Liputan6.com, Jakarta Olahraga merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan. Kegiatan ini juga penting dilakukan agar tetap bugar selama Ramadhan.
"Tetap latihan meskipun puasa. Lama latihan harap dikurangi misalnya dari 60 menit menjadi 30 menit," kata dokter spesialis kedokteran olahraga Hario Tilarso mengutip Antara.
Advertisement
Mengenai waktu olahraga, Hario mengatakan lebih baik latihan fisik dijadwalkan pada sore ketimbang pagi hari.
Di kesempatan berbeda, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan Yohannes Toban Layuk Allo mengatakan bahwa mengenai waktu olahraga yang dilakukan saat bulan Ramadhan tergantung kepada masing-masing individu. Umumnya dilakukan di sekitaran waktu berbuka puasa.
"Waktu yang tepat itu sekitar satu jam menjelang buka puasa atau sesudah berbuka puasa," kata Toban dalam diskusi di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Ditekankan Toban bahwa masing-masing individu melakukan olahraga sesuai kemampuan diri. Bila merasa baik-baik saja berolahraga sebelum buka puasa, maka bisa dilakukan satu jam sebelum jam buka puasa. Namun, tidak masalah juga jika berolahraga dilakukan sesudah minum atau makan makanan ringan kala buka puasa.
"Sesuaikan dengan kemampuan diri, makanya ada prinsip kenali tubuh sendiri," kata Toban.
Waktu Latihan Dikurangi di Bulan Puasa
Hario juga menyarankan bagi yang menjalankan puasa, agar waktu latihan dikurangi selama bulan Ramadhan. Bila semula tiga kali seminggu, maka saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan menjadi dua kali.
Jenis Olahraga yang Cocok di Bulan Puasa
Mengenai latihan fisik yang dilakukan saat berpuasa, Hario mengatakan bahwa bebas apa saja kesukaan individu tersebut.
"Latihan bisa apa saja seperti lari, jalan kaki, bersepeda, renang, dansa dan lainnya," kata Hario.
Sementara itu, Toban mengatakan bahwa olahraga yang bisa dilakukan adalah jenis yang biasa dilakukan sehari-hari. Misalnya terbiasa lari maka lakukan lari atau biasa yoga bisa melakukan hal tersebut.
Advertisement
Cegah Cedera Saat Berolahraga di Bulan Puasa
Saat menjalankan puasa, seseorang rentan kekurangan cairan terutama elektrolit. Maka, Toban menganjurkan bahwa seseorang yang melakukan olahraga di bulan puasa untuk mengonsumsi minuman yang mengandung elektrolit saat berbuka.
"Minuman larutan isotonik punya kandungan elektrolit," katanya.
Asupan cairan yang cukup meminimalisasi tubuh mengalami cedera.