Pemimpin Al Qaeda Yaman Khalid al-Batarfi Meninggal, Penyebabnya Misteri

Al Qaeda merilis video yang menunjukkan jasad Khalid al-Batarfi dibungkus bendera kelompok itu yang berwarna hitam putih. Tidak ada rincian penyebab kematiannya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Mar 2024, 12:02 WIB
Gambar bendera Al-Qaeda pada sebuah tembok di Yaman. (Dok: AP Photo)

Liputan6.com, Sanaa - Pemimpin cabang Al Qaeda di Yaman Khalid al-Batarfi meninggal. Demikian konfirmasi kelompok militan tersebut pada Minggu (10/3/2024) malam.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengganjar kepala Khalid al-Batarfi senilai USD 5 juta. Melansir AP, Senin (11/3/2024), sosoknya telah lama dianggap memimpin cabang paling berbahaya Al Qaeda.

Al Qaeda merilis video yang menunjukkan jasad Khalid al-Batarfi dibungkus bendera kelompok itu yang berwarna hitam putih. Tidak ada rincian penyebab kematiannya dan tidak ada tanda-tanda trauma yang terlihat di wajahnya.

Khalid al-Batarfi diyakini berusia awal 40-an.

Pengumuman atas kematian Khalid al-Batarfi muncul bertepatan dengan dimulainya malam Ramadan, di mana puasa pertama di Yaman dilaporkan berlangsung pada Senin ini.

Dalam pengumumannya, kelompok Al Qaeda di Yaman mengatakan Saad bin Atef al-Awlaki akan mengambil alih kepemimpinan dan pemimpin baru itu secara terbuka menyerukan serangan terhadap AS dan sekutunya.

AS menghargai Saad bin Atef al-Awlaki senilai USD 6 juta.

Al Qaeda cabang Yaman dipandang oleh AS sebagai cabang jaringan teror paling berbahaya sejak upayanya pada tahun 2009 untuk mengebom sebuah pesawat komersial di AS. Mereka juga mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tahun 2015 di Paris terhadap majalah satir mingguan Prancis Charlie Hebdo.


Kelahiran Riyadh

Foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri AS atas sosok Khalid al-Batarfi. (Dok. Kemlu AS via AP)

Khalid al-Batarfi mengambil alih jabatan kepala cabang Al Qaeda Yaman atau yang dikenal dengan akronim AQAP pada Februari 2020. Dia menggantikan Qassim al-Rimi, yang tewas akibat serangan drone AS yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump saat itu.

Al-Rimi mengaku bertanggung jawab atas serangan tahun 2019 di Pangkalan Udara Angkatan Laut AS Pensacola, yang menewaskan tiga pelaut AS.

Adapun Khalid al-Batarfi, lahir di Riyadh, Arab Saudi. Dia melakukan perjalanan ke Afghanistan pada tahun 1999 dan berjuang bersama Taliban selama invasi pimpinan AS.

Menurut informasi AS, dia bergabung dengan AQAP pada tahun 2010 dan memimpin pasukan dalam mengambil alih Provinsi Abyan di Yaman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya