Anak Sahur dengan Mi Instan, Begini Tanggapan IDAI

Sahur dengan mi instan cenderung membuat gula darah cepat naik dan cepat pula turun.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Mar 2024, 15:25 WIB
Anak Sahur dengan Mi Instan, Begini Tanggapan IDAI. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Mi instan kerap menjadi pilihan menu sahur sebagian orang termasuk anak-anak. Selain praktis, mie dengan kuah hangat juga seolah cocok disantap di dini hari.

Namun, apakah sahur dengan mi instan saja cukup untuk bekal puasa Ramadhan seharian?

Terkait hal ini, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso memberi tanggapan. Menurutnya, sahur dengan mi instan cenderung membuat gula darah cepat naik dan cepat pula turun.

“Sahur pakai mi instan, mi instan itu kan gula ya, namanya karbohidrat cepat serap dia akan bikin sugar crash (kadar gula darah) naik cepat dan kemudian juga akan cepat turun,” kata Piprim dalam acara National Immunization Champion Workshop di Jakarta, Jumat 8 Maret 2024.

“Pada saat sugar crash itulah laparnya timbul, jadi ketika anak diberi junk food atau snack yang karbohidratnya tinggi, atau gula tinggi, dia memicu laparnya cepat,” lanjutnya.

Sebaliknya, ketika anak diberi makan sahur dengan nasi dan omelet atau nasi dengan opor ayam atau sebagainya, maka rasa kenyang akan tinggal lebih lama. Pasalnya, protein tidak memicu sugar spike dan sugar crash.


Jika Terpaksa Sahur dengan Mi

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso dalam acara National Immunization Champion Workshop, Jumat (8/3/2024). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin)

Jika terpaksa sahur dengan mi, lanjut Piprim, maka perlu diperbanyak jumlah proteinnya.

“Telurnya mungkin lebih banyak dari komposisi mi instannya,” saran Piprim.

Sebelumnya, Piprim menyampaikan, anak-anak yang hendak belajar puasa Ramadhan perlu mendapatkan asupan nutrisi yang baik saat sahur dan buka.

Menurutnya, menu-menu yang baik untuk disantap anak saat buka dan sahur adalah menu yang tinggi nutrisi.

“Anak itu sedang masa pertumbuhan, jangan sampai ada malnutrisi.”

Bagi anak yang lebih muda yakni di bawah dua tahun, malnutrisi bahkan bisa menyebabkan stunting.

“Nah, stunting ini kan kuncinya kecukupan protein hewani. Lagi-lagi nutrisinya itu dari karbohidrat, protein hewaninya, lemak esensial, sayur, buah, itulah nutrisi esensial yang dibutuhkan anak.”


Anak yang Belajar Puasa Butuh Nutrisi Esensial

Nutrisi-nutrisi esensial, lanjut Piprim, juga dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang menjalankan puasa.

“Sayangnya, banyak yang membombardir anak dengan makanan junk food. Junk food itu kan tinggi kalori tapi miskin nutrisi nanti larinya ke diabetes. Jadi usahakan makanan kaya nutrisi supaya anak tidak mengalami malnutrisi,” papar Piprim.

Dia yakin bahwa anak tidak akan malnutrisi karena puasa jika asupan nutrisi hariannya tercukupi dengan baik saat buka dan sahur.


Contoh Menu Sahur untuk Anak

Beberapa contoh menu masakan yang bisa disajikan pada anak saat sahur atau buka adalah makanan-makanan sehari-hari yang tak sulit ditemukan.

Menurut Piprim, beberapa menu yang bisa dihidangkan adalah:

  • Nasi dadar telur
  • Ayam goreng
  • Ikan goreng
  • Opor.

“Protein hewaninya harus cukup,” pungkasnya.

infografis Makanan dan Minuman Manis yang Tepat untuk Berbuka Puasa . (Liputan6.com/Abdillah).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya