Liputan6.com, Jakarta PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tengah mempercepat proyek pembangunan smelter tembaga di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Grup MIND ID percaya bahwa karyawan dan pengembangan kompetensi merupakan hal terpenting dalam mewujudkan keberlangsungan bisnis.
Advertisement
Progres pembangunan smelter tembaga tersebut sudah mencapai 90,6 persen per Desember 2023 dan ditargetkan mulai beroperasi pada Juni 2024 mendatang. Pabrik pemurnian tembaga itu merupakan bagian dari percepatan hilirisasi tambang yang dicanangkan pemerintah.
“Progres pembangunan smelter ini sesuai dengan perencanaan dan ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2024 mendatang,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf, Senin (11/3/2024).
Smelter tembaga Freeport Indonesia tersebut akan mulai berproduksi pada Agustus 2024 dan ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024. Artinya, kata dia, pabrik peleburan tembaga itu bisa beroperasi penuh pada akhir 2024.
Serap Tenaga Kerja
Heri mengatakan, proyek ini digarap oleh 40 ribu tenaga kerja yang 99 persennya merupakan pekerja Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 56 persen berasal dari Jawa Timur. Ketika smelter tembaga baru ini beroperasi secara penuh, tenaga kerja yang akan terserap setidaknya sekitar 1.500 orang.
"Ini keunikan smelter tembaga PTFI, di mana untuk menjadi negara maju kita harus mengandalkan SDM dalam negeri," katanya.
Pembangunan Smelter PTFI juga menutup Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (BK3N) 2024 dengan capaian 32 juta jam kerja selamat.
Smelter Terbesar di Dunia
Smelter tembaga ini akan menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kemampuan memurnikan konsentrat tembaga berkapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Selain katoda tembaga, produksi utama smelter ini adalah emas, perak murni batangan, dan Platinum Group Metal (PGM). Ada pula produk sampingan smelter yang menelan investasi hingga USD 3,1 juta miliar tersebut yakni asam sulfat, gipsum, dan timbal.
Produksi emas di smelter PTFI Gresik ini mencapai 50 ton per tahun dan 150-200 ton perak per tahun. Produk sampingan dari lumpur anoda dalam proses peleburan menghasilkan emas dan perak murni mencapai 6 ribu ton per tahun.
Adapun produk sampingan lainnya, yakni asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum 150 ribu ton per tahun.
Advertisement
Dimurnikan di Dalam Negeri
Wakil Presiden Direktur PTFI, Jenpino Ngabdi mengatakan saat smelter Gresik sudah beroperasi maksimal, maka seluruh rangkaian proses peleburan tembaga hasil pertambangan milik PTFI akan dimurnikan di dalam negeri.
“Setelah smelter beroperasi penuh pada akhir 2024, seluruh hasil tambang PTFI akan dimurnikan di dalam negeri. Hal ini akan meningkatkan nilai tambah dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan negara,” kata Jenpino.