4.000 Dokter di Kenya Lakukan Aksi Mogok Kerja

Dampak dari aksi mogok kerja para dokter ini terasa di seluruh negeri dengan banyak pasien yang ditinggalkan atau ditolak dari rumah sakit.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Mar 2024, 11:12 WIB
Ilustrasi dokter. (Dok. Unsplash/Hush Naidoo)

Liputan6.com, Nairobi - Para dokter di rumah sakit-rumah sakit umum di Kenya memulai mogok kerja nasional pada Kamis (14/3/2024). Mereka menyebut pemerintah gagal melaksanakan janji-janji dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada tahun 2017.

Persatuan Apoteker dan Dokter Gigi Praktisi Medis Kenya (KMPDU) menjelaskan mereka melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut perlindungan medis yang komprehensif bagi para dokter dan karena pemerintah belum menempatkan 1.200 dokter magang. Demikian seperti dilansir AP, Jumat (15/3).

Sementara itu, Sekretaris jenderal KMPDU Dr. Davji Bhimji mengungkapkan 4.000 dokter ikut serta dalam aksi mogok tersebut meskipun ada perintah pengadilan perburuhan yang meminta serikat pekerja menunda aksinya agar dapat melakukan pembicaraan dengan pemerintah.

Wakil sekretaris jenderal serikat pekerja Dr. Dennis Miskellah menegaskan mereka akan mengabaikan perintah pengadilan seperti halnya pemerintah mengabaikan tiga perintah pengadilan untuk meningkatkan gaji pokok bagi dokter dan mempekerjakan kembali dokter yang diskors.

Miskellah menambahkan bahwa dokter magang merupakan 27 persen dari total tenaga kerja di rumah sakit umum di Kenya dan ketidakhadiran mereka berarti semakin banyak orang sakit yang ditolak masuk rumah sakit. Namun, beberapa dokter tetap bertugas untuk memastikan pasien di unit perawatan intensif tidak meninggal.


Derita Dokter di Kenya

Ilustrasi Rumah Sakit (Dok. Pixabay)

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi terkemuka, Citizen TV, Miskellah menuturkan sejumlah dokter melakukan bunuh diri karena frustrasi terkait pekerjaan, sementara yang lain harus menggalang dana untuk mengobati penyakit mereka karena kurangnya jaminan kesehatan yang komprehensif.

Dampak dari aksi mogok kerja para dokter ini terasa di seluruh negeri dengan banyak pasien yang ditinggalkan atau ditolak dari rumah sakit.

Pauline Wanjiru mengatakan dia membawa putranya yang berusia 12 tahun untuk mendapatkan perawatan karena patah kaki, namun dia ditolak dari rumah sakit di daerah Kakamega di Kenya Barat.


Sejarah Pahit Aksi Mogok Kerja Dokter

Ilustrasi Kenya. (Dok. Unsplash)

Pada tahun 2017, para dokter di rumah sakit umum di Kenya mengadakan aksi mogok selama 100 hari – yang merupakan aksi mogok terlama yang pernah dilakukan di negara tersebut – untuk menuntut upah yang lebih baik dan agar pemerintah memulihkan fasilitas kesehatan masyarakat yang bobrok di negara tersebut. Mereka juga menuntut pelatihan berkelanjutan dan perekrutan dokter untuk mengatasi kekurangan tenaga profesional kesehatan.

Saat itu, dokter umum, yang menjalani pelatihan selama enam tahun di universitas, memperoleh gaji pokok sebesar USD 400-USD 850 per bulan atau sekitar Rp6,2 juta-Rp13,2 juta (kurs Rp15.620), serupa dengan beberapa polisi yang hanya menjalani pelatihan selama enam bulan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya