Liputan6.com, Jakarta - 380 ribu data pengguna Biznet diduga bocor di dark web. Data yang bocor tersebut berupa nama, email, NIK, NPWP, nomor HP, alamat, dan lain-lain.
Terkait pemberitaan yang ramai di media sosial ini pihak Biznet mengklaim tengah melakukan investigasi untuk membuktikan kebenaran hal tersebut.
Advertisement
"Terkait dengan pemberitaan di media sosial pada Minggu,10 Maret 2024, mengenai kebocoran data customer Biznet, kami ingin menyampaikan bahwa saat ini kami sedang melakukan proses investigasi untuk membuktikan kebenaran hal tersebut dengan melibatkan pihak berwajib," ujar Biznet Corporate Communication kepada Tekno Liputan6.com melalui pesan singkat, Minggu (10/3/2024).
"Proteksi serta keamanan data konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi Biznet, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaganya," perusahaan menekankan.
Pihak Biznet pun tak segan-segan membawa kasus ini ke jalur hukum jika tetbukti ada oknum (pelaku kejahatan siber/hacker) yang melanggar hukum.
"Oleh karena itu, apabila memang benar terbukti ada oknum yang melanggar hukum dan berusaha mengambil keuntungan dari hal tersebut, mereka akan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib, serta harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku," Biznet Corporate Communication memungkaskan.
Kebocoran Data Diungkap Pakar Keamanan Siber
Informasi ini diungkap oleh pakar keamanan siber Teguh Aprianto melalui akun Twitter-nya @secgron pada Minggu, 10 Maret 2024.
Menurut cuitan tersebut, data bocor milik 380 ribu pelanggan Biznet itu dibocorkan oleh aktor ancaman yang mengaku sebagai karyawan Biznet.
Karyawan ini disebut-sebut tak setuju dengan kebijakan FUP alias fair usage policy atau batas pemakaian normal yang diterapkan oleh Biznet.
Dalam cuitan itu, Teguh menampilkan gambar screen capture sampel data-data diduga milik pengguna Biznet yang dibocorkan.
Dari gambar itu terlihat, data pelanggan Biznet yang dibocorkan mulai dari ID Biznet, nama depan dan nama belakang, kenis kelamin, tanggal lahir, kebangsaan, NIK, email, hingga nomor telepon.
Teguh dalam cuitannya juga mengatakan, pelaku kebocoran data memberikan ancaman kepada manajemen Biznet melalui pesan yang dikirimkan.
Advertisement
Ancam Mau Rilis Data Internal Biznet Gio
Pelaku mengancam, jika sampai tanggal 25 Maret kebijakan terkait FUP tak dihapus, pelaku juga akan merilis data internal Biznet Gio, layanan cloud computing milik Biznet.
Dalam pesan yang ditunjukkan oleh akun tersebut, tertulis, bahwa Biznet menerapkan FUP untuk semua pelanggan Biznet Home. FPU ini membatasi akses internet untuk pelanggan, untuk tak memakai 1TB kuota internet per bulannya.
"Orang-orang tak senang dengan FUP dan saya mendapatkan banyak komplain dari pelanggan terkait masalah ini. Saya juga dapat banyak keluhan dari karyawan lain tentang keputusan manajemen puncak untuk membatasi akses internet pelanggan via FUP," kata aktor pelaku.
Hacker Tak Setuju Kebijakan FUP Biznet
Sang hacker juga menyebut dirinya tak setuju dengan keputusan manajemen puncak untuk membatasi kecepatan akses internet melalui FUP.
"Saya meyakini Biznet harusnya menyediakan akses internet tak terbatas ke seluruh pelanggan. Saya telah mencoba meyakinkan ke manajemen puncak untuk mengubah keputusan mereka, tetapi masih berkeras untuk membatasi akses internet pelanggan melalui FUP," katanya.
Mau Bocorkan Data Kalau Tak Digubris hingga 25 Maret 2024
Ia juga menyebutkan, "Kalau sampai 25 Maret 2024 Biznet masih membatasi akses untuk pelanggan berdasarkan FUP, saya akan mengungkap lebih banyak informasi terkait masalah ini ke publik. Saya juga mengajak pelanggan biznet berpindah ke penyedia layanan internet lainnya yang sediakan akses unlimited."
Tim Tekno Liputan6.com telah mencoba menghubungi pihak Biznet untuk mengecek kebenaran informasi ini, namun sampai artikel ini dimuat, belum ada jawaban dari pihak Biznet.
Advertisement