Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia bergerak semakin cepat. Berbagai pabrikan baru, terutama dari Tiongkok banyak masuk ke pasar otomotif nasional, dengan langsung membawa berbagai model ramah lingkungan.
Namun, di pasar Tanah Air, pabrikan asal Jepang, seperti Daihatsu masih terlihat santai dengan tidak ikut menghadirkan mobil ramah lingkungan melihat banyak pesaingnya yang bergerak agresif. Meskipun begitu, diyakini, jenama yang terkenal dengan kendaraan kompaknya ini tengah mempersiapkan model ramah lingkungan.
Advertisement
Menurut Sri Agung Handayani, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), pihaknya berkilah jika masih ingin fokus melayani konsumen pembeli pertama, yang memang belum terlalu memikirkan perkembangan kendaraan elektrifikasi.
"Market itu kan ada di bawah, ada sampai atas. Kita itu 70 persen market Daihatsu, first car buyer baik ritel maupun komersial. Ijinkan kita, layani itu dulu," jelas Agung, saat ditemui saat buka puasa bersama, di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Saat ini, Daihatsu memang belum menjual mobil elektrifikasinya. Padahal, jika berbicara global, Daihatsu sudah Rocky hybrid, dan juga Toyota Yaris Cross menggunakan platform dari Daihatsu New Global Architecture (DNGA).
Sebelumnya, Daihatsu juga telah memajang konversi Ayla listrik di GIIAS 2022 dan juga mobil konsep komersial listrik Vizion-F di GIIAS 2023. Jadi, jika berbicara teknologi, Daihatsu sudah sangat bisa untuk menghadirkan model hybrid yang dijual secara umum.
"Kita menuju ke sana (mobil hybrid), tunggu saja," ungkap Agung singkat.
Daihatsu Tunggu Insentif Hybrid?
Sementara itu, bisa jadi Daihatsu memang menunggu keputusan terkait insentif mobil hybrid yang akan diberikan oleh pemerintah.
Pasalnya, imej Daihatsu sebagai pabrikan mobil kompak, dan harga terjangkau memang sudah melekat di tengah konsumen, dan hal tersebut juga harus berlaku ketika jenama Sakura ini menghadirkan kendaraan elektrifikasi.
"Nanti kita lihat dulu ketentuannya (dari aturan insentif mobil hybrid) akan pengaruhnya berapa besar. Kan ada konsumen yang harus dilihat, edukasinya. Kita nggak boleh lihat dari sisi kita, tapi dari sisi kesiapan di konsumen karena jualan Daihatsu bukan di kota aja. Jualan kita gedenya di city dan sub-urban," pungkas Agung saat ditanya insentif hybrid.
Advertisement