Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, hubungan antara suami dan istri dibangun atas dasar saling menghormati, saling mendukung, dan saling menghargai. Wanita yang kurang ajar kepada suaminya merupakan perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama dan nilai-nilai kekeluargaan yang diajarkan dalam Islam.
Ini mencakup sikap tidak sopan, kurangnya penghargaan, atau perilaku yang merendahkan martabat suami. Contoh-contoh perilaku kurang ajar tersebut dapat beragam, mulai dari ucapan yang kasar, sikap meremehkan, hingga perilaku yang tidak menghormati peran suami dalam keluarga.
Salah satu contoh perilaku kurang ajar wanita terhadap suami adalah dengan membanding-bandingkan suami dengan orang lain secara negatif. Misalnya, ketika wanita secara terus-menerus menyinggung kekurangan suami di hadapan orang lain atau membandingkannya dengan suami orang lain yang dianggap lebih baik. Hal ini tidak hanya merendahkan martabat suami, tetapi juga dapat merusak keharmonisan rumah tangga.
Selain itu, sikap tidak hormat terhadap keputusan dan otoritas suami juga merupakan contoh perilaku kurang ajar. Wanita yang menentang secara terus-menerus keputusan suami tanpa alasan yang kuat atau memperlihatkan sikap tidak kooperatif dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan suami istri. Sikap seperti ini dapat mengganggu kedamaian dan kestabilan rumah tangga.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Perempuan Harus Bersikap Lembut
Tidak menghargai upaya dan pengorbanan suami juga merupakan contoh perilaku kurang ajar. Misalnya, ketika wanita tidak menghargai pekerjaan keras suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga atau tidak memberikan dukungan yang memadai terhadap upaya suami untuk menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab.
Dalam Islam, wanita diajarkan untuk bersikap lembut, penuh kasih sayang, dan menghormati suami sebagai pemimpin keluarga. Perilaku yang kurang ajar terhadap suami tidak sesuai dengan ajaran agama dan dapat mengganggu keharmonisan serta ketenangan rumah tangga. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk senantiasa memperhatikan perilaku dan sikapnya terhadap suami, serta berusaha untuk memperbaiki diri agar dapat menjaga hubungan yang harmonis dalam keluarga.
Lalu, bagaimana sholatnya perempuan yang senantiasa kurang ajar kepada suaminya? Apakah Allah terima sholat perempuan tersebut?
Mengutip Voa-Islam.com, suami adalah satu pintu besar dari pintu surganya. Mematuhi suami dalam kebaikan adalah jalan menuju surga. Karenanya, janganlah seorang istri kurang ajar, menyombongkan diri dan membangkang terhadap suaminya.
Dari al-Husain bin Mihshan Radhiyallahu 'Anhu, bahwa bibinya mendatangi Rasulullah SAW untuk satu keperluan. Setelah selesai, Rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Apakah kamu punya suami?” Ia menjawab, “ya.”
“Bagaimana sikapmu terhadapnya?” tanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Ia menjawab, “Aku selalu melayaninya, kecuali apa yang tak kumampu.”
Kemudian beliau bersabda,
انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Perhaitkan posisimu terhadapnya, karena dia adalah surgamu dan nerakamu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Advertisement
Aneh Jika Perempuan Selalu Sholat, Namun Masih Memiliki Perilaku Kurang Ajar
Sabda Nabi SAW kepada bibi Al-Husain juga berlaku kepada setiap muslimah. Berlaku bagi setiap istri. Perhatikan kedudukanmu di sisinya. Apakah engkau sesuai keinginannya, sayang kepadanya, melayaninya, menghiburnya saat sulit, menyambut seruannya? Jika demikian maka keridhaannya menjadi sebab istri masuk surga.
Ataukah engkau jauh dari harapannya, sering membuat jengkel dirinya, menentang dan durhaka kepadanya, dan kufur terhadap kebaikannya,? Jika demikian maka kemurkaan dan kemarahan suami menjadi sebab si istri masuk neraka.
Bahkan di hadis lain, sholat seorang wanita tidak akan diterima dan diangkat kepada Allah karena sebab kemurkaan suami terhadapnya.
Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda,
ثلاثة لا تجاوز صلاتهم آذانهم العبد الآبق حتى يرجع وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط وإمام قوم وهم له كارهون
“Tiga orang yang shalat mereka tidak melampaui telinga mereka. Yaitu budak yang kabur sampai dia kembali, isteri yang tidur sementara suaminya marah kepadanya, dan pemimpin sebuah kaum dan kaum itu membencinya.” (HR. Al-Tirmidzi dan beliau berkata: hasan gharib. Syaikh Al-Albani menghasankannya di Misykah Al-Mashabih, no. 1122)
Dalam Sunan Ibni Majah dengan isnad hasan, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW,
ثلاثة لا ترفع صلاتهم فوق رءوسهم شبرا : رجل أم قوما ، وهم له كارهون ، وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط ، وأخوان متصارمان
“Tiga orang yang sholat mereka tidak akan terangkat melebihi kepala mereka walau sejengkal saja: seseorang yang mengimami satu kaum semetara mereka membencinya, wanita yang tidur semetara suaminya marah kepadanya, dan dua saudara yang saling memutuskan hubungan.”
Dalam hadis ini, dapat juga dipahami, bahwa tanda diterimanya sholat seorang istri adalah dengan ridha suaminya kepadanya. Bahwa shalat seorang istri akan diangkat kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala jika suaminya ridha kepadanya.
Sangat aneh, ada seorang wanita selalu mengenakan pakaian sholat, dekat dengan sajadahnya, dan mushaf berada di tangannya. Namun, ia tak peduli kebutuhan suaminya terhadap dirinya. Ia tidak patuh kepada suaminya. Bahkan menyombongkan diri dan menentang suaminya. Sungguh, shalat dan berbagai ibadah wanita ini sangat sulit diterima Allah SWT. Wallahu a’lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul