Modal Investasi Lebih Murah, BEI Luncurkan Produk Derivatif Single Stock Futures

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, SSF merupakan perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Mar 2024, 11:38 WIB
Pengenalan single stock futures dan implementasi papan pemantauan khusus BEI, Jumat (15/3/2024). (Foto: tangkapan layar/Pipit IR)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan produk derivatif yakni Single Stock Futures (SSF). Produk ini akan melengkapi produk derivatif yang sudah dimiliki oleh BEI selama ini, yaitu LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesian Government Bond Futures, dan Basket Bond Futures.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, SSF merupakan perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan. Berbeda dengan produk derivatif BEI lainnya yang didasari oleh indeks saham dan surat utang negara, efek yang mendasari SSF adalah saham.

SSF juga memiliki satuan kontrak yang paling rendah dibanding produk derivatif lainnya, sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk dapat mulai berinvestasi SSF lebih kecil.

"Jadi yang menjadi underline-nya ini nanti adalah saham. Ini adalah salah satu produk atau instrumen yang bisa digunakan oleh investor untuk mendapatkan keuntungan baik pada saat market bullish maupun sedang bearish," kata Jeffrey dalam edukasi wartawan pasar modal, Jumat (15/3/2024).

Untuk tahap pertama, BEI akan meluncurkan 15 seri Single Stock Futures  yang terdiri dari 5 underlying saham yang ada di LQ45. Antara lain, BBCA BBRI, TLKM, ASII, dan MDKA dengan masing-masing periode kontrak yaitu 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan.

Sehingga total akan ada 15 seri yang akan diluncurkan. Untuk mendukung transaksi SSF, Bursa telah menyiapkan beberapa strategi. Bursa akan memperbaiki sekaligus memberikan infrastruktur dan proses bisnis yang lebih baik utamanya kepada anggota bursa (AB).

 


Diharapkan Partisipasi Anggota Bursa

Pengenalan single stock futures dan implementasi papan pemantauan khusus BEI, Jumat (15/3/2024). (Foto: tangkapan layar/Pipit IR)

Jika selama ini di produk derivatif bursa hanya ada 1 AB yang aktif, untuk SSF dan produk derivatif lainnya ke depan diharapkan partisipasi dari anggota bursa akan lebih banyak. Bursa juga akan memberikan pendampingan dalam proses AB menjadi anggota bursa derivatif. Serta dukungan sistem yang kami kerjasama dengan IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI), anak usaha Bursa (Indonesia Stock Exchange/IDX).

Dari bisnis proses, proses pembukaan rekening derivatif akan menjadi lebih mudah dengan infrastruktur yang disediakan oleh SRO dan diimplementasikannya POJK 15/2023.  

"Dengan demikian, kami harapkan coverage produk ini terhadap anggota bursa dan kepada investor akan meningkat. Seluruh produk yang diluncurkan oleh Bursa ujung-ujungnya adalah untuk memberikan keuntungan kepada para investor," kata Jeffrey. Saat ini sudah ada lebih dari 15 AB yang menyatakan minat untuk bergabung sebagai anggota bursa derivatif. 6 di antaranya sedang diproses secara intensif oleh Bursa, dan 1 sudah selesai seluruh prosesnya yaitu Binaartha Sekuritas.


BEI Bakal Luncurkan Produk Derivatif Single Stock Futures

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menambah variasi produk derivatif. Salah satunya menyiapkan produk derivatif yakni Single Stock Futures (SSF) yang bakal meluncur.

Produk SSF itu akan meningkatkan variasi produk derivatif yang telah dimiliki bursa sebelumnya yakni LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesian Government Bond Futures, dan Basket Bond Futures. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (8/3/2024).

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, SSF merupakan perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.

"Berbeda dengan produk derivatif BEI lainnya yang didasari oleh indeks saham dan surat utang negara, efek yang mendasari SSF adalah saham. SSF juga memiliki satuan kontrak yang paling rendah dibanding produk derivatif lainnya, sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk dapat mulai berinvestasi SSF lebih kecil," kata dia dalam keterangannya.

Sebagai produk derivatif, Jeffrey menuturkan. Single Stock Futures menawarkan berbagai manfaat yang tidak bisa ditemukan pada instrumen investasi lainnya.

Salah satunya adalah modal transaksi yang rendah, yang mana investor dapat membeli saham hanya dengan membayar minimum empat persen dari modal yang dikeluarkan jika membeli saham biasa. Ketentuan modal minimum tersebut juga dapat ditetapkan lebih tinggi oleh anggota bursa.

"SSF juga memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portofolio dan mendapat keuntungan baik pada saat pasar naik maupun turun. Apabila kondisi pasar sedang mengalami tren penurunan, investor dapat mengambil posisi short dan mengambil keuntungan apabila saham yang mendasari SSF turut mengalami penurunan harga, begitupun sebaliknya," ujar dia.

 


Rangkaian Kegiatan Sosialisasi

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di samping itu, Jeffrey menambahkan, pihaknya akan terus mengadakan rangkaian kegiatan sosialisasi agar investor pasar modal mendapat pemahaman yang mendalam mengenai produk derivatif yang ada di BEI dan mulai memanfaatkan produk tersebut untuk mengoptimalkan keuntungan.

"Pada akhir 2023 kami telah mengadakan sosialisasi mengenai produk non-saham termasuk derivatif di Kota Surabaya dan Medan. Kami juga telah mengadakan acara Structured Product Day pada bulan November 2023 lalu secara online untuk mengenalkan produk-produk non-saham," tutur dia.

Selain itu, Jeffrey menuturkan, bursa akan senantiasa bersikap adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan. "Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dari pelaku pasar agar produk yang dikembangkan oleh BEI tepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan Investor pasar modal Indonesia," ujar Jeffrey.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya