Trisula Textile Industries Siapkan Rp 30 Miliar untuk Buyback 435 Juta Saham

Pembelian kembali saham (buyback) akan dilaksanakan selama 18 bulan setelah Trisula Textile Industries (BELL) memperoleh persetujuan dari RUPST yang dijadwalkan pada 22 April 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Mar 2024, 19:40 WIB
PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) berencana untuk membeli kembali saham (buyback) atas saham-saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan dan yang tercatat pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) berencana untuk membeli kembali saham (buyback) atas saham-saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan dan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pembelian kembali saham akan dilaksanakan selama 18 bulan setelah perseroan memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 22 April 2024.

"Biaya yang akan dikeluarkan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham adalah sebanyak-banyaknya sekitar Rp 30 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan pembelian kembali saham," ungkap manajemen PT Trisula Textile Industries Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (13/3/2024).

Jumlah saham yang akan dibeli kembali adalah sebanyak-banyaknya 6% dari modal disetor perseroan atau maksimum sebanyak 435 juta saham. Pembelian kembali saham akan dilakukan baik melalui Bursa maupun di luar Bursa Efek. Perseroan akan menunjuk PT Phillip Sekuritas Indonesia sebagai anggota bursa untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham perseroan melalui Bursa.

Pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan dilatar belakangi oleh harga saham perseroan saat ini yang belum mencerminkan nilai atau kinerja yang sesungguhnya. Di sisi lain, aksi ini dimaksudkan untuk  menjaga kewajaran harga saham perseroan dan meningkatkan kepercayaan investor yang diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian lebih baik bagi pemegang saham perseroan.

"Pelaksanaan pembelian kembali saham diharapkan dapat meningkatkan kinerja saham perseroan, serta memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan modal untuk mencapai struktur permodalan yang efisien," imbuh Manajemen.

Perseroan berkeyakinan pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kinerja usaha perseroan termasuk penurunan pendapatan, sehingga tidak ada perubahan atas proforma laba perseroan.

 

 


Tebar Dividen 2022

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berkualitas PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 3,62 miliar. Pembagian dividen itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin, 10 April 2023.

Selain itu, RUPST perseroan juga menyetujui penggunaan laba ditahan, sebesar Rp 100 juta untuk dana cadangan.

“Dengan gembira, kami mengumumkan bahwa tahun ini BELL kembali membagi dividen kepada para pemegang saham. Pertumbuhan positif sehingga mampu membukukan laba bersih 2022 yang penuh tantangan, merupakan pencapaian yang melegakan dan patut untuk disyukuri bersama,” kata Sekretaris Perusahaan Trisula Textile Industries, Terry Aditya Zulfianda dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (11/4/2023).

Sepanjang 2022, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 461,85 miliar atau meningkat 8 persen dari penjualan 2021. Laba bersih, perseroan mencatatkan kenaikan 9 persen dari Rp 2,45 miliar pada 2021 menjadi Rp 2,66 miliar.

Dari sisi penjualan perseroan di pasar domestik tercatat tumbuh 9 persen menjadi Rp 443,89 miliar atau berkontribusi sebesar 96 persen dari total penjualan BELL. Adapun penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 17,96 miliar atau 4 persen dari total penjualan. 

Sementara itu, mendukung imbauan pemerintah untuk mengampanyekan pembelian produk-produk dalam negeri, BELL terus menggenjot peningkatan pendapatan dengan menjual 100 persen produk lokal.

Dengan produk utama kain 100 persen polyester serta kombinasinya dengan rayon dan katun, produk BELL telah dikenal di dalam dan luar negeri antara lain dengan merek Bellini dan Caterina. 

 


Perluas Jaringan

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain kain, produk perseroan juga berupa seragam, serta pakaian jadi merek JOBB & Jack Nicklaus. Tahun ini, perseroan terus membidik peningkatan omzet penjualan sekaligus perluasan jaringan. Di samping terus aktif menambah toko ritel offline, BELL juga memperkuat kanal digital perseroan dengan penjualan di platform e-commerce Yukshopping.com, di samping juga memasarkan produk-produknya di berbagai marketplace.

"Perseroan melihat ada peluang untuk mencatatkan kinerja yang lebih tinggi pada 2023, karena pandemi Covid-19 yang sudah mereda sehingga kegiatan ekonomi masyarakat diharapkan sudah dapat sepenuhnya kembali normal. Dalam hal ini, BELL melihat peluang peningkatan penjualan, terutama untuk produk ritel perseroan yaitu JOBB dan Jack Nicklaus, baik melalui penjualan online maupun offline," tandasnya. 

 


Trisula Textile Tekan Biaya Produksi Berkat ESG

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) berhasil menekan biaya produksi seiring peningkatan pelaksanaan prinsip ESG (Environment, Social, Governance) dalam menjalankan bisnis.

Peningkatan efisiensi terjadi antara lain, dalam penurunan limbah majun atau kain lap dan limbah berbahaya yang dihasilkan, efisiensi penggunaan air berkat pemanfaatan daur ulang dari limbah cair, serta efisiensi penggunaan energi yang diperoleh melalui peningkatan produktivitas dan kualitas produksi serta penggunaan mesin mesin hemat energi.

"Limbah majun yang dihasilkan dalam proses produksi berhasil ditekan dari 0,0662 ton limbah untuk setiap ton produksi pada tahun 2021, saat ini telah turun menjadi 0,0636 ton limbah per ton. Sementara untuk penggunaan air, penghematan diperoleh melalui pemanfaatan recycle water atau air daur ulang yang sudah mencapai 24 persen dari limbah cair yang dihasilkan,” kata Sekretaris Perusahaan PT Trisula Textile Industries Tbk, Terry Aditya Zulfianda dalam keterangan resmi, Rabu (21/12/2022).

Perseroan menyatakan, dalam pelaksanaan prinsip ESG tersebut juga telah mengantarkan perseroan meraih penghargaan Industri Hijau level 5 dari Kementerian Perindustrian, yaitu penghargaan level tertinggi yang diberikan kepada perusahaan yang menerapkan prinsip industri hijau dalam proses produksinya. Komitmen manajemen dalam pelaksanaan prinsip ESG selaras dengan tren investor yang semakin meminati produk berbasis proyek hijau.

Menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), pergeseran minat investor tersebut terlihat dari peningkatan Asset Under Management (AUM) terkait ESG terus tumbuh. Dari hanya ada satu produk ESG pada 2016 dengan AUM Rp 42 miliar, pada 2022 telah meningkat menjadi 18 produk dengan AUM mencapai hampir Rp 2,1 triliun.

 


Capaian ESG

Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga Oktober 2022, perseroan berhasil meningkatkan capaian ESG pada penggunaan energi, penurunan emisi CO2, pengelolaan limbah, dan aspek sosial. Perseroan berhasil memanfaatkan energi terbarukan sebesar 12.176 GigaJoule (GJ) atau 6 persen dari total energi yang digunakan.

Capaian ini meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sumber energi terbarukan yang digunakan adalah cangkang sawit yang dicampur dengan batu bara sebagai bahan bakar boiler.

"Sementara emisi CO2 pun berhasil ditekan menjadi sebesar 23.896 ton, turun dari tahun lalu yang menghasilkan 25.277 ton. BELL juga berhasil menurunkan jumlah limbah berbahaya dari 3,20 ton pada Oktober tahun lalu menjadi 2 ton pada Oktober tahun ini,” ungkap Terry.

Prinsip ESG akan terus dijalankan oleh perseroan dalam bisnisnya. Komitmen tersebut untuk mengejar target strategi keberlanjutan yang diharapkan dapat tercapai pada 2030. Perseroan menargetkan penggunaan total energi terbarukan mencapai 39 persen dari total kebutuhan energi untuk produksi. Selain itu, intensitas emisi CO2 ditargetkan turun sebesar 36 persen pada 2030.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya