Bursa Asia Bervariasi Usai Pengumuman Inflasi Jepang

Bursa Asia bergerak beragam pada pembukaan perdagangan hari Selasa ini. Angka inflasi jepang untuk bulan Februari lebih tinggi dari perkiraan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Mar 2024, 09:00 WIB
Selasa (12/3/2024), indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir untuk hari kedua berturut-turut, kehilangan 1,12%. Sedangkan indeks Topix turun 1,37%. Orang-orang melewati gedung Bursa Efek Tokyo Rabu, 2 November 2022, di Tokyo. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Saham di kawasan Asia Pasifik atau sering disebut bursa Asia bergerak beragam pada pembukaan perdagangan hari Selasa ini. Angka inflasi jepang untuk bulan Februari lebih tinggi dari perkiraan.

Tingkat inflasi korporasi Jepang pada Februari naik menjadi 0,6% mengalahkan ekspektasi para analis dan ekonom yang memperkirakan bakal di angka 0,5%. Angka inflasi jepang Februari ini juga naik jika dibandingkan dengan Januari yang tercatat 0,2%.

Angka inflasi yang cukup tinggi juga dapat membuka jalan bagi Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat, yang akan membebani pasar ekuitas Jepang.

Mengutip CNBC, Selasa (12/3/2024), indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir untuk hari kedua berturut-turut, kehilangan 1,12%. Sedangkan indeks Topix turun 1,37%.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 rebound dan naik 0,26% pada awal perdagangan.

Kospi Korea Selatan juga kembali menguat, diperdagangkan naik 0,18%, sementara saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,55%.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong tampaknya akan melanjutkan kenaikannya, dengan kontrak berjangka di 16.700, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan penutupan Hang Seng sebelumnya yang ada di 16.587.57.

Investor juga akan mencermati angka inflasi di India dan AS pada Selasa malam, yang dapat memberikan petunjuk kapan Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya.


Wall Street

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Wall Street tertekan pada perdagangan Senin. indeks S&P 500 tertekan karena reli saham-saham utama telah mereda

Mengutip CNBC, Selasa (12/3/2024), S&P 500 tergelincir 0,11% menjadi 5.117,94. Nasdaq turun 0,41% menjadi 16.019,27, karena saham teknologi mengalami kesulitan. Keduanya mengalami sesi negatif kedua berturut-turut.

Indeks Dow Jones melawan tren, menambahkan 46,97 poin, atau 0,12% menjadi berakhir pada 38.769,66.

saham teknologi informasi Super Micro Computer turun lebih dari 5%, sementara pembuat chip Nvidia turun 2%. Keduanya terpukul ketika investor mempertanyakan apakah saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan memiliki lebih banyak ruang untuk mengejar reli besar-besaran.

Saham Meta juga mengalami kesulitan, dengan perusahaan induk Facebook anjlok 4,4%. Di luar teknologi, saham farmasi Eli Lilly turun lebih dari 3%.

Penurunan bursa saham Amerika Serikat ini terjadi ketika pelaku pasar tengah memanti indeks harga konsumen bulan Februari yang akan dirilis pada hari Selasa.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan CPI akan naik 0,4% antara bulan Januari dan Februari dan 3,1% secara tahunan.

Tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, inflasi inti diperkirakan akan meningkat 0,3% dalam sebulan dan 3,7% dalam setahun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya