Penelitian Sebut Puasa dengan Alasan Agama Bisa Kurangi Gejala Depresi

Tak hanya kesehatan fisik, menurut penelitian, puasa dapat mempengaruhi mood (suasana hati) dan kesehatan mental seseorang.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Mar 2024, 09:00 WIB
Penelitian Sebut Puasa dengan Alasan Agama dapat Mengurangi Gejala Depresi dan Perbaiki Kesehatan Mental. (Foto: Freepik/Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan adalah waktu diwajibkannya puasa bagi umat Islam. Puasa dikenal sebagai ibadah menahan diri dari nafsu mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa diyakini memiliki berbagai manfaat, salah satunya bagi kesehatan. Tak hanya kesehatan fisik, menurut penelitian, puasa dapat mempengaruhi mood (suasana hati) dan kesehatan mental seseorang.

Melansir Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat mengurangi gejala depresi. Meski begitu, dokter tidak secara rutin menganjurkan puasa sebagai pengobatan depresi.

Penelitian mengenai pengaruh puasa terhadap depresi menunjukkan hasil yang beragam. Salah satu tinjauan literatur tahun 2021 menemukan bahwa ada beberapa mekanisme neurobiologis yang terlibat selama puasa yang dapat memperbaiki gejala depresi.

Sebuah studi tahun 2022 yang lebih besar yang berfokus pada orang-orang dengan depresi juga menyelidiki penggunaan puasa untuk depresi. Ditemukan bahwa puasa menyebabkan pengurangan gejala pada orang yang mengalami depresi sedang hingga berat.

“Puasa dapat menyebabkan banyak perubahan pada seluruh tubuh, beberapa di antaranya dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental seseorang,” mengutip Medical News Today, Selasa (12/3/2024).

Beberapa penelitian menemukan adanya peningkatan mood positif setelah berpuasa. Peserta merasakan perasaan bangga, penghargaan, dan prestasi.


Berdampak Positif bagi Suasana Hati

Puasa Ramadhan memang diyakini baik bagi tubuh jika dijalankan dengan benar dan sesuai arahan dokter jika memiliki komorbid.

Para peneliti mengembangkan berbagai teori mengapa orang bereaksi positif terhadap puasa. Teori-teori itu termasuk:

  • Keyakinan agama atau spiritual yang membuat puasa menjadi pengalaman yang lebih positif.
  • Perasaan sukses setelah menyelesaikan puasa.
  • Pengalaman puasa sebelumnya menyebabkan perubahan suasana hati yang lebih positif.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa mungkin berdampak positif pada suasana hati seseorang.

Sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa puasa dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi tanpa menambah rasa lelah. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi temuan ini.


Puasa Karena Alasan Agama Beri Dampak Positif bagi Mental

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa karena alasan agama dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seseorang.

Banyak dari hal ini telah dilakukan pada populasi Muslim yang berpuasa selama Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam.

Sebuah studi tahun 2018 terhadap orang yang berpuasa selama Ramadhan menemukan bahwa partisipan melaporkan tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang lebih rendah setelah berpuasa.

Namun, beberapa manfaat ini kemungkinan besar terkait dengan tradisi masyarakat dan budaya yang berlangsung selama bulan Ramadhan.


Manfaat Puasa bagi Kesehatan Fisik

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa puasa dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik seseorang. Ini dapat membantu penurunan berat badan dan mengurangi kadar kolesterol.

Sebuah studi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak kalori di pagi hari dan menjalani periode puasa yang teratur dapat memberikan manfaat fisiologis lebih lanjut, seperti:

  • Tingkat energi yang lebih tinggi
  • Pola tidur yang lebih baik
  • Peradangan yang lebih rendah
  • Peningkatan autophagy, yaitu proses menghilangkan sel-sel yang rusak.

Namun, penulis penelitian mengakui bahwa pola asupan kalori dan puasa seperti ini mungkin tidak dapat dilakukan oleh sebagian orang.

infografis Makanan dan Minuman Manis yang Tepat untuk Berbuka Puasa . (Liputan6.com/Abdillah).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya