OJK: Ramadan Momen Tepat Kenalkan Layanan Keuangan Syariah

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengakui sempat mendapat penawaran penipuan melalui telepon dan wa.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Mar 2024, 17:15 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau masyarakat untuk terus waspada sepanjang bulan Ramada karena banyaknya modus penipuan yang dapat merugikan masyarakat. (Dok OJK)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bulan Ramadan merupakan momen tepat untuk masyarakat Indonesia lebih mengenal dan menggunakan produk serta layanan keuangan syariah.

Hal itu seperti disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi saat acara Pembukaan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2024, Rabu (13/3/2024).

"Keterampilan pengelolaan keuangan selama Ramadan dan Lebaran menjadi hal penting yang perlu disampaikan kepada masyarakat untuk mencapai kesejahteraan," ujar Friderica.

Dalam rangka mengoptimalkan dan menyemarakkan bulan Ramadan serta meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia, OJK melaksanakan rangkaian kegiatan melalui Gebyar Ramadhan keuangan syariah atau yang disingkat menjadi Gerak Syariah. 

Program gerak Syariah ini diharapkan dapat meningkatkan literasi dan juga inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia secara masif dan merata sepanjang bulan Ramadan 1445 Hijriah ini.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk terus waspada sepanjang bulan Ramadan karena banyaknya modus penipuan yang dapat merugikan masyarakat. Friderica mengakui dirinya sempat mendapat penawaran penipuan melalui telepon dan whatsapp.

"Saya sendiri pun, baru dua hari puasa ini, sudah beberapa juga menawarkan berbagai skema penipuan melalui telepon maupun whatsapp. Jadi, saya mengingatkan untuk terus berhati-hati dan waspada,” kata Friderica.

Friderica juga meminta agar masyarakat untuk saling mengingatkan keluarga, saudara, dan kerabat terkait berbagai modus penipuan selama bulan Ramadan. 

 

 


OJK Ingatkan Ada Tiga Modus Penipuan Saat Ramadan, Wajib Diwaspadai

Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi meminta, masyarakat mewaspadai penipuan selama bulan suci Ramadan.

Menurut Friderica, modus penipuan saat Ramadan biasanya meningkat. Hal ini disebabkan peningkatan dan kebutuan masyarakat yang juga meningkat selama Ramadan.

"Maka, kita harus hati-hati mewaspadai berbagai tren yang muncul," kata Friderica saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulan Februari 2024 dilansir dari Antara, Rabu (6/3/2024).

Friderica menambahkan, setidaknya terdapat tiga modus penipuan yang kerap terjadi saat Ramadan. Pertama, modus transfer dana dari pinjol (pinjaman online) ilegal kepada orang yang tidak pernah mengajukan pinjaman.

Friderica, yang akrab disapa Kiki, mengatakan masyarakat harus segera melapor ke bank dan Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) bila menghadapi kasus tersebut. Dia juga mengingatkan, masyarakat untuk tidak menggunakan uangnya bila memang tidak mengajukan pinjaman.

Selain itu, dia juga menyarankan masyarakat untuk langsung memblokir dan mengabaikan pesan dari debt collector. Masyarakat juga perlu melapor pada Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) agar kasus dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

 

 

 


Modus Kedua

Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Modus kedua yaitu penawaran paket diskon dengan harga yang tidak wajar. Dia mencontohkan, penawaran paket umroh yang sering dicari masyarakat ketika masuk momentum Ramadan.

Kiki mengimbau, masyarakat untuk tidak terlena dengan paket umroh yang menawarkan diskon harga yang tidak masuk akal.

"Karena biasanya orang positive thinking ketika ada penawaran umroh. Ini harus hati-hati," ujar dia.

Adapun modus yang terakhir yaitu pesan tentang pengiriman parsel. Momen Ramadan dan Idul Fitri kerap dirayakan oleh umat muslim dengan berbagi parsel kepada kerabat. Penipu bisa memanfaatkan momen ini dengan mengirimkan pesan yang meminta masyarakat membuka atau mengunduh suatu dokumen atau aplikasi.

"Tujuannya untuk mencuri data kita, informasi yang penting seperti username, password, m-banking, dan lain-lain. Jadi hati-hati, jangan sembarangan buka dan unduh aplikasi yang kita tidak yakin," ujar Kiki.


OJK Minta Warga Jaga Skor Kredit Tetap Hijau

Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, mengingatkan agar masyarakat yang mendapat pinjaman/bantuan pembiayaan dari industri jasa keuangan untuk menjaga riwayat catatan keuangan melalui SLIK OJK, agar ke depannya mudah mendapatkan fasilitas pinjaman kembali dari lembaga jasa keuangan yang kredibel.

Hal itu disampaikan dalam kegiatan edukasi keuangan kepada penduduk desa yang diselenggarakan di Balai Ekonomi Desa Ngargogondo, Kec. Borobudur, Selasa (5/3/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto dan sekitar 300 warga Desa Ngargogondo yang kebanyakan petani, pelaku UMKM, pelaku industri pariwisata, kelompok usaha milenial, anggota Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta 1.000 peserta online.

Friderica mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya OJK guna mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan edukasi secara masif di berbagai daerah, salah satunya di Desa Ngargogondo Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

OJK terus mendukung peningkatan perekonomian masyarakat melalui penguatan UMKM antara lain dengan peningkatan pengetahuan usaha.

“Ekonomi masyarakat harus kita dukung. Kalau kita lihat, UMKM ini menyumbang porsi yang sangat besar terhadap ekonomi Indonesia. 99 persen unit usaha di Indonesia merupakan UMKM, kemudian serapan tenaga kerjanya juga luar biasa. Ini yang saya juga sangat salut dan mendukung,” kata Friderica.

  Friderica menjelaskan mengenai program OJK dalam mendukung UMKM dan mengajak industri jasa keuangan untuk dapat memberikan support, terutama terkait pembiayaan UMKM, agar UMKM yang ada di Indonesia bisa naik kelas.

“OJK banyak menyelenggarakan bisnis matching, artinya, kita mengumpulkan banyak sekali pelaku UMKM, dan mempertemukan dengan bank dan juga industri jasa keuangan yang bisa memberikan pinjaman. Kami juga melakukan pendampingan-pendampingan yang diperlukan untuk Bapak Ibu masyarakat di sini agar usahanya bisa naik kelas,” ujarnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya