Liputan6.com, Jakarta - Masjid Al-Khadra merupakan salah satu masjid di wilayah Palestina. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Hizn Sidna Yaq'ub berlokasi di lereng Gunung Gerizim di bagian barat daya Kota Tua Nablus yang dalam bahasa ibrani sekhem di Yerusalem, Tepi Barat.
Wilayah Nablus merupakan kota yang terletak di bawah kekuasaan Otoritas Nasional Palestina. Dengan mayoritas muslim, populasinya sekitar 135 ribu orang yang juga merupakan salah satu pusat populasi Palestina terbesar di Timur Tengah.
Advertisement
Menjadi tempat ibadah masyarakat setempat di kota Nablus. Nasjid terletak 63 kilometer sebelah utara Yerusalem, dengan posisi di antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim.
Masih banyak hal mengenai Masjid Al-Khadra selain lokasinya. Berikut enam fakta menarik Masjid Al-Khadra yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com pada Rabu, 13 Maret 2024.
1. Sering Disebut Masjid Hijau
Masjid ini berbentuk persegi panjang, dan menaranya menjulang setinggi 30 meter. Lantaran memiliki kubah masjid berwarna hijau, maka masjid ini juga sering disebut masjid hijau.
Mengutip dari laman archinform.net, menurut tradisi Muslim setempat, masjid ini terletak di lokasi di mana Yakub menangis setelah diperlihatkan jubah Yusuf yang berlumuran darah dan menandakan bahwa dia telah dianiaya dan dibunuh.
Di sebelah kanan halaman ada sebuah ruangan kecil yang konon merupakan tempat Yakub duduk dan menangis. Karena itu nama alternatif masjid tersebut Sadness of our Lord Jacob atau "Kesedihan Tuhan kita Yakub"
2. Dulunya Tempat Ibadah Yahudi
Menurut tradisi Samaria, Masjid al-Khadra pernah menjadi sinagoga atau tempat ibadah orang Yahudi yang dihancurkan oleh Tentara Salib. Mereka mengklaim bahwa nama Arabnya al-Khadra "Yang Hijau" berasal dari Mahallat Khadra dari Samaria "tempat yang Hijau".
Arkeolog Michael Avi-Yonah mengidentifikasi Masjid Khadra dengan sinagoga yang dibangun oleh imam besar Samaria Akbon pada 362 Masehi. Sinagoga ini dibangun kembali tahun 1137 oleh Ab Giluga, seorang Samaria dari Acre.
3. Ada Bekas Arsitektur Gotik
Dari cerita lama beberapa ahli arsitektur Barat percaya, bangunan masjid sempat direnovasi karena ada bekas-bekas arsitektur Gotik di bagian-bagian masjid yang sekarang. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 1170-an, berdirilah gereja Tentara Salib dan menara lonceng.
Ahli geografi Arab Yaqut al-Hamawi mencatat pada tahun 1225, ketika Nablus berada di bawah pemerintahan Ayyubiyah, bangunan-bangunan tersebut dipugar menjadi sinagoga Samaria, yang ia sebut sebagai 'masjid besar' yang dihormati oleh orang Samaria. Kemungkin dari era inilah prasasti Samaria di dinding menara dibuat.
Advertisement
4. Diubah Jadi Masjid Tahun 1290
Dulu bangunan itu tahun 1242 dirusak oleh Ksatria Templar yang kemudian dihancurkan pada 1260 oleh bangsa Mongol. Ia diubah menjadi masjid pada tahun 1290 oleh Mamluk.
Saat itu adalah masa pemerintahan Sultan Qalawun yang penanda waktunya dibuktikan dengan prasasti. Hal ini juga yang membuat sebagian besar strukturnya masjidnya menyerupai arsitektur Mamluk dan sebuah mihrab ditambahkan ke masjid.
5. Hampir Hancur karena Perang
Menurut pemerintah Palestina dan Gush Shalom, selama Intifada Kedua dalam Pertempuran Nablus pada tahun 2002, buldoser Israel menghancurkan 85 oersen masjid, termasuk mihrab era Mamluk. Masjid Al-Khadra adalah satu dari tujuh masjid yang terkenal di Palestina selain Masjidil Aqsa.
Saat ini tidak diketahui dengan pasti bagaimana keadaan bangunan masjid semenjak perang antara Israel-Palestina meletus akibat serangan Hamas ke Israel pada Oktober tahun 2023 lalu. Bahkan di bulan Ramadhan, perang belum terlihat bakal berakhir dan korban terus berjatuhan.
6. Imam Masjid Al- Khadra
Berlokasi di kota Nablus yang merupakan pemukiman dengan posisi strategis di persimpangan antara dua jalan komersial kuno, masjid ini jadi tempat ibadah yang strategis. Apalagi Nablos berada 42 kilometer dari timur Tel Aviv, Israel, serta 110 kilometer ke barat Amman, Yordania, dan 63 kilometer ke utara Yerusalem.
Kota-kota dan kota-kota terdekat termasuk Huwara dan Aqraba di selatan, Beit Furik di tenggara, Tammun di timur laut, Asira ash-Shamaliya di utara dan Kafr Qaddum dan Tell di barat. Adapun Imam Masjid al-Khadra terakhir yaitu Maher Kharaz yang dijuluki 'Singa Putih', dicopot dari jabatannya karena menjadi tawanan Otoritas Palestina terhadap para imam militan pada 1996. Namun ia telah diangkat kembali pada 2006 lalu.
Disebutkan bahwa Kharaz, seorang anggota Hamas dan penentang Fatah, secara teratur menentang Otoritas Nasional Palestina yang dipimpin Fatah selama khotbah Jumat mingguannya. Kharaz ditangkap pada 23 September 2007 dalam 'tindakan keras' pimpinan Fatah lainnya terhadap Hamas.
Advertisement