Liputan6.com, Jakarta - Video dua orang remaja perempuan nyangkut bersama sepeda motornya di atas genteng rumah warga jadi viral di media sosial. Klip tersebut diunggah di akun Tiktok @ariani.69 pada Selasa, 13 Maret 2024, dan telah ditonton sebanyak 7,5 juta kali saat artikel ini ditulis.
Kejadian tersebut disebut terjadi Ciwangkid, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Di rekaman, terlihat dua perempuan berjilbab tersebut kesulitan turun karena motor bagian depannya masuk ke rangka atap rumah warga, sedangkan bagian belakangnya tersangkut di luar.
Advertisement
Akibat kerasnya tabrakan motor tersebut, genteng rumah warga terlihat ambruk dan berlubang. Kayu-kayu rangkanya pun patah. Warga sekitar terlihat berkumpul dan berusaha membantu menyelamatkan dua remaja dan motor mereka.
Dilihat dari video, dua perempuan tersebut tidak mengalami luka serius. Salah satu yang memakai jilbab hitam tampak tersenyum dan bercanda hendak melemparkan genteng ketika ada seorang laki-laki yang hendak membantu.
Belum ada konfirmasi yang jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi, namun jika melihat kolom komentar, salah satu warganet menyebutkan bahwa kronologi kejadiannya karena kondisi jalan di daerah tersebut sangat curam, Jadi, pengendara motor sering kali kelepasan untuk mengerem di waktu yang tepat.
"Rumah pegunungan, itu jalannya sejajar sama atas rumah,” kata salah satu warganet ketika ditanya pengguna lain bagaimana kondisi jalannya. "Lolos rem, itu jalannya curam banget wa. Aku juga kalo lewat jalan itu rem suka panas, ujung-ujungnya mah lolos rem," tulis yang lain dalam bahasa Sunda.
Dibantu Warga Sekitar
Akun TikTok @ariani.69 juga mengunggah video saat proses evakuasi motor berlangsung pada Selasa, 12 Maret 2024. Di klip tersebut, warga terlihat bergotong-royong menurunkan motor dari atap menggunakan bambu yang disusun memanjang yang menghubungkan atap dan halaman.
Aksi gotong royong masyarakat tersebut mendapat pujian dari salah satu warganet. "Salut dengan masyarakatnya,” tulis salah satunya. Warganet lain juga membalas komentar tersebut dengan mengatakan bahwa di desa memang masih kental dengan yang kultur gotong royong.
“Kalo di desa mah gini semua, masih rame gotong royong,” balas warganet yang lain.
Terlepas dari itu semua, warganet banyak yang terheran-heran mengapa hal ini bisa terjadi. Bahkan sebagian orang tertawa karena kejadiannya dianggap terlalu lucu.
“Mau sedih karena itu musibah, tapi apalah dayaku si adeknya terlalu lucu,” tulis seorang pengguna. “Sumpah gak nalar dari otak gue, jalan raya pindah ke atap," yang lain menimpali sambil memberikan emoji tertawa.
Advertisement
Pentingnya Gotong Royong
Berbicara mengenai gotong royong, hal tersebut memang penting untuk diterapkan. Mengutip kanal News Liputan6.com, 13 Maret 2024, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, semangat gotong royong dipercaya bisa menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, seberat apapun, dengan syarat tidak bergerak sendiri-sendiri.
"Saya percaya segala macam persoalan bangsa kita bisa diselesaikan secara bersama-sama selama ada semangat bergotong royong dan tidak bergerak sendiri-sendiri, serta bukan kamu-kamu dan gue-gue, hal itu sudah pasti tidak menjadi solusi," katanya.
Namun, semangat gotong royong saat ini perlahan mulai pudar. Mengutip penelitian "Perubahan Kehidupan Gotong Royong Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran," Rabu, peneliti mengamati bahwa kehidupan gotong royong pada masyarakat pedesaan dahulu dengan sekarang sangat terasa berbeda.
Jika dulu masyarakat berpartisipasi dan saling bantu membantu tanpa mengharapkan imbalan, sekarang warga cenderung menginginkan imbalan dari setiap kegiatan yang ia kerjakan.
Faktor Penyebab Semangat Gotong Royong Kian Memudar
Dalam sebuah penelitian "Faktor-faktor Penyebab Pergeseran Nilai Gotong Royong: Tingkat Kesibukan Masyarakat dan Keaktifan Pemimpinnya" yang diambil pada Rabu, 13 Maret 2024, disebutkan bahwa ada dua faktor memudarnya semangat tersebut.
Pertama, tingkat kesibukan masyarakat. Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi masyarakat menyebabkan mereka lebih mengutamakan pemenuhan materi.
Kedua, karena pemimpinnya kurang aktif dalam mengajak gotong royong. Pemimpin jadi teladan bagi masyarakatnya, sehingga ketika pemimpin aktif dalam mengajak dan terjun langsung pada kegiatan gotong-royong, masyarakat akan merasa segan jika tidak turut serta.
Kembali ke aksi gotong royong warga dalam menurunkan motor yang tersangkut di atas, itu adalah salah satu bentuk yang patut dicontoh. Berdasarkan apa yang dikatakan Mensos, refleksinya juga terlihat di zaman perang kemerdekaan, yang mana bangsa Indonesia dengan persenjataan dan sumber daya terbatas tetap bisa merdeka.
Advertisement