5 Fakta Menarik Europa, Satelit Milik Jupiter

Europa ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610, namun kemudian dibantah oleh Simon Marius.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 12 Mar 2024, 01:00 WIB
Europa, salah satu dari 72 bulan Jupiter (Credit: NASA/JPL/DLR/SwRI / MSSS)

Liputan6.com, Jakarta - Jupiter planet terbesar di galaksi Bima Sakti miliki satu bulan yang cukup populer di kalangan para ahli astronomi. Bulan atau satelit alami milik Jupiter tersebut adalah Europa.

Europa ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610, namun kemudian dibantah oleh Simon Marius. Ia mengklaim telah menemukan europa terlebih dahulu pada 1609.

Terlepas dari penemu pertamanya, europa merupakan satelit alami yang menarik untuk diulas. Dikutip dari laman The Planetary Society pada Senin (11/03/2024), berikut fakta menarik satelit europa milik Jupiter.

1. Europa Dilapisi Es

Europa adalah bulan terbesar keenam di Tata Surya. Diameternya sekitar 3.130 kilometer, sedikit lebih kecil dari bulan Bumi.

Europa merupakan satelit yang paling dekat kedua dengan Jupiter. Satelit ini kadang berada dekat dengan Jupiter, kadang juga jauh.

Europa merupakan benda padat paling halus di Tata Surya. Puncak tertingginya, yang jumlahnya sedikit, hanya mencapai beberapa ratus meter, dan jarang terdapat kawah besar.

Europa terdiri dari es yang menutupi lautan air di bawahnya. Para ilmuwan menaruh harapan bahwa ada jenis kehidupan yanag bisa hidup di bawah lapisan es satelit yang membeku itu.

 


Memiliki Oksigen

2. Memiliki Oksigen

Wahana antariksa Juno milik NASA menunjukkan satelit Jupiter yakni europa ternyata menghasilkan banyak oksigen setiap hari. Peneliti memperkirakan produksi oksigen dari europa berdasarkan jumlah hidrogen yang keluar dari permukaannya.

Kesimpulannya, europa menghasilkan sekitar 1000 ton oksigen setiap 24 jam, cukup untuk satu juta manusia. Temuan akdnungan oksigen di atmosfer satelit ini membuat europa disebut sebagai tempat yang menjanjikan untuk astrobiologi.

Para ilmuwan menaruh harapan bahwa ada jenis kehidupan yanag bisa hidup di bawah lapisan es satelit yang membeku itu. Karena europa diperkirakan memiliki lautan bawah permukaan, para ilmuwan bertanya-tanya apakah oksigen di permukaan satelit dapat menyediakan oksigen pula bagi lautan.

Meskipun 1.000 ton oksigen per hari adalah jumlah yang banyak, jumlah tersebut lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Sebelumnya ilmuwan memperkitakan europa bisa menghasilkan lebih dari 1 ton oksigen per detik.

3. Memiliki Permukaan yang Rata

Europa memiliki lapisan yang sangat halus terlepas dari permukaannya yang terbuat dari lapisan es padat. Meski ilmuwan meyakini terdapat retakan dan goresan pada lapisannya, namun europa sangat jarang terdapat kawah pada bagian permukaannya akibat meteor.

Ha ini lah mengapa europa dikatakan memiliki permukaan yang paling halus di tata surya. Europa terbuat dari batuan silikat dan diperkirakan memiliki inti besi.

Europa memiliki atmosfer yang terdiri atas oksigen.

 


3,5 Hari di Bumi

4. Satu Hari di Europa 3,5 Hari di Bumi

Satu hari di europa, salah satu satelit Jupiter, sama dengan 3,5 hari di Bumi. Europa mengorbit Jupiter setiap 3,5 hari dan terkunci oleh gravitasi ke Jupiter.

Hal ini berarti belahan bulan yang sama selalu menghadap planet ini. Europa adalah bulan terbesar keenam di tata surya dan satelit terbesar keempat Jupiter.

Satelit alami ini mengelilingi Jupiter dengan kecepatan hingga 49.476 kilometer per jam.

5. Memiliki Air Lebih Bnyak dari Bumi

Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa terdapat air atau zat yang memungkinkan kehidupan terjadi di bawah lapisan es pada europa. Namun, apabila hal tersebut terbukti maka jumlah air dari europa akan sangat melimpah.

Para ahli astronomi menyebut perbandingan air europa bisa menjadi 2 kali lebih banyak dibandingkan jumlah air di bumi. Hal ini tentu saja merupakan jumlah yang fantastis mengingat permukaan europa yang terbuat dari lapisan es padat.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya