Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa tidurnya pilot dan kopilot pesawat Batik Air nomor BTK6723 Batik Air A320 registrasi PK-LUV dari Kendari ke Jakarta menjadi sensasi di media sosial. Pada Minggu (10/03/02024), KNKT (Komisi Nasional Keselamatan Transportas) telah mengeluarkan laporan yang mengklasifikasikan insiden itu sebagai kategori insiden 'serius', meskipun tidak ada yang terluka dalam insiden dan tidak ada kerusakan di bagian pesawat.
Di sisi lain, pengakuan dari seorang penumpang pesawat tersebut menyebar di dunia maya. Seorang warganet pengguna X atau dulunya Twitter, mengomentari sebuah unggahan yang membahas soal kejadian ini.
Advertisement
"Dan gue salah satu penumpang di pesawat itu.. Ini video yg ke arah pantai Selatan. Mungkin ini bisa saja diatas gunung Salak 😁," ketik akun @WellPlayed04_ dengan menyematkan sebuah video berisikan tampilan penerbangan dan terlihat pesawat memasuki area laut.
Lantas komentar tersebut membuat heboh warga X. Banyak yang menanyakan kejanggalan kepada sang penumpang ketika berada di dalam pesawat yang terbang tanpa kendali pilot tersebut.
"Crew sama penumpang ga ada yang menyadari kah? Apa tidak ada perasaan takut atau panik" tanya seorang pengguna X. "Hehehe pasrah aja mas 🙏." jawab penumpang yang tidak diketahui nama aslinya tersebut.
"Saya sadar tapi ya sebagai penumpang ngiranya cuman muter biasa karna mikirnya mungkin crowded mau landing di Soettanya." jawab si penumpang yang tidak diketahui nama aslinya tersebut.
Banyak juga yang menanyakan soal perasaan sang penumpang saat penerbangan tersebut ketika mengetahui bahwa pilot dan kopilot pesawat yang ia tumpangi tertidur. Menurut penumpang tersebut, dirinya dan kemungkinan besar penumpang lainnya baru tahu soal pilot dan kopilot tertidur lewat berita di sejumlah media.
Penumpang itu sendiri mengatakan bahwa dirinya dan para penumpang lain bersyukur masih diberi keselamatan setelah kejadian tersebut.
Warganet Berdebat Mengapa Tak Ada yang Bangunkan Pilot dan Kopilot
Selain soal pilot dan kopilot, warganet juga mempertanyakan mengapa tidak ada awak kabin lain yang mengecek keadaan kokpit.
"Ini pramugara/i ga ada yang menyadari apa gimana ya?" tanya seorang warganet. Ada juga yang penasaran seperti apa situasinya setelah pesawat mendarat, apakah terjadi kehebohan antara pilot, kopilot dengan awak kabin maupun penumpang? Jawabannya bisa dibilang cukup mengejutkan. "Gaada, semua berjalan seperti biasanya. Seolah gaada apa apa 😉," jawab pemilik akun tersebut.
Pertanyaan ini memancing perdebatan sejumlah warganet. Beberapa mengatakan bahwa awak kabin pun tidak akan menyadari titik koordinat posisi pesawat secara pasti.
"Pilot kalau ga liat instrumen atau map juga ga akan tau posisi ada dimana, apalagi orang yang di luar kokpit," balas warganet yang lain.
Namun, yang lain menyatakan bahwa pengecekan terhadap kokpit adalah yang wajib dilakukan.
"Tapi tugas cabin crew emang tiap 15 menit harus check cockpit via interphone. Sedangkan itu udah 28 menit ketiduran. Berarti cabin (crew) ga check cockpit," tulis warganet lainnya.
Terlepas dari siapa yang salah atau benar, menurut warganet lainnya, faktor human error seperti ketiduran dan kelupaan memang hal yang manusiawi meskipun bukan hal yang lazim terjadi dalam penerbangan.
"Itulah manusia. Human error. Apes day esxist. Seprofesional apapun, kesalahan akan terjadi. Inevitable," ujar warganet lainnya.
Advertisement
Pramugari Tidak Cek Rutin Kokpit?
Dilansir dari cabincrewhq.com, tugas para awak kabin baik pramugari maupun pramugara dalam penerbangan cukup banyak. Mulai dari pra-penerbangan dengan memastikan tiket yang dimiliki oleh penumpang lalu mengecek bahwa setiap penumpang sudah duduk di kursinya masing-masing.
Setelah itu mereka akan melakukan briefing sebelum keberangkatan serta dilanjutkan dengan memberikan instruksi keselamatan kepada penumpang. Ketika pesawat take off, pramugari harus memastikan bahwa sabuk pengaman para penumpang sudah terpasang dengan benar.
Beberapa servis terkait makanan juga dilakukan oleh pramugari. Mereka juga harus melakukan pemeriksaan kabin pemeriksaan kokpit secara berkala harus dilakukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pilot.
Dikutip dari BBC, pengamat penerbangan Alvin Lie, mengatakan bahwa perlunya ada perbaikan sistem interaksi awak kabin dengan pilot, terutama dalam penerbangan tengah malam atau dini hari.
Ia menyarankan agar kunjungan awak kabin ke kokpit perlu ditingkatkan. Untuk penerbangan nomal setiap 30 menit sedangakan penerbangan tengah malam dipercepat tiap 15 menit guna menghindari hal serupa terjadi.
Kronologi Kejadian
Dilansir dari Antara, dalam laporan kronologis yang dterbitkan oleh KNKT, awalnya pilot (32 tahun) dan kopilot (28 tahun) mengoperasikan pesawat Airbus A320 yang membawa penumpang dari Jakarta menuju Kendari, dengan rute pulang pergi. Pesawat melakukan penerbangan dari Kendari ke Jakarta pada pukul 00:05 Universal Time Coordinated (UTC) dengan nomor penerbangan BTK6723.
Saat pesawat mencapai fase ketinggian jelajah 36 ribu kaki (cruising), pilot meminta izin kepada kopilot untuk beristirahat, dan kopilot mengambil alih tugas pilot sementara waktu. Selang beberapa waktu, pilot terbangun dan menawarkan kepada kopilot apakah dia ingin beristirahat, namun kopilot menolaknya.
Pukul 01:43:42 UTC saat ACC Jakarta bertanya kepada kru pesawat, berapa lama pesawat itu terbang di jalurnya, tidak ada respons dari kru kokpit. Kopilot ternyata tidak sengaja tertidur.
Kemudian, atau sekitar 12 menit setelah transmisi terakhir, ACC Jakarta kembali berupaya melakukan kontak dengan pesawat, namun tetap tidak mendapatkan respons. Setelah itu, pada 02:11 UTC atau sekitar 28 menit sejak transmisi terakhir, pilot terbangun dan menyadari bahwa kopilotnya tertidur dan pesawat tengah berada di luar jalur penerbangan.
Pilot segera membangunkan kopilot dan merespons panggilan dari ACC dan pilot pesawat lain. Pesawat kemudian diarahkan kembali menuju jalur penerbangan yang benar, dan berhasil mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan selamat.
Sementara itu, maskapai Batik Air telah menonaktifkan pilot dan kopilot yang tertidur di tengah penerbangan dari Kendari ke Jakarta, lapor Tim Bisnis per Sabtu. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut investigasi atas kejadian tersebut. Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan bahwa keputusan itu sudah diambil satu hari sejak kejadian.
Advertisement