Atap Ruangan Kelas SMAN 1 Ciampea Bogor Ambruk, 7 Siswa Terluka

Kepala SMKN 1 Ciampea Sopan Guniadi mengatakan, peristiwa atap sekolah roboh terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Atap yang ambruk terdiri dari dua ruang kelas yaitu kelas IX dan XI.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 15 Mar 2024, 06:45 WIB
Atap gedung SMA Negeri 1 Ciampea, Kabupaten Bogor, ambruk, pada Kamis (14/3/2024). (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Atap gedung SMA Negeri 1 Ciampea, Kabupaten Bogor, ambruk, pada Kamis (14/3/2024). Sedikitnya tujuh siswa mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan atap bangunan.

Peristiwa ambruknya atap dua ruang kelas terjadi pada saat jam istirahat. Bersamaan dengan itu, kondisi wilayah tersebut tengah diguyur hujan.

Kepala SMAN 1 Ciampea Sopan Guniadi mengatakan, peristiwa atap sekolah roboh terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Atap yang ambruk terdiri dari dua ruang kelas yaitu kelas IX dan XI.

"Kejadiannya saat jam istirahat, tiba-tiba atap bangunan ambruk," kata Sopan, Kamis (14/3/2024).

Ia mengungkapkan sejumlah siswa dan siswi terluka akibat tertimpa material bangunan yang ambruk. Namun Sopan tidak menyebut secara pasti jumlah siswa yang terluka.

"Karena pada puasa jadi sebagian (pelajar) ada di ruang kelas, sebagian lagi di dalam," kata dia.

Camat Ciampea, Pardi menyebutkan sedikitnya ada tujuh siswa SMAN 1 Ciampea yang terluka parah. Dari ketujuh siswa ini ada yang dilarikan ke Puskesmas Ciampea, RSUD Leuwiliang hingga ke tukang urut.

Adapun identitas ketujuh siswa tersebut yakni Citra, Mutia, Zahwa, Ayu, Rasya, Septedy, dan Mulki.

"Sebagian besar dibawa ke RSUD Leuwiliang. Sementara yang berada di luar kelas saat kejadian mengalami syok," ucap Pardi.

 


Siswa Dievakuasi

Atap gedung SMA Negeri 1 Ciampea, Kabupaten Bogor, ambruk, pada Kamis (14/3/2024). (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani mengatakan, sesaat setelah menerima laporan kejadian tersebut, petugas gabungan langsung menuju lokasi dan mengevakuasi siswa-siswi yang terluka.

"Sebagian korban langsung dibawa dan ditangani oleh dokter RSUD Leuwiliang," ujarnya.

Usai kejadian, sejumlah guru dan para pelajar tersebut sempat mencari dan berupaya mencari buku pelajaran dan perlengkapan sekolah mereka dibawah reruntuhan atap baja ringan dan genting.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya