Liputan6.com, Riyadh - Delegasi Amerika Serikat (AS) untuk Kebebasan Beragama mengatakan pada Senin (11/3/2024), mereka mempersingkat kunjungannya ke Arab Saudi setelah salah satu anggotanya diminta untuk melepaskan kipah atau penutup kepala yang dipakai oleh laki-laki Yahudi.
Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS (USCIRF) mengatakan delegasinya berada di dekat Riyadh untuk mengunjungi Diriyah, sebuah kota bersejarah dan situs warisan dunia UNESCO, ketika ketua komisi tersebut, rabi Ortodoks Abraham Cooper, menolak permintaan untuk melepas penutup kepalanya.
Advertisement
"Tidak seorang pun boleh ditolak aksesnya ke situs warisan, terutama yang dimaksudkan untuk menyoroti persatuan dan kemajuan, hanya karena eksis sebagai seorang Yahudi," tutur Cooper, seperti dilansir The Guardian, Kamis (14/3/2024).
USCIRF mengungkapkan Cooper dan wakilnya, Pendeta Frederick Davie, diundang untuk mengunjungi lokasi tersebut Selasa (12/3) lalu sebagai bagian dari kunjungan resmi mereka. Kemudian para pejabat meminta agar Cooper melepas kipahnya saat berada di lokasi tersebut dan kapan pun dia tampil di depan umum, sekalipun Kementerian Luar Negeri Arab Saudi telah menyetujui kunjungan tersebut.
"Arab Saudi sedang mendorong perubahan berdasarkan visi 2030," kata Cooper. "Namun, terutama di saat antisemitisme sedang berkecamuk, permintaan untuk melepas kipah saya membuat kami dari USCIRF tidak mungkin melanjutkan kunjungan kami."
Menyakitkan
USCIRF mengatakan sangat disayangkan hal ini terjadi pada perwakilan lembaga pemerintah AS yang mempromosikan kebebasan beragama. USCIRF adalah badan penasihat pemerintah AS yang diberi mandat oleh Kongres AS.
Davie menggambarkan insiden tersebut mengejutkan dan menyakitkan.
"Hal ini secara langsung bertentangan tidak hanya dengan narasi resmi pemerintah tentang perubahan, namun juga tanda-tanda nyata dari kebebasan beragama yang lebih besar di kerajaan yang kami lihat secara langsung," ujarnya
Kedutaan Arab Saudi di AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan antara Arab Saudi dan sekutu AS, Israel, terkait perang di Jalur Gaza. AS sendiri berupaya mendorong normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel setelah konflik selesai.
Baca Juga
Advertisement