Liputan6.com, Brussels - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa (12/3/2023), Israel akan terus melanjutkan operasi militernya ke Rafah di Jalur Gaza selatan sekalipun tekanan internasional meningkat.
Semakin banyak suara yang ikut menyerukan agar Israel tidak memasuki Rafah, salah satu daerah terakhir yang relatif aman, tempat 1,5 juta warga Jalur Gaza mencari perlindungan.
Advertisement
"Kami akan menyelesaikan pekerjaan di Rafah sambil memastikan keselamatan penduduk sipil," kata Netanyahu di konferensi organisasi AIPAC pro-Israel di Washington, D.C, seperti dilansir VOA Indonesia, Kamis (14/3).
Uni Eropa Akan Desak Israel
Pernyataan Netanyahu muncul ketika para pemimpin Uni Eropa berencana mendesak Israel agar tidak melancarkan operasi darat di Rafah.
"Dewan Eropa mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri dari operasi darat di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina saat ini mencari perlindungan dari perang dan akses terhadap bantuan kemanusiaan," demikian menurut rancangan teks kesimpulan pertemuan puncak pemimpin Uni Eropa yang didapat Reuters.
Naskah tersebut memerlukan persetujuan dari seluruh 27 pemimpin nasional Uni Eropa untuk diadopsi dalam pertemuan puncak pada 21 dan 22 Maret.
Advertisement