Sikat Gigi, Kopi hingga Kamera, Ini 5 Penemuan Cendekiawan Muslim yang Digunakan Sampai Kini

Berikut penemuan-penemuan "warisan" peradaban Islam yang masih berguna hingga kini

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 16 Mar 2024, 04:00 WIB
Kopi. (Foto: Liputan6.com/Dyah Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Peradaban Islam berkontribusi besar terhadap dunia. Bahkan ada penemuan terkemuka yang hingga saat ini masih terus dapat dimanfaatkan di semua bidang dan lapisan masyarakat, mulai dari temuan di bidang kedokteran, arsitektur, keuangan, dan lainnya.

Peradaban Islam mampu membentuk dunia melalui sejumlah penemuan yang terus digunakan sampai masa sekarang, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut penemuan-penemuan "warisan" cendekiawan Muslim yang masih berguna hingga kini, dilansir Doha News.

1. Sikat Gigi

Manusia modern menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dengan rutin menyikat gigi. Namun diketahui, Nabi Muhammad SAW lah yang memelopori penggunaan sikat gigi.

Berbicara kepada CNN pada 2010, Ketua Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban Salim al-Hassani mengatakan bahwa Nabi Muhammad pertama kali menemukan sikat gigi pada tahun 600, atau abad ke-6 hingga ke-7.

Sebelum memiliki bentuk seperti saat ini, sikat gigi pertama berasal dari ranting pohon Meswak atau siwak. Bagian atas ranting yang dipotong menjadi serupa sikat dan digosokkan pada gigi untuk membersihkannya.

Penelitian modern menemukan bahwa tanaman yang juga dikenal sbeagia Salvadora persica atau "pohon sikat gigi" itu memiliki aktivitas antimikroba dan membantu mencegah radang gusi.

Penemuan alat kebersihan juga hadir sebagai bagian dari pentingnya kebersihan diri dalam Islam.

2. Kopi

Kopi adalah salah satu penemuan paling terkenal oleh umat Islam, yang berasal dari Yaman pada abad ke-9. Biji serupa kacang yang dianggap ajaib ini telah membantu para sufi begadang semalaman untuk berdoa sebelum mencapai Suriah dan Turki pada abad ke-13.

Biji kopi pertama kali ditemukan lebih dari 1.200 tahun yang lalu ketika seorang penggembala menemukan kambingnya menjadi hiperaktif setelah memakan biji kopi. Biji tersebut akhirnya diujicobakan dan direbus hingga dikenal sebagai minuman ajaib.

“Kopi adalah emas bagi orang biasa, dan seperti emas, kopi memberikan perasaan mewah dan mulia kepada setiap orang,” tulis Syekh ’Abd al-Kadir dalam Manuskrip paling awal tentang sejarah kopi pada tahun 1588.

Biji kopi tersebut akhirnya mencapai Eropa pada abad ke-16 setelah dibawa oleh Italia. 

 


3. Peta

Ilustrasi peta dunia. (Foto by AI)

Hal pertama yang terlintas dalam pikiran saat tersesat adalah menggunakan aplikasi navigasi, seperti Google Maps.

Sebelum didigitalkan, peta membantu orang-orang sepanjang sejarah untuk bernavigasi di seluruh dunia. Dipercaya bahwa pembuatan peta paling awal dilakukan pada tablet tanah liat sebelum kertas akhirnya diperkenalkan, di Bagdad pada abad ke-8.

Salah satu peta paling terkenal berasal dari abad ke-12, dibuat oleh kartografer Andalusia, Al-Idrisi di Sisilia. Ia mampu memberikan ilustrasi akurat tentang dunia yang menjadi peta tujuan bagi semua penjelajah.

 


4. Jam

Jam tangan (Foto: Unsplash/Andrea Natali)

Alat penunjuk waktu juga ditemukan oleh cendekiawan Muslim.

Sebelum jam tangan menjadi digital dan perangkat pintar menjadi alat untuk mengetahui waktu, jam sudah ada. Kembali ke tahun 1.200an, penemu Muslim Ismail Al-Jazari membuat ‘jam gajah’ setinggi tiga meter di antara berbagai penemuan jam lainnya.

Penemuan ini akan membantu umat Islam mengetahui waktu salat lima waktu, mulai dari fajar hingga salat malam.

Itu termasuk jam air bertenaga berat yang ditempatkan di patung gajah. Gajah yang sama juga membawa naga, burung phoenix, dan sorban yang mewakili berbagai budaya.

Penemuan lain oleh Al-Jazari termasuk robot yang menghasilkan suara setiap kali satu jam berlalu.

 


5. Kamera

Ilustrasi kamera analog (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Ketika Anda mengambil selfie harian, atau foto secangkir kopi di pagi hari, Anda mungkin ingin mengingat untuk berterima kasih kepada Ibn Al-Haitham.

Kamera dikembangkan berkat adanya temuan “kamera obscura” Ibnu Al-Haitham yang terkenal sekitar tahun 1.000, untuk memahami penglihatan manusia dengan menggunakan pantulan cahaya.

Studi mendalam sang penemu tentang penglihatan manusia mengesampingkan teori Yunani yang percaya bahwa cahaya itu sendiri dipancarkan dari mata. Temuannya membawa kemajuan pengetahuan dan studi optik di dunia Muslim.

Ibnu Al-Haitham mengembangkan kamera obscura dengan menggunakan kamera lubang jarum yang diposisikan di ruangan gelap. Melalui lubang jarum tersebut, penemu Muslim tersebut dapat menelusuri jalur cahaya, yang menghasilkan gambar objek terbalik pada selembar kertas putih yang ditempatkan di ujung lain kamera.

Ia kemudian menamai penemuan tersebut “qamara” hingga kemudian dikenal dengan nama “kamera”.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya