Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI yang mampu masuk daftar 10 bank syariah terbesar di dunia. Menurutnya, ini bisa meningkatkan kepercayaan investor asing ke BSI.
Erick Thohir mengatakan, BSI resmi masuk ke jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar, seiring harga saham emiten bersandi BRIS ini yang melesat. Sehingga mendorong market cap perseroan tembus Rp131,47 triliun.
Advertisement
Torehan ini disebut lebih cepat dari target yang ditetapkan untuk masuk daftat tersebut pada 2025 mendatang.
Apresiasi investor asing yang merupakan institusi terpercaya di bidang investasi ini adalah sebuah kepercayaan luar biasa bagi BSI. Ini menjadi bukti bahwa kinerja kami yang tumbuh berkelanjutan memiliki nilai ekonomi yang potensial di masa depan,” kata Erick melalui keterangan resminya, Kamis (14/3/2024).
Erick mengatakan, pemerintah sebenarnya menargetkan BSI masuk dalam 10 besar bank syariah dunia berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Namun ternyata realisasinya lebih cepat yang membuktikan BSI memiliki resiliensi tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi.
Erick bilang ini menjadi pembuktian Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim mempunyai bank syariah terbesar dengan fundamental kinerja yang tangguh.
Kapitalisasi Pasar
Informasi, capaian kapitalisasi pasar terbesar itu mengacu pada penutupan harga saham BRIS pada perdagangan Rabu (13/3/2024). Kapitalisasi pasar BRIS menjadi Rp 131,47 triliun atau setara USD 8,44 miliar.
Secara global, BRIS berada pada peringkat 10 dengan kapitalisasi pasar terbesar bank syariah dunia di bawah Emirates Islamic Bank USD 10,38 miliar pada posisi 9 dan Abu Dhabi Islamic Bank USD 10,94 miliar pada posisi 8 terbesar.
Tembus Rekor
Mencermati penaikan saham BRIS, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi mengatakan, peningkatan BRIS sejalan dengan kondisi IHSG yang bergerak di rentang 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81. BRIS pun menjadi salah satu faktor pendorong yang turut menggerakkan IHSG menjadi hijau.
Hery menjelaskan saat ini sektor perbankan terutama Top 4 Banks masih menjadi andalan utama investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia karena kinerjanya yang stabil. Terlebih, 3 dari Top 4 Banks adalah induk dari BRIS yaitu, BMRI, BBRI dan BBNI.
“Pun kemudian ketika BRIS ternyata memiliki fundamental performance sangat baik, maka BRIS pun menjadi saham yang banyak dikoleksi investor,” ujarnya.
Keberhasilan BSI dalam menjaga kinerja positif ditunjukkan dengan pencapaian laba yang tumbuh 33,88 persen (yoy) menjadi Rp 5,70 triliun hingga kuartal IV/2023. Kontributor utama penopang kinerja positif BSI di antaranya adalah pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit, respon strategi yang tepat serta model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi.
Advertisement
Gerak Saham BRIS
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (13/3), saham BRIS dibuka pada level harga Rp2.610 dan ditutup pada Rp2.850 atau naik 9,62%. Dari harga penutupan tersebut, harga saham BRIS telah naik hingga 63,79% jika dihitung sejak awal tahun 2024 (YTD) atau naik 114% dalam satu tahun.
Dengan level harga BRIS saat ini, target price konsensus para analis di Bloomberg sebesar Rp 2.540 telah terlampaui. Di sisi lain, Hery menjelaskan, untuk menjaga kepercayaan publik, BSI juga terus aktif melakukan kegiatan update kepada investor potensial baik yang sudah maupun yang belum memiliki saham BRIS melalui berbagai kegiatan konferensi dan non-deal roadshow (NDR).
“Oleh karena itu kami pun tentu akan menjaga kepercayaan ini dengan terus meningkatkan kinerja semakin baik. Kami ingin menjadikan BSI sebagai salah satu bank transaksional terbaik di segmen retail maupun wholesale,” ujar Hery.