Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakarta Utara, Polisi: Tangan Terikat, Jatuh Bersamaan

Tewasnya satu keluarga di sebuah apartemen di kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara masih didalami oleh pihak kepolisian.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 10 Mar 2024, 15:16 WIB
Ilustrasi Garis Polisi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Tewasnya satu keluarga di sebuah apartemen di kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara masih didalami oleh pihak kepolisian. Keempat korban EA (51), AIL, JWA (13), JL (15) ditemukan tergeletak di lobi apartemen pada Sabtu sore, 9 Maret 2024.

Hasil pemeriksaan, tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.

Hal itu disampaikan oleh Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya usai melakukan pengecekan ke lokasi. Dia mengatakan, keempat korban mengalami luka parah di kepala dan patah di tangan dan kaki.

"Pada saat terjatuh kondisi di bawah itu masih dalam kondisi EA terikat dalam tali yang sama dengan JL. Namun kondisi di bawah ikatan tali lepas. Kemudian AIL terikat tali yang sama dengan JWA, pada saat di bawah ikatan tali tersebut masih mengikat," kata dia dalam keterangannya dikutip Minggu (10/3/2024).

Agus menerangkan, pihaknya memastikan penyebab kematian korban karena bunuh diri sebagaimana rekaman CCTV yang telah disita oleh penyidik.

"Yang pasti motifnya mereka bunuh diri. (Yang terikat) tangan terikat, mereka jatuh secara bersamaan," ujar dia.

 

 


Kronologi Kejadian

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Agus kemudian membeberkan kronologi kejadian sesuai dengan gambaran CCTV dimulai pada 9 Maret 2024 pukul 16.02 WIB, para korban mendatangi apartemen dengan menggunakan mobil Gran Max B 2972 BIQ warna silver, masuk ke lobi apartemen.

Berikutnya, sekitar jam 16.04 WIB, para korban ini masuk di dalam mal lift.

"Di dalam mal lift terekam ini pihak EA mencium-cium kening dari AIL, JWA, dan JL. Setelah dicium-cium keningnya, pihak AIL termonitor mengumpulkan handphone-handphone milik para korban di atas. Dan tentu naik ke atas," ujar dia.

Selanjutnya, pada pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan rekaman CCTV. Mereka naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen.

"Kemudian pukul 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobi apartemen," ujar dia.

Kematian para korban diketahui pertama kali oleh sekuriti atas nama DF yang sedang berjaga di depan lobi. Saat itu, dia mendengar suara benturan keras.

"Pada saat menoleh ternyata ada empat mayat yang langsung tergeletak di depan lobi," ujar dia.

 


Sejumlah Saksi Diperiksa

Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Terkait kejadian ini, Agus mengatakan, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi. Terungkap fakta bahwasanya korban sudah lama tak tinggal di apartemen tersebut. Menurut mereka, sudah hampir 2 tahun.

"Korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun yang lalu. Baru hari ini kembali lagi ke apartemen ini dan langsung seperti ini," ucap dia.


KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

INFOGRAFIS JOURNAL_Bagaimana Cara Mencegah Orang Lain Bunuh Diri? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya