Liputan6.com, Jakarta Satu keluarga tewas diduga bunuh diri di sebuah Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024). Jasad korban ditemukan di lobi apartemen. Salah satu penghuni apartemen ungkap bahwa korban pernah didatangi jasa penagih hutang.
"Saya pernah lihat orang tagih dia kan, orang namanya tagih utang kan pasti ada sedikit kasar atau gimana kan, dari situ saya tahu (karena) ekonomi," kata warga yang tidak mau disebutkan identitasnya, dikutip Minggu (10/3/2024).
Advertisement
Dia menyampaikan, keluarga korban sepertinya sedang terhimpit masalah ekonomi. Hal itu dia katakan setelah mendengar langsung keluhan dari salah satu korban.
Dia menceritakan, suatu hari korban datang untuk meminjam uang. Sang istri hanya menyanggupi untuk memberikan Rp 1 juta.
"Istri saya bilang, kasih satu juta, karena kan kemampuan terbatas," ujar dia.
Dia mengatakan, korban kembali menghampiri untuk mencari pinjaman modal. Dia menyebut, nominalnya sebesar Rp 20 juta. Namun, karena kondisi keuangan sedang terbatas, dia pun tak memberikan.
"Pokoknya terakhir dia pinjam uang itu mau pinjam Rp 20 juta kan, buat modal usaha, saya bilang terlalu besar. Kalau ada uang ya dikasih, tapi (saya lihat) terdesak sekali," ujar dia.
Dia mengungkapkan, korban dulunya termasuk kalangan orang berada. Anak-anak menempuh pendidikan di sekolah bergengsi. Adapun, keduanya adalah JWA (13), JL (15).
Dia menduga, bisnis yang dijalani oleh salah satu korban mengalami kerugian, sehingga kehidupan mereka pun berubah dratis.
"Dia pernah bilang, suaminya kongsi sama orang bisnis apa enggak tau mungkin ada sengketa kan enggak tau, sampai habis-habisan, sampai ke pengadilan kayanya sih begitu," ujar dia.
Dia menuturkan, korban bahkan pernah menggantungkan hidup di pinjaman online. Hal itu terjadi pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
"Terus dia pernah curhat sama istri saya, dia engga bisa pinjam online lagi. Jadi saya duga ada pinjam online juga, mungkin ya, soalnya waktu Covid itu kan dia punya nomor istri saya, beli makanan, telor apa gitu kan, lagi Covid kan pada susah kan," ujar dia.
Singkatnya, mereka satu keluarga memutuskan untuk pindah ke Solo. Karena, rumahnya disebut sudah disita bank. Dia mengaku turut memberikan uang untuk bekal mereka pindah. "Saya bantu dia biar semangat gitu kan. Ini sudah kosong lama, sudah setahun. Kayanya tahun-tahun kemaren ya ke Solo ya," ujar dia.
Terpisah, Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya belum berani menyimpulkan terkait motif korban melakukan bunuh diri. Menurut dia, hal ini masih perlu didalami oleh penyidik, termasuk soal utang-piutang.
"Masih didalami. Saya belum sampai pada kesimpulan itu," singkat dia saat dihubungi, Minggu (10/3/2024).
Lama Meninggalkan Apartemen
Polisi memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan terkait tewasnya satu keluarga di sebuah Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024).
Korban tewas diduga bunuh diri. Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya menerangkan, keempat korban diketahui sudah lama meninggalkan apartemen tersebut. Menurut kesaksian mereka, keempat datang kembali pada saat hendak melakukan bunuh diri.
"Hasil sementara keterangan saksi-saksi yang sudah kita ambil, mereka menyatakan bahwa para korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun. Baru hari ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," kata dia dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (10/3/2024).
Sebagaimana diterangkan Agus berdasarkan rekaman CCTV, pada pukul 16.02 WIB, para korban mendatangi apartemen dengan menggunakan mobil Gran Max B 2972 BIQ warna silver, masuk ke lobby apartemen. Berikutnya, pada 16.04 WIB, para korban ini masuk dalam lift terekam ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya.
"AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," ujar dia.
Agus melanjutkan, pada pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21. Sementara itu, berdasarkan CCTV, mereka naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen.
"Kemudian pada pukul 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," dia menandaskan.
Sebelumnya, penghuni apartemen digegerkan dengan temuan empat jasad di lobi apartemen. Korban atas nama EA (51), AIL, JWA (13), JL (15). Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menerangkan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh sekuriti apartemen DF yang sedang berjaga di depan lobi.
"Awalnya, dia mendengar suara benturan yang keras menoleh ternyata terdapat 4 jenazah yang sudah tergeletak dipelataran parkir dalam posisi terlentang," ujar dia dalam keterangan tertulis. Gidion mengatakan, anggota sekuriti melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Hasil pemeriksaan, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
"Untuk penyebab Bunuh Diri tersebut belum diketahui," ucap dia.
Advertisement
Kontak Bantuan
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.