Sergei Krikalev, Astronaut Tak Pulang ke Bumi karena Tak Punya Uang

Krikalev adalah seorang insinyur penerbangan yang dilatih dan disertifikasi oleh agen ruang angkasa Uni Soviet.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Mar 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi astronaut. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Cerita astronaut yang tidak kunjung pulang ke Bumi karena tak memiliki ongkos benar adanya. Cerita ini milik Sergei Krikalev, astronaut Uni Soviet yang pernah mengalami kisah tidak bisa kembali ke Bumi karena negaranya bubar pada 1991.

Krikalev adalah seorang insinyur penerbangan yang dilatih dan disertifikasi oleh agen ruang angkasa Uni Soviet. Melansir laman New Mexico Museum of Space History pada Selasa (12/03/2024), Krikalev melakukan misi ke Stasiun Ruang Angkasa Mir sebagai bagian dari awak Mir EO-9 pada 18 Mei 1991.

Misi ini merupakan perjalanan keduanya keluar bumi. Apalagi, dia juga hanya melakukan tugas rutin layaknya rekan astronaut lainnya, yakni melakukan beberapa perbaikan dan pembaruan peralatan di MIR.

Dia meluncur ke luar angkasa dengan pesawat Soyuz bersama dua astronaut lain, yaitu Anatoly Artsebarsky dan Helen Sharman. Sesampainya di Mir, ketiganya berkegiatan sesuai tugas.

Hanya saja, di pertengahan masa perbaikan, Artsebarsky dan Sharman pulang terlebih dahulu. Sementara, Krikalev tetap berada di Mir untuk menyelesaikan tugas dan menunggu astronaut lain datang.

Dikutip dari laman IFL pada Selasa (12/03/2024), Krikalev di penghujung misi atau di bulan Oktober. Ketika hendak pulang, ada gonjang-ganjing hebat di bumi yang tidak pernah pria berusia 33 tahun ini ketahui selama menjalankan misi.

Ternyata, negara asalnya, Uni Soviet, sedang dilanda perpecahan. Sejak bulan Agustus, negara-negara satelit Soviet mulai memisahkan diri dan gelombang reformasi mulai menggerogoti pemerintahan.

 


Uni Soviet Bubar

Hingga akhirnya, di penghujung Desember, Uni Soviet dinyatakan bubar dan tidak ada lagi di dunia. Ketiadaan negara komunis itu praktis membuat nasib Krikalev terkatung-katung.

Saat meminta pulang ke bumi dia ditolak pemerintah Rusia. Alasannya sederhana karena dunia astronomi bukan lagi prioritas utama.

Pemerintah lebih baik fokus mengurusi perbaikan ekonomi ketimbang mengeluarkan uang hingga jutaan dollar hanya untuk memulangkan satu orang astronaut. Kemudian, baru Krikalev diberi tahu bahwa pihak di Bumi tidak ada uang untuk membawanya pulang.

Pada saat itu keadaan keuangan Uni Soviet sedang kolaps. Pemerintah sampai menjual berbagai peralatan ruang angkasa yang dimiliki, seperti kursi roket hingga Stasiun Ruang Angkasa Mir sendiri.

Pemerintah menjual kursi roket Soyuz pada negara lain untuk menambah uang. Austria membeli satu kursi roket Soyuz seharga 7 juta dollar.

Sementara, Jepang membeli satu kursi lainnya seharga 12 juta dollar untuk mengirimkan reporter TV ke ruang angkasa. Rusia juga berencana menjual cepat Stasiun Ruang Angkasa Mir kendati sedang ada program yang berjalan.

Ini artinya, anggota kru lain yang sedang bertugas di stasiun tersebut pulang ke Bumi. Namun, Krikalev sebagai insinyur penerbangan tidak bisa pulang.

Sekalipun diperbolehkan pulang, tak ada negara yang bisa jadi tempat mendarat. Kazakhstan, negara lokasi peluncuran roket, sudah mengalami perubahan.

 


Minta Madu

Dengan kondisi demikian, Krilalev dinyatakan telantar di luar angkasa. Dia memang tidak sendirian karena masih ada astronaut lain. Namun, Krikalev jadi astronaut terlama di Mir.

Terlebih, dia selama di bumi tidak pernah mengikuti pelatihan astronaut dalam waktu lebih dari 5 bulan. Perpanjangan durasi jelas jadi malapetaka bagi dirinya.

Untuk menyemangati diri, Krikalev meminta dikirimkan madu. Namun, tidak ada madu saat itu. Sebagai gantinya, ia malah dikirimi lemon dan horseradish, jenis lobak pedas yang tumbuh di Rusia dan Hongaria.

Di Stasiun Ruang Angkasa Uni Soviet Mir, ada kapsul Raduga yang secara spesifik didesain untuk kembali ke Bumi. Jika Krikalev menggunakannya, maka ia bisa pulang ke Bumi.

Di sisi lain, Krikalev menimbang-nimbang, jika ia pergi dari Mir, maka saat itu adalah akhir dari stasiun ruang angkasa tersebut. Sebab, tidak ada lagi orang yang akan merawatnya.

Namun, jika Krikalev bertahan di ruang angkasa, maka kesehatannya akan terancam. Salah satu risiko efek sampingnya antara lain penyusutan massa otot (muscle atrophy), paparan radiasi, risiko kanker, dan pelemahan sistem imun dari hari ke hari.

 


Bantuan Jerman

Setelah berada di luar angkasa selama 10 bulan atau 311 hari dan mengelilingi bumi 5.000 kali, Krikalev akhirnya bisa sampai kembali ke bumi. Pada 25 Maret 1992, pemerintah Jerman membayari biaya kepulangan Krikalev.

Ia bisa pulang usai Jerman membayar US$ 24 juta dolar untuk membelikan tiket bagi penggantinya, Klaus-Dietrich Flade.

Dia pun pulang dengan selamat meski hampir sekarat. Setibanya di Bumi, ia terlihat masih menggunakan pakaian ruang angkasa yang bertuliskan USSR dan patch bendera Uni Soviet.

Saat tiba wajahnya pucat dan tulang-tulangnya tak bisa menopang berat tubuh Krikalev. Hanya satu hal positif yang didengarnya, yaitu fakta kalau dia lebih muda 0,002 detik dibanding manusia di seluruh bumi.

Kepulangan Krikalev membuatnya dijuluki sebagai "orang Uni Soviet terakhir". Meski begitu, pengalaman pahit di luar angkasa tak membuatnya trauma.

Meski telah melewati hal yang cukup menegangkan, akhirnya dua tahun setelah kepulangannya ke Bumi, Krikalev diangkat menjadi pahlawan Rusia. Ia ditugaskan kembali ke ruang angkasa, sebagai kosmonaut Rusia pertama yang terbang di shuttle NASA milik Amerika Serikat.

Ia juga jadi yang pertama merasakan pengalaman di International Space Station (ISS). Kisah kosmonaut Sergei Krikalev di luar angkasa dituangkan ke dalam film dokumenter Out of the Present.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya