Liputan6.com, Jakarta Penyakit lupus terjadi ketika sistem imun menganggap sel sehat sebagai zat asing dalam tubuh. Sehingga, sistem imun melakukan perlawanan pada sel sehat dan menyebabkan peradangan.
Lupus adalah penyakit kronis yang hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya. Walaupun lupus tidak bisa sembuh total, pengobatan yang ada dapat membantu mengendalikan gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Advertisement
“Diharapkan pengobatan ini bisa membawa lupus pada tahap remisi, yaitu saat gejala tidak muncul dalam waktu lama,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi Eka Hospital Bekasi, Anshari Saifuddin Hasibuan dalam keterangan pers dikutip Senin, 11 Maret 2024.
Menurut Anshari, tujuan utama pengobatan lupus adalah meminimalisasi kerusakan organ dan meredakan gejalanya sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat.
Perawatan yang dapat diberikan dokter, antara lain:
- Pemberian obat-obatan imunosupresan untuk menekan sistem imun tubuh agar tidak bekerja terlalu aktif, seperti kortikosteroid, hidroksiklorokuin, metotreksat dan jenis imunosupresan lainnya.
- Mengatur pola hidup yang sehat. Makan makanan yang bergizi sehat seimbang. Olahraga rutin sesuai dengan kemampuan penyintas lupus, istirahat yang cukup.
- Mengingat obat-obatan yang diberikan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat.
Jika mengalami berbagai gejala lupus, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat. Masalah lupus biasanya berhubungan dengan bidang alergi imunologi karena berhubungan dengan autoimun.
Gejala Khas Lupus
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau lupus dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, seperti persendian, kulit, otak, paru, ginjal, jantung, dan pembuluh darah.
Itu sebabnya, gejala yang muncul bisa sangat beragam bergantung pada area mana yang terdampak, baik dalam skala ringan maupun berat.
Pada kulit, salah satu gejala lupus yang paling khas adalah munculnya ruam di wajah, tepatnya melebar antara pipi dan hidung, yang menyerupai kupu-kupu, sehingga disebut butterfly rush.
Advertisement
Beragam Gejala Lupus Lainya
Beberapa gejala lain yang dapat timbul akibat lupus yakni:
- Nyeri sendi dan bengkak (artritis)
- Persendian kaku di pagi hari
- Demam
- Kelelahan
- Ruam yang melebar di area hidung dan pipi yang menyerupai kupu-kupu
- Ruam bersisik, berbentuk bulat yang dapat muncul di bagian tubuh mana pun
- Ruam kulit dan semakin memburuk akibat paparan sinar matahari
- Rambut rontok
- Muncul luka yang biasanya tidak terasa sakit di area hidung dan mulut
- Perubahan warna jari tangan dan kaki menjadi biru keunguan, putih, atau merah saat dingin atau stres (sindrom Raynaud’s)
- Pembengkakan kelenjar
- Pembengkakan kaki atau sekitar mata
- Nyeri dada saat bernapas atau berbaring
- Sakit kepala, pusing, linglung, atau kejang
- Sakit perut.
“Pada awalnya, Anda mungkin hanya merasakan beberapa gejala. Seiring waktu, sangat mungkin untuk Anda mengalami beberapa gejala sekaligus yang sifatnya kambuhan. Dengan pengobatan yang tepat, gejala ini bisa dikendalikan agar lebih jarang muncul,” ujar Anshari.
Butuh Pengobatan yang Tepat
Pengobatan yang tepat pada lupus dapat membantu meredakan gejalanya sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat.
Di Indonesia, angka kejadiannya mengalami peningkatan setiap tahun. Ada banyak hal yang menyebabkan angka kasus lupus ini meningkat. Beberapa di antaranya adalah paparan zat kimia dari makanan dan lingkungan, serta polusi udara.
“Meski demikian, lupus bukanlah suatu hal yang tidak bisa dikontrol, apalagi dengan kemajuan teknologi kesehatan saat ini. Memahami penyebab dan gejala lupus dapat membantu Anda mendeteksinya sejak dini sehingga pengobatannya pun dapat tepat sasaran,” ucap Anshari.
Advertisement